2.0. What's It Like To Be In Love?

2.1K 178 0
                                    

“So-sio-pat?” Kayrani mengeja judul bacaan Devon, “Kamu kenapa baca itu?”  tanya Kayrani sambil memperhatikan Devon yang serius membaca.

“Nambah pengetahuan,” jawab Devon.

Mengedikan bahunya cauh, gadis itu kembali kepada aktifitasnya menyalin tugas milik pacar.

“Cara belajar kamu gimana, sih? Kok, bisa pinter gitu?” tanya Kayrani heran.

“Baca buku sama praktek.”

“Buku pelajaran? Kamu gak bosan apa?” kini Kayrani menutup bukunya, memusatkan perhatiannnya hanya kepada Devon.

“Buku apa aja, semua buku pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Baik atau buruknya,” jelas Devon lalu menaruh bukunya di atas meja tanpa menutup buku itu.

Mata Kayrani tidak sengaja melirik gambar pada buku bacaan kekasihnya, ia bergidik ngeri. Melihat bagaimana foto korban sosiopat dengan filter hitam putih. sesuai dengan tanggal penerbitan buku tahun ‘90an.

“Kamu gak takut baca itu? Serem tau, masa foto korbannya terang-terangan ditaruh situ, gak pakek diblur.” Tangan Kayrani bergerak menutup buku Devon. Agar matanya tidak melihat hal mengerikan lagi.

“Enggak aku juga belajar lewat buku ini.” Devon mengetuk bukunya.

Entah lucunya ada di mana, tetapi Kayrani berhasil tertawa, “belajar dari mananya? Masa kamu belajar jadi sosiopat, Dev.”

Devon ikut tertawa. Namun tanpa Kayrani tahu, cowok itu tengah mengepalkan tangan di bawah meja.

“Pelajarannya bukan itu, di situ kamu bisa belajar psikologis manusia, dan sudut pandang si Sosiopat kenapa dia melakukan hal kejam itu,” tutur Devon sambil tersenyum manis.

“O, aku kira isi bukunya tata cara menjadi sosiopat. ‘Kan ngeri kalau beneran begitu,” ungkap Kayrani polos.

“Kalaupun aku jadi sosiopat, aku gak bakalan bunuh kamu.”

“Kenapa?” gadis itu tersenyum cerah.

“Soalnya kamu itu….” 

“Apa-apa?”

“Terlalu manis untuk dibunuh.”

-o0o-

Devon membasuh wajahnya diwestafel toilet, kemudian ia melihat wajahnya dikaca.

Terlalu manis untuk dibunuh.

Obat hidupnya mungkin tidak berfungsi dengan seharusnya sebagai penyembuh. Bukannnya sembuh dia tambah makin sakit. Jantungnya berdetak dengan ritme yang tidak normal.

“Gimana rasanya ketawa bareng pacar? Maklum, gue single soalnya.”

Devon menatap Jovan lewat kaca besar di depannya, sahabatnya sedang mencuci tangan.

“Gak ada rasanya,” jawab Deilio.

“Masih gak bisa tulus sama Kayrani Ageline? Padahal dia cantik dan manis, gue rasa cowok gak akan lama untuk jatuh cinta sama dia,” terang Jovan.

“Jatuh cinta?” Devon mengrenyit.

“Yap!”

“Gimana itu?”

Jovan cengo. “Itu? Jatuh cinta maksud lo?”

Melihat sahabatnya mengangguk Jovan ingin terbahak sebenarnya, tetapi melihat keseriusan Devon ia menahan tawanya. Kasihan juga melihatnya.

“Jatuh cinta itu, seperti lo kalau mau cekik orang. Detak jantung akan dua kali lipat lebih cepat dari bisanya,” jelas Jovan dengan berbisik. Takut kalau ada siswa yang datang ke sini.

“Waktu gue cekik orang, biasa aja rasanya,” jawab Devon santai.

“Lo gak deg-degan gitu? Pas….” Jovan memeragakan bagaimana orang kalau mencekik, “gak ada keringat dingin yang keluar?”

“Gak.”

“Tangan lo gak gemeteran, mata lo banyak kedip dalam waktu singkat?”  tanya Jovan dengan berkobar-kobar.

Devon melirik tajam Jovan. “Lo mau kasih gue info, atau mau tau car ague habisin orang? Sini gue praktekin langsung.”

Sahabat Devon itu menyengir kaku, “sorry, mulut gue susah diajak kerja sama hehe.” Apalagi kalau ngomongnya sama orang terdekat, makin-makinlah dia.

“Untungnya lo sahabat gue,” terang Devon.

Jovan menghela napas. “Kalau bukan?”

Devon menyeringai hingga Jovan menatapnya curiga. Cowok sosiopat itu bergerak mencengkeram kerah seragam Jovan.

“Gue lelepin lo di kamar mandi sekolah!”

“AMPUN DEV, ENGGAK!”

Devon membebaskan Jovan dari jeratannya, kemudian tertawa sambil merapikan kerah kusut seragam Jovan.

Tawa Devon bagi Jovan, dan orang yang paham betul sifat aslinya pati akan menganggapnya seram dan langsung ingin kabur. Namun, untuk orang awam pasti akan menolehkan kepalanya dua kali agar bisa menikmati tawa iblis itu, karena tidak bisa ditampik bahwa, cowok sosiopat itu tampan.

He’s super fucking guy!


TBC.

WANTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang