12.1. Devon's Arrested

895 94 1
                                    

“Ini rumah agak jauh, ya, Mas. Dari rumah lainnya,” tutur seorang lelaki paruh baya kepada Jovan yang hendak masuk gerbang rumah Devon.

Jovan menatap bapak itu dengan pandangan penuh selidik, “mungkin rumah ini yang paling gede. Jadi letaknya dijauhin supaya gak ganggu pemandangan,” jawabnya ngawur.

Bapak itu melihat rumah besar dengan teliti. “Oh, kalau begitu saya pamit.”

Jovan mengangguk sambil memperhatikan pria paruh baya itu. Ada yang aneh.

“Oit, Dev!” seru Jovan seraya menekan bel di samping pintu. Tidak lama, pintu tersebut terbuka. Namun, yang muncul bukan Devon, tetapi Ellena. “Hai, girl, Devon di mana?”

“Dia masih di kamarnya.”

“Apa?” sahut Devon, cowok itu berjalan keluar rumah sambil menenteng tas.

“Ada yang mau gue bicarain,” ucap Jovan melirik Ellena. “Berdua.”

Seakan mengerti kode dari Jovan. Ellena pun beranjak meninggalkan dua cowok tampan itu.

Devon kemudian mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu. Setelah itu mengajak Jovan untuk masuk mobil.

“Naik taksi?” tanya Devon.

“Hm, Dev, tadi ada orang yang lagi awasin rumah lo. Gue rasa, ada hubungannya sama cewek yang lo umpetin.” Jovan memakai seat belt, matanya melirik ke luar jendela mobil.

“Cuma satu orang?” tanya Devon mulai menjalankan mobilnya.

“Hooh, Bapak-bapak.”

Dahi Devon berlipat. “Jangan datang ke rumah gue lagi, sampai waktu yang tepat,” ungkap Devon setelah berpikir keras.

“Kenapa? Beneran ada hubungannya soal Ellena?” Jovan kini menatap Devon yang serius menyetir.

“Gue yakin, orang itu udah kerahin anak buahnya untuk cari Ellena. Kalau misal gue ditangkap dan ada lo di sekitar gue, lo juga bisa kena,” jelas Devon membuat Jovan termangu. “Duit seorang Alexandre Dirga Devilio itu gak dikit, dalam waktu dekat dia bakalan nemuin Ellena.”

“Tunggu, siapa dia?” tanya Jovan, “loh! Namanya, kok, sama kek lo? Ada Devilio-nya?”

“Lo gak perlu tau, gak penting juga.” Devon menghentikan mobil di depan gerbang rumah pacarnya, siapa lagi kalau bukan Kayrani Angeline.

Belum sempat Devon membuka pagar rumah Kayrani, tiba-tiba gerbang itu bergeser dan muncullah gadis yang ingin ia temui.

“Aku kira kamu gak jemput,” ujar Kayrani jutek.

“Tadi ada urusan sebentar sama Jovan.” Devon mencoba menjelaskan, tetapi ekspresi wajah Kayrani tidak berubah, tetap judes.

“Morning, Kay.” Jovan tersenyum secerah mentari. Cowok itu lalu melepaskan sabuk pengamannya, ia akan pindah ke kursi tengah.

“Eh, biar gue yang di sana. Lo tetep duduk di samping Devon.” Gadis itu bergegas duduk manis di kursi yang ia tunjuk. Mengabaikan tatapan tajam yang dilayangkan Devon.

Tanda-tanda pasangan mau putus. Batin Jovan.

Devon menajamkan pengelihatannya ketika mencapai sekolah, dari dalam mobil ia bisa melihat Nalta yang menunjuk ke mobilnya. Di samping rivalnya itu, ada seseorang yang asing.

“Kalian ke kelas duluan, gue ada perlu.” kata Devon setelah mereka keluar dari mobil.

“Kamu mau kemana!” Kayrani mencekal lengan Devon.

“Cuma sebentar, kamu ke kelas sama Jovan, ya.” Devon mengelus rambut Kayrani dan menatap Jovan seakan-akan sedang menyampaikan pesan lewat tatapan mata.

Jovan mengangguk, “ayo, Kay.”

-o0o-

Devon melangkah pasti menuju Nalta yang tersenyum menyambutnya. “Senyum lo, bukan sekedar sambutan ’kan?” tanya Devon.

“Benar, Anda harus ikut saya.” bukan Nalta yang menjawab, tetapi pria di sampingnya.

“Mau apa?” Devon balas menatap pria itu.

“Tanpa saya ucapkan, Anda tentu tahu penyebab saya ada di sini.” jelas lelaki tersebut yang di dadanya ada jahitan bertuliskan Joni.

“Oke.” Balasan Devon membuat Joni tersenyum kecil, rupanya tugasnya tidak terlalu susah.

“Siapa yang nyuruh?” Devon hanya ingin memastikan.

“Ayah dari seorang perempuan yang anda sekap. Tuan Alexandre Dirga,” jawab Joni.

Sudah Devon duga, ia buru-buru mengeluarkan ponsel dan mengetikkan sesuatu.

“Kenapa tidak polisi saja?”

“Bagi Tuan Alexandre, cara kerja mereka terlalu lama.”

Devon tersenyum miring kala tahu ia akan dibawa kemana, tentunya sangat jauh. Tertanda ia melihat petunjuk arah yang menuju Bandara.

Namun dirinya tidak menyangka, waktunya akan tiba secepat ini.





TBC.

WANTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang