• PERINGATAN! 16+
• FOLLOW AKUN AKU, DULU, YA^^.
WANTED!
_________
Kayrani Angeline, baru mengetahui kalau pacarnya, Devilio Devon adalah seorang sosiopat. Ia ingin lepas dari hubungan mereka yang tidak sehat, sebab, cowok itu selalu berlaku kasar k...
Jovan semringah. Ternyata ada juga orang yang tahu kelakuan Devon selain dirinya. Jadi, ia ingin berbagi cerita sepulang sekolah.
“Gue pengen putus, tapi dia terus ngancam gue, Jov. Menurut lo gimana?” keluh Kayrani.
“Saran gue, sih, lo harus tetap stay di samping dia. Gue tau seberapa besar cintanya ke, lo. Cuma... caranya untuk mempertahankan kehadiran lo itu salah,” jelas Jovan sok bijak. “Pikirin juga orang di sekitar lo, kalau misalnya kalian putus. Bisa-bisa gue tewas.” Jovan berbisik.
Kayrani melihat Jovan dalam, “lo, pernah disakitin Devon?” ia bertanya ragu.
Jovan mengangguk dan menatap Kayrani memelas. “Berkali-kali dia apa-apain gue, Kay. Namun, dengan sabar gue menerimanya.”
Kayrani cengo mendengar curhatan dramatis itu.
“Kalian udah sahabatan berapa lama?”
Jovan menyeruput jus jeruknya, lantas memandangi design kafe ini. “Akhir SMP, gue sekelas sama dia. Devon itu orangnya tertutup, dalam artian gak punya teman sama sekali waktu itu. Anak-anak gak ada yang mau duduk satu bangku sama Devon, karena ya, lo tau sendiri dia gimana orangnya.”
“Dan, apa lo tau berapa jumlah korban Devon?” cicit Kayrani.
Jovan menatap Kayrani serius, “setau gue, ada lebih dari lima, sisanya sengaja dia lolosin.” Pikirannya masih melayang mengingat sesuatu. “Berita pembunuh yang dulu sempat marak, lo tau?”
Kayrani mengangguk, berita itu membuat mamanya terus memberikan wejangan agar selalu berhati-hati kalau pergi.
“Sebagian besar pacar lo pelakunya,” lanjut Jovan.
“Dia pernah berobat?” Ya, sepertinya ia menjadi wartawan kali ini. Demi mengetahui lebih dalam mengenai kekasihnya.
“Udah, tapi gak mempan. Naluri sosiopatnya terlalu kuat. Tunggu, emang si Devon gak cariin lo, apa?”
Kayrani menggeleng, “dia bilang ada urusan penting, jadi gak bisa anter gue pulang.”
Mata Jovan membulat. “Lo harus cegah dia! Sebelum ada lagi nyawa yang melayang.”
“WHAT!”
Drtt....
“Gimana, nih, Kay. Pacar lo telepon gue!” Jovan terperanjat.
“Bawa dia pulang ke rumahnya, atau dalam dua menit itu kafe gue bakar!”
Jovan dengan segera memutuskan sambungan telepon.
“Kita pulang!” serunya kepada Kayrani.
“Apa, kenapa, Jov?” tanya Kayrani sambil bingung.
“Pacar lo mau bakar kafe ini, kalau lo gak pulang.”
Kayrani menjerit panik kemudian, ia menyeret Jovan untuk segera pergi. Saat sudah di luar kafe, mereka melihat seseorang yang tidak asing di seberang jalan.
Devon tengah menatap mereka dengan sorot tajam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.