Kayrani memandangi Devon yang masih tidur pulas di atas sofa panjang dalam kamarnya, cowok itu telanjang dada dengan posisi tidur tengkurap. Ah, rasanya ia ingin merebahkan badannya di atas punggung tegap itu.
Gadis itu menggeleng beberapa kali, mengenyahkan pikiran kotornya saat melihat Devon. Ingat, ya, terkadang pikiran perempuan sering tidak sinkron kala menatap sesuatu yang menurutnya menggoda, sama seperti lelaki.
Mata Kayrani membulat dan bergegas kembali ke kasur tatkala Devon membalikkan tubuhnya, menggeliat seraya mengerang.
“Morning,” ucap Devon, suaranya serak khas orang bangun tidur.
Kayrani yang disuguhkan abs cowok itu pun salah tingkah, “mo-morning juga.”
Devon mengangguk, ia berdiri dan memakai kausnya yang tergeletak di lantai.
“Kenapa gak tidur di ranjang? 'Kan harusnya aku yang tidur di sofa.” Kayrani berucap heran, tangannya merapikan seprei dan selimut yang sedikit berantakan akibat pergerakannya.
Devon melangkah ke Kayrani, gadis itu memalingkan wajahnya. Cowok itu semakin dekat dengan tubuhnya, hingga dirinya terduduk di spring bed.
“Biar badan kamu gak sakit waktu bangun tidur.”
-o0o-
“Loh, ini apa, Dev?” tanya Kayrani saat akan memasuki mobil Devon.
“Tadi malam, aku habis bakar sampah.” Devon melirik tong yang sebenarnya ia gunakan untuk melenyapkan sepatu, hoodie, dan barang lain yang ia gunakan untuk beraksi sebelum dini hari.
“Tunggu!” jerit Kayrani tiba-tiba, “aku tadi malam belum bilang Mama!” paniknya, bagaimana kalau pulang sekolah nanti ia digeprek mamanya?
“Santai, aku udah kasih tau Mama kamu semalam.” Devon menstater mobilnya.
Kayrani memakai sabuk pengaman. “Mama ku bilang apa? Gak marahin kamu, 'kan? Aku masih dibolehin pulang, gak?” cerocos gadis itu menuntut Devon agar segera menjawab.
“Beliau bilang, nama kamu udah ditipeX dari Kartu Keluarga.” Devon berujar serius dan tetap fokus pada jalanan.
“SERIUS! AKU TINGGALNYA DI MANA, DONG!” mata Kayrani memanas.
Devon mengangkat bahunya, pertanda dirinya juga tidak tahu.
Air mata Kayrani luruh, cowok itu kaget melihatnya. Padahal ’kan, dirinya hanya bercanda.
Kayrani menangis sesenggukan, untungnya mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Devon dengan cepat melepas seat beltnya dan buru-buru menenangkan Kayrani.
“Aku cuma bercanda tadi, maaf,” cicit Devon seraya menghapus air mata gadis itu.
Cowok itu tertegun ketika mata kelereng milik Kayrani melihatnya dengan tatapan menyedihkan.
“K-kamu tega ba-banget... hiks.” Kayrani mengeraskan tangisannya. Devon menjadi panik.
“Sst, sst, aku udah minta maaf. Sekarang berhenti nangisnya,” bujuk Devon.
“Gitu, doang?” tanya Kayrani dengan parau.
Alis Devon menyatu. Gitu doang apa? Ceweknya ini yang kenapa? “Kamu datang bulan?”
Sekarang giliran Kayrani yang mengernyit, “gak tau.”
Saat mereka akan membuka pintu mobil, cowok itu terpaku melihat noda merah di rok Kayrani.
“Kamu mens.”
“Aku bilang gak tau!” sensi Kayrani.
Devon mendengkus, “aku cuma bilangin kamu, darah kamu nembus ke rok yang kamu pakai.”
Mata gadis itu berkedip beberapa kali. “Masa sih, Oh My God!” pekiknya saat sudah melihat apa yang dilihat Devon.
“Kamu pakek jaket aku dulu,” ucap Devon dan membantu Kayrani melilitkan jaket di pinggangnya.
-o0o-
Devon mencegah setiap anak perempuan yang akan masuk ke toilet.
“Cari toilet lain!”
“Ada cewek gue di dalem, pergi sana!”
“Tunggu dulu, pacar gue lagi di dalem!”
Meskipun satu toilet terdiri dari tiga kamar mandi beserta toiletnya sendiri. Cowok itu tetap memblokir akses masuk bagi siapa saja sebelum Kayrani selesai dengan urusannya.
“Eh, kamu masih di sini?” Kayrani terkejut melihat Devon bersedekap sambil mengangkat satu kakinya, menjejakkan di tembok depannya.
“Pacar lo, nih, Kay. Larang kita masuk toilet.” aduan seorang siswi membuat Kayrani mengernyit.
Ternyata cowoknya telah membuat banyak orang emosi, tapi perlakuannya ini sangat romantis, baginya.
“Maaf, ya. Ayo, Dev kita balik ke kelas.” urusan roknya yang tembus telah selesai. Devon langsung membeli rok baru untuknya di koperasi.
Devon mengangguk, “minggir!” perintahnya kepada para siswi yang dari tadi menatapnya jengkel.
“Lain kali, kamu jangan begitu. ’Kan toiletnya punya semua orang, bukan aku doang.”
Devon hanya menggumam. Tak lama bel masuk berbunyi, membuat sebagian murid mendesis kesal. Entah karena gurunya yang tidak enak kala mengajar atau pelajarannya yang memang memusingkan.
“Halo anak-anak, hari ini kita mendapatkan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu kepada mereka,” ucap guru Kimia.
Tanpa semua orang tahu. Devon menyeringai kepada murid baru itu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED ✓
Teen Fiction• PERINGATAN! 16+ • FOLLOW AKUN AKU, DULU, YA^^. WANTED! _________ Kayrani Angeline, baru mengetahui kalau pacarnya, Devilio Devon adalah seorang sosiopat. Ia ingin lepas dari hubungan mereka yang tidak sehat, sebab, cowok itu selalu berlaku kasar k...