Darah segar mengalir dari kepala bagian belakang seorang pejalan kaki, perempuan itu tergeletak lemah dan mengerjap, memfokuskan pandangan kepada remaja laki-laki yang berdiri di dekatnya.
“Tolong,” lirih perempuan itu.
“Aku baru menemukan hal lucu hari ini, kau tau apa itu? Seorang korban meminta pertolongan kepada pelaku yang membuatnya akan mati. Hahaha lucu sekali.” Devon tergelak seraya memegang perutnya, tetapi kemudian berhenti kala melihat tangan korbannya penuh luka sayat.
“Aku tahu dari tatapan matamu, kalau kau suka menyiksa diri. Aku hanya membantu mempercepat prosesnya, kau mau mati bukan,” ucap Devon. Miris sekali perempuan yang sering ia jumpai diperjalanan saat menuju rumah Kayrani.
Perempuan yang selalu mencakar dan menyakiti diri sendiri menggunakan cutter atau beling.
Korban Devon itu menutup matanya perlahan, menunggu hembusan napasnya yang terakhir datang. Dalam hati dirinya bersyukur karena tidak lagi menderita di bumi ini dengan self harm, lebih baik ia mati ditangan orang lain.
“Saya menemukan perempuan dengan keadaan tidak bernyawa, di jalan Merak.” Devon menelpon ambulan.
Hujan mulai turun dan orang-orang mulai berdatangan ingin melihat apa yang tengah terjadi, saat sirine ambulan mulai terdengar. Devon membenarkan topi lalu melihat korabnnya yang diangkat oleh petugas ambulan.
Jovan sahabat lo :
•Seorang Perempuan Ditemukan Tidak Bernyawa diJalan Merak.
•Gue tau, itu lo, ‘kan?“Lo tahu jawabannya,” gumam Devon, kemudian meninggalkan kerumunan.
-o0o-
“Kamu kalau bepergian harus jaga diri, ya. Liat tuh, korban perampokan sama begal ramai dibicarain, apalagi ada yang sampai dibunuh, hih amit-amit. Kok tega ya, sambit leher orang pakai celurit,” cerocos Mama Kayrani. “Mama takut kalau kamu jadi korbannya, Kay.”
“Jangan bilang begitu, ih, Ma! Kay ngeri tau,” tutur Kayrani takut, matanya terus menatap tayangan berita di televisi, tetapi bibirnya tidak berhenti mengunyah wafer.
“Mama itu ngasih tau kamu, supaya bisa jaga diri.”
“Iya, Ma.” Angguk Kayrani.
Mama Kayrani menatap anaknya yang sedang mengunyah, kaleg wafer itu diapit anaknya menggunakan kaki.
“Jangan cuma iya-iya aja. Nah, itu….” Jeda Mama, tangannya menunjuk kaleng, “mana ada anak perawan pegang tempat makan kaya gitu? Bisa ngeluh ibu mertua kamu nanti, punya mantu, kok kaya begini modelnya.”
“Ada kok, Ma. Bukan aku satu-satunya,” jawab Kayrani polos.
Mama menatap Kayrani bengis, keluarlah omelannya lagi. “Kalau dinasehati ngejawab terus! Kamu itu, Kay…pantesan gak ada yang mau sama kamu.”
Gadis itu bukannya takut malah tersenyum lebar, “ada loh, Ma. Yang mau sama Kay.” Otaknya membayangkan wajah rupawan Devon.
“Hm, masa sih?” tanya Papa yang dari tadi membaca koran.
“Iya, Pa. mana pernah Kay bohong,” ucap Kayrani.
“Mau mama sebutin semua kebohongan kamu? Pakek pura-pura gak punya dosa, gak baik loh, Kay.”
Kayrani menyengir lebar, debat sama mama itu gak ada habisnya. Jadi ia mengalah saja dan melepaskan kaleng dari kakinya.
“Jangan marah dong, Mama Sayang….” Rayu Kayrani seraya memeluk tangan mamanya.
“Kalau udah akur, pasti papanya gak dianggap,”cibir papa.
-o0o-
“Mama semakin cantik.” Devon mengusap pipi mamanya yang tidak lagi tembam seperti dulu, “yang betah di sini, ya, Ma. Jangan tinggalin anak Mama sendirian.”Remaja itu terus mengajak berdialog nyawa yang tak lagi hidup, merasa puas ia keluar kamar mamanya . menoleh kesana-kemari. Sesaat dia menyadari kalau hidupnya sangat sepi.
Namun tidak apa-apa, asalkan mama masih ada di dekatnya. Kalimat itu yang selalu Devon tanam dalam benaknya.
Kalau ada orang bawa pergi Mama dari aku, maka Devon sendiri yang ambil nyawa orang itu. Ujar Devon dalam hati.
Jika memang jalan yang harus ia tempuh, demi mempertahankan orang yang disayang, kenapa tidak?
Cowok itu masuk ke dalam kamarnya sendiri untuk mengambil hoodie dan topi, sebelum ia mencari korban ada baiknya ia tampil menawan, tapi sebelum itu, ia harus memata-matai sebentar apakah orang itu layak dijadikan korban.
Saat akan keluar pagar ponselnya berbunyi.
Kayrani Angeline 12 MIPA 1 :
•Dev.
•Jangan lupa kerjain tugas fisika, ya.
•Besok aku mau nyontek dikit punya kamu sedikit aja, kok!Tidak ada nama khusus untuk memanggil gadis itu, setelah membalas pesan Kayrani cowok itu melanjutkan perjalanannya mencari mangsa.
Namun lagi-lagi getar ponselnya membuatnya berdecak. Devon mendengkus, sebelum mengangkat panggilan dari pacarnya.
“Kenapa?” Devon menjaga intonasi suara agar tidak kelihatan sekali kesalnya.
“Bisa anterin aku, gak? Bisa, ya, pasti bisa.”
Maksa banget ini cewek!
“Kemana?”
“Sebenarnya…aku tuh, lagi pengen jalan-jalan. Makan angin aja juga gak papa, ya-ya, Dev….” Devon tau kalau di seberang sana Kayrani memasang mimik melas.
“Oke, aku jemput kamu sekarang.”
“Sip! Aku tunggu, makasih, Dev Sayang!”
Hm, mungkin lain kali saja membunuhnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED ✓
Teen Fiction• PERINGATAN! 16+ • FOLLOW AKUN AKU, DULU, YA^^. WANTED! _________ Kayrani Angeline, baru mengetahui kalau pacarnya, Devilio Devon adalah seorang sosiopat. Ia ingin lepas dari hubungan mereka yang tidak sehat, sebab, cowok itu selalu berlaku kasar k...