Dengan cemberut, Kayrani dijemur di lapangan upacara sendirian! Sebab, dirinya datang ke Sekolah tiga menit setelah bel masuk berbunyi.
“Tapi 'kan saya baru pertama telat, Bu.”
“Maka dari itu...Ibu mau kamu kapok, biar tidak terulang lagi telatnya.”
“Huft, panas banget.” Kayrani mengibaskan tangannya ke leher, tetapi hal itu sama sekali tidak mengurangi rasa panas dalam dirinya.
“Geser ke kiri! Randi, kamu jangan pecicilan!”
Gadis itu menoleh ke kiri badannya, ada banyak cowok yang telat. Kenapa tidak ada yang cewek?
“Telat juga, lo?”
Kayrani celingak-celinguk.
“Iya, gue tanya sama lo. Kenalin, gue Randi.” Cowok itu melanjutkan sambil mengulurkan tangannya.
“Gue Kayrani,” balasnya.
“Pacar Devon?” tanya Randi.
“Lo tau?”
Randi tertawa membuat Kayrani heran, “apanya yang lucu?"
“Mana ada anak yang gak tau kalau,lo itu pacarnya Si Setan.”
Randi melepaskan ikat pinggang. Kemudian, mengeluarkan seragamnya. “Ah, lega....” desahnya.
“Gue, gak punya pacar Setan,” ucap Kayrani penuh penekanan.
“Hahaha, canda...lo, kok, sensitif. Lagi PMS, ya?”
Lama-lama Kayrani jengkel juga bicara dengan Randi ini, cowok berkulit putih. Hm, sepertinya ada darah luar negeri.
“Eh, jawab, dong.” tangan cowok itu menoel pipi Kayrani.
“DON'T TOUCH!”
Badan Randi terdorong akibat pukulan mendadak Devon.
“Weh, santai, Bro. Gue cuma bercanda sama cewek lo, gak ada niatan rebut dari lo.” Randi mengusap seragamnya yang kotor akibat ia terjatuh tadi.
“Jangan coba-coba sentuh dia seujung kuku pun, atau lo mati!” peringat Devon lalu membawa Kayrani pergi.
“Emang dasar gila!” pekik Randi saat pasangan itu menghilang dari pandangannya.
“Sabar, Ran. Tarik napas,” ucap temannya menenangkan.
-o0o-
Jovan semringah. Ternyata ada juga orang yang tahu kelakuan Devon selain dirinya. Jadi, ia ingin berbagi cerita sepulang sekolah.
“Gue pengen putus, tapi dia terus ngancam gue, Jov. Menurut lo gimana?” keluh Kayrani.
“Saran gue, sih, lo harus tetap stay di samping dia. Gue tau seberapa besar cintanya ke, lo. Cuma... caranya untuk mempertahankan kehadiran lo itu salah,” jelas Jovan sok bijak. “Pikirin juga orang di sekitar lo, kalau misalnya kalian putus. Bisa-bisa gue tewas.” Jovan berbisik.
Kayrani melihat Jovan dalam, “lo, pernah disakitin Devon?” ia bertanya ragu.
Jovan mengangguk dan menatap Kayrani memelas. “Berkali-kali dia apa-apain gue, Kay. Namun, dengan sabar gue menerimanya.”
Kayrani cengo mendengar curhatan dramatis itu.
“Kalian udah sahabatan berapa lama?”
Jovan menyeruput jus jeruknya, lantas memandangi design kafe ini. “Akhir SMP, gue sekelas sama dia. Devon itu orangnya tertutup, dalam artian gak punya teman sama sekali waktu itu. Anak-anak gak ada yang mau duduk satu bangku sama Devon, karena ya, lo tau sendiri dia gimana orangnya.”
“Dan, apa lo tau berapa jumlah korban Devon?” cicit Kayrani.
Jovan menatap Kayrani serius, “setau gue, ada lebih dari lima, sisanya sengaja dia lolosin.” Pikirannya masih melayang mengingat sesuatu. “Berita pembunuh yang dulu sempat marak, lo tau?”
Kayrani mengangguk, berita itu membuat mamanya terus memberikan wejangan agar selalu berhati-hati kalau pergi.
“Sebagian besar pacar lo pelakunya,” lanjut Jovan.
“Dia pernah berobat?” Ya, sepertinya ia menjadi wartawan kali ini. Demi mengetahui lebih dalam mengenai kekasihnya.
“Udah, tapi gak mempan. Naluri sosiopatnya terlalu kuat. Tunggu, emang si Devon gak cariin lo, apa?”
Kayrani menggeleng, “dia bilang ada urusan penting, jadi gak bisa anter gue pulang.”
Mata Jovan membulat. “Lo harus cegah dia! Sebelum ada lagi nyawa yang melayang.”
“WHAT!”
Drtt....
“Gimana, nih, Kay. Pacar lo telepon gue!” Jovan terperanjat.
“Ya lo angkat,” cemas Kayrani.
“Iya, halo Dev. Kenapa?”
“Balikin pacar gue!”
“Kemana? Gue gak culik pacar lo,” tutur Jovan seraya menatap khawatir Kayrani.
“Bawa dia pulang ke rumahnya, atau dalam dua menit itu kafe gue bakar!”
Jovan dengan segera memutuskan sambungan telepon.
“Kita pulang!” serunya kepada Kayrani.
“Apa, kenapa, Jov?” tanya Kayrani sambil bingung.
“Pacar lo mau bakar kafe ini, kalau lo gak pulang.”
Kayrani menjerit panik kemudian, ia menyeret Jovan untuk segera pergi.
Saat sudah di luar kafe, mereka melihat seseorang yang tidak asing di seberang jalan.Devon tengah menatap mereka dengan sorot tajam.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED ✓
Teen Fiction• PERINGATAN! 16+ • FOLLOW AKUN AKU, DULU, YA^^. WANTED! _________ Kayrani Angeline, baru mengetahui kalau pacarnya, Devilio Devon adalah seorang sosiopat. Ia ingin lepas dari hubungan mereka yang tidak sehat, sebab, cowok itu selalu berlaku kasar k...