6.3. KMS

1.1K 109 15
                                    

Klik vote and komen, roll... action!....📢🎬
-

Gadis yang tengah menjadi objek tatapan kedua cowok tampan hanya terus fokus menulis materi di papan tulis. Ia mengabaikan tatapan permusuhan antara Devon dan Nalta.

“Devon, hadap depan!” tegur guru, “anak baru, kenapa kamu tatap-tatapan sama Devon? Apa ada kepentingan?” tanyanya lagi.

“Tidak ada, Bu.” Nalta menjawab cepat.

“Kalau begitu, catat yang ditulis sekertaris!”

-o0o-

Devon menarik napas kasar. “Yang punya catatan bukan cuma cewek gue, doang! Pinjam sama yang lain!” marahnya kepada Nalta yang terus memepet Kayrani.

“Tapi yang catatannya nganggur cuma, Kay.” Nalta berusaha mengusir ketakutannya, ayolah dirinya harus Jantan!

Devon tersenyum sinis, ia akui, gerak-gerik Nalta sama sekali tidak menyerupai cowok nakal sekalipun. Tata bicara dan lainnya, sempurna, sama sepertinya.

“Iya bener, Dev. Nalta ’kan belum punya catatan Minggu lalu. Jadi apa salahnya aku pinjemin dia,” sahut Kayrani yang berjalan di tengah dua cowok itu.

“Jangan deket-deket cewek gue!” ancam Devon.

Nalta tersenyum menantang, “kenapa emangnya? Lo takut, kalau dia tau lo itu pembunuh!” ucap Nalta tajam.

Kayrani terhenyak, benar dugaannya. Nalta tahu rahasia gelap Devon.

“Jauhin cewek gue! Orang yang pakek obat-obatan terlarang gak boleh deket-deketin Kayrani,” balas Devon tak kalah menusuk.

Nalta mendorong pelan Kayrani yang berada di tengah.

BUGH!

Devon terhuyung tatkala Nalta memukulnya dengan tiba-tiba. Tak mau kalah, dirinya pun membalas perbuatan Nalta.

“Stop!” Kayrani mencoba melerai. Namun tidak bisa, dua cowok itu saling membabi buta.

“Semangat Devon!”

Wow, berani amat, tuh, anak baru!”

Go, go, fighting. Cowok-cowok ganteng.”

Kayrani meremas kepalanya, mengapa mereka tidak membantunya untuk memisahkan dua petarung dadakan itu?

Ia lantas mengumpulkan sebuah keberanian, maju mendekati mereka berdua.

“Berhenti!” pekiknya, sambil berusaha menarik Devon.

Sayang, ia malah di dorong kasar oleh Devon juga Nalta. Keduanya sempat terhenti ketika menyadari sesuatu, sorakan penonton juga mereda.

Muka Kayrani memerah, emosinya memuncak. “KALIAN! UDAH GUE BILANGIN BERHENTI, YA, BERHENTI! DENGER, GAK, SIH! KALIAN JUGA KENAPA CUMA NONTON KEK LIAT JUDI AYAM!” bentaknya kepada dua orang yang berkelahi, juga kepada semua yang menonton. “JOVAN, LO JUGA KENAPA BEGONG DOANG LIATIN SAHABAT LO!”

Devon, Jovan, dan Nalta speechless, dua orang itu lantas melepaskan cengkraman masing-masing. Jovan tersenyum kikuk membalas Kayrani. Kemudian memilih pergi, berlari terbirit-birit.

 Kemudian memilih pergi, berlari terbirit-birit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Devilio & Nalta stay cool )


“BUBAR GAK KALIAN! BUBAR!” Semua orang tidak menyangka, siswi yang jarang sekali berbicara lantang kini terlihat menyeramkan.

Begitu juga dengan Devon, ia lupa kalau pacarnya tengah difase KMS. Kayrani Menjadi Singa. Sedangkan Nalta kaget karena, ia kira Kayrani adalah cewek lemah lembut dan feminin.

“Pulang sekarang!” gertak Kayrani kepada Devon.

“O-oke.” Nalta tertawa, sebab mendengar Devon berbicara terbata. Namun seketika tawanya pudar ketika tatapan laser Kayrani terarah kepadanya.

Saat sudah di dalam mobil perjalanan pulang, Devon dan Kayrani diam. Devon melirik Kayrani yang sepertinya menahan rasa sakit.

“Kenapa?”

Kayrani memegang perutnya, matanya memanas.

Devon segera menepikan mobilnya, ia panik saat melihat Kayrani menangis. Apa salahnya? Ia hanya bertanya saja.

“Sakit banget, ya?” Devon melepaskan seat belt, lalu mendekati Kayrani, merangkul gadis itu sebisanya.

Kayrani mengangguk dalam dekapan Devon, ia menjadi sangat aneh kala haid.

“Sebentar, ya. Kita cari apotek dulu, cari obat buat kamu.” bilang Devon.

“Jangan ke apotek, tapi ke Indomei.” sela Kayrani.

“Ngapain? Di sana gak ada obat.” bingung Devon. Cewek kalau datang bulan memang aneh, “kamu harus minum obat, malah jajan!” omelnya seperti ibu-ibu.

“Siapa yang jajan, ih, Lio!” sentak Kayrani. “Aku mau beli minuman buat haid.”

Oke, Devon baru tahu kalau di Indomei jualan barang seperti itu, “emang ada?”

Kayrani mengangguk. Devon memberhentikan mobilnya di tempat yang mereka tuju, saat Kayrani hendak turun. Dirinya mencegah.

“Biar aku aja, emang apa namanya?”

“Kiran*i, yang dingin, ya, rasa jeruk. Botolnya warna oranye,” tutur gadis itu menjelaskan secara rinci. Sebab, ia tahu kalau pasti nanti cowok itu akan bingung mencari minuman perempuan itu.

TBC.

Sebenernya aku mau pakek foto yang ini.

Tapi untuk karakter Devilio agak gimana, gak, sih? ;)----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi untuk karakter Devilio agak gimana, gak, sih? ;)
----

Vote oke? See you later....

WANTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang