12.2. Where Are You?

1K 99 3
                                    

“Sebuah partikel bermuatan +5 µC diletakkan pada garis hubung dan di antara partikel-partikel bermuatan -9,0 µC dan -4,0 µC, yang berjarak 0,50 m. Dimanakah partikel bermuatan +5,0 µC harus diletakkan agar partikel tersebut tidak merasakan gaya coulomb yang disebabkan oleh kedua partikel tersebut. Yang bisa, kerjakan ke depan. Jangan takut salah!”

Kayrani memandang papan tulis dengan tatapan kosong. Mengabaikan seruan Guru Fisika yang meminta semua anak untuk mencoba mengerjakan, kini fokusnya tengah terpecah. Ia memikirkan Devon yang tak kunjung kembali, padahal cowok itu telah melewatkan tiga mata pelajaran hari ini.

“Kalau hanya melamun soalnya tidak akan selesai!”

Di mana cowok itu sekarang? Kenapa dia tidak menghubungi dirinya? Tiba-tiba tanpa Kayrani duga, Guru Fisika telah melayangkan spidol ke arahnya.

“Fisika itu butuh konsentrasi tinggi! Kalian harus fokus kepada saya, pada penjelasan saya. Dan kalau nanti kalian mengerjakan soal dari awal sudah salah, semuanya juga akan salah. Mangkanya, jangan salahkan saya kalau nilai kalian jelek.” Guru tersebut berjalan mengambil spidol yang sudah dipegang Kayrani. Murid di kelas 12 MIPA 1 menundukkan kepalanya, bahkan bergerak sedikitpun mereka tidak berani.

“Masih tidak bisa fokus? Silahkan keluar, tidak usah mengikut pelajaran saya.”

Ketegangan di kelas ini berlangsung selama dua jam. Mereka baru bisa bernapas lega saat bel istirahat berbunyi.

Jovan menggigit sedotan, matanya menatap Kayrani yang balik melihatnya.
“Kita harus tanya Nalta. Feeling gue, dia tahu di mana Devon berada.”

“Dari awal kedatangan Nalta. Gue udah curiga mereka punya hubungan, maksudnya hubungan yang gak baik,” ungkap Kayrani. “Tapi, apa Devon gak hubungi lo, Jov?”

Kepala gadis itu tertunduk lesu, kala Jovan menggeleng.

“Kira-kira, berapa lama dia pergi?”

-o0o-

Pintu rumah Devon didobrak oleh beberapa pria. Mereka langsung menelusuri rumah besar itu.

“Kalian!” mata Ellena membelalak ketika melihat orang-orang yang selama ini selalu mengawalnya.

“Nona Ellena, apalah Anda baik-baik saja?”

Ellena memperhatikan satu persatu bodyguardnya yang dirinya tipu untuk bisa kabur beberapa hari lalu, sebelum dirinya diculik Devon. “Kenapa kalian bisa di sini?”

“Orang yang menculik Anda sudah ditangkap. Nona sekarang bisa pulang.” Bodyguard itu maju, ingin mendekati Nona-nya yang berdiam. Akan tetapi gadis itu malah menghindari mereka. “Ada apa Nona?”

“Aku tidak mau pulang. Kembalikan cowok itu!”

Para bodyguard tersebut meneliti badan majikannya, sontak mereka membulatkan mata begitu tahu leher Nona mereka terdapat luka parah yang belum sembuh.

“Mengapa dengan leher Nona? Apakah penculik yang melakukan hal itu? Nona harus segera di bawa ke rumah sakit.”

“Aku tidak mau! Dan tidak akan pergi dari sini!” jerit Ellena kemudian berlari menuju tangga. Sayangnya gerakannya kalah cepat dengan bodyguardnya. Ellena terus meronta, memukul, bahkan menggigit tangan-tangan yang mencekal dirinya.

“TOLONG!”

Bodyguard Ellena kelabakan, gadis itu berteriak keras mungkin ingin menarik perhatian warga sekitar. Hal itu tidak berlangsung lama karena salah satu penjaganya memilih untuk membiusnya.

“Syut... mereka bakal habisin kita kalau ketahuan,” bisik Jovan. Telapak tangannya sibuk membekap bibir Kayrani.

Mereka berdua berjongkok di balik pohon dan rumput yang tertata rapi di taman rumah Devon. Sebenarnya mereka sudah berada di sini semenjak para bodyguard mendobrak pintu masuk. Kayrani dan Jovan memutuskan untuk membolos, sebab tidak tahan lagi untuk memastikan keberadaan Devon.

Dua anak manusia itu menelusuri penjuru rumah Devon, nihil! Tidak ada sosok sosiopat itu. Mereka hanya bisa menatap kosong rumah yang sangat sepi ini, sambil bertanya-tanya dalam hati. Di manakah Devon? Apa yang terjadi kepadanya? Apa dia baik-baik saja?

-o0o-

Devon menatap hamparan awan yang dilewati oleh pesawat yang ia naiki. Seperti penjahat kelas kakap dirinya duduk di sampingi oleh Joni, di depannya ada juga dua orang, belakang, dan samping. Mereka ialah orang suruhan Dirga Devilio.

Tidak lama Devon tertawa pelan. “Bego,” rutuknya kepada dirinya sendiri yang baru menyadari kalau tiada penumpang lain selain mereka. “Alexandre Dirga Payah!”

Serentak orang-orang di dekatnya langsung menoleh kepadanya. Devon cuek saja. Ia sibuk mencari celah untuk mengambil kembali ponselnya yang dirampas Joni, ia ingin sekali menghubungi Kayrani dan Jovan. Memberitahu mereka kalau dirinya, baik-baik saja.

Semoga.





TBC.

µC : Mikrocoulomb ( Mikrocoulomb adalah suatu satuan dari besaran muatan listrik.)

Sarapan Fisika kiw 😆 Semangat yang masih sekolah, ganbateeee!!!

WANTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang