Tuk...tuk...tuk.
Kayrani yang tidak bisa tidur di jam tengah malam memutuskan untuk belajar saja, sehabis bertelepon dengan Devon. Ia yang tengah fokus terganggu dengan bunyi ketukan di jendela kamarnya.
“Apaan, sih?” ucapnya seraya mengusap matanya yang sayu. Ia segera menggeser gorden lalu membuka jendela.
“Hei!”
Mata gadis itu membulat karena melihat Devon yang melambaikan tangannya ke arahnya.
“Kamu ngapain, Lio?” serunya terkejut.
“Cepat keluar.” ujar Devon di bawah sana.
“Enggak!” ini sudah jamnya orang-orang tidur, kalau dirinya kenapa-napa lalu teriak minta tolong pasti minim kemungkinan ada pertolongan.
Ia menyipitkan mata begitu cowok itu pergi dari pekarangan rumahnya dengan melompati pagar yang tidak begitu tinggi.
“Hm, nanti aku minta Papa buat ganti pager yang lebih tinggi,” gumamnya dengan mengelus dagu.
Drtt....
Devon :
• Keluar
• Atau kamu tau akibatnya!Kayrani menatap cemas pesan Devon, mau apa lagi sosiopat itu? Ia lalu berjalan keluar rumah dengan pelan, tanpa menimbulkan suara agar tidak membangunkan orang tuanya.
Ini yang Kayrani suka, tidak ada satpam di rumahnya. Ia jadi lebih bebas seperti tidak ada yang mengekang.
“Surprise!” ujar Devon.
“DEVON!” jerit Kayrani begitu pacarnya menggores lengan orang yang dijadikan penawaran tadi.
“Aku memberi tahu mu, bagaimana caranya aku beraksi. Kita harus terbuka satu sama lain, benar? Karena kita adalah kekasih,” terang Devon.
“Hentikan, hentikan itu, Dev....” Kayrani menutup wajahnya. Ia enggan melihat perbuatan kejam itu. “Jangan menyakiti orang lagi, hiks.” Isaknya keras.
“Kalau begitu hentikan aku,” jawab Devon.
Pelan-pelan ia membuka tangannya, “aku mohon, lepasin dia.”
“Berbicara lah sambil menatap mataku, aku ingin melihat ketakutan yang ada dalam dirimu,” ucap Devon, kemudian mendekati Kayrani yang terduduk di tanah.
“Apa kamu gak cukup ngancam aku tadi, Dev! Kita gak jadi putus 'kan, kenapa kamu masih nyakitin dia!”
Devon tanpa berpikir lebih jauh langsung mencekik orang dalam jeratannya.
“Katakan lebih keras, supaya dia cepat mati.”
Bagaimana caranya!
“A-aku....”
“Teruskan!” perintah Devon yang kesenangan melihat ekspresi tertekan Kayrani, dirinya berhasil membuat gadis itu berada dalam kendalinya.
“Aku cinta kamu, Dev...kamu mau 'kan turutin permintaan aku. Lepasin dia,” ucap Kayrani pelan.
Devon mengangkat alisnya, “bukan begitu caranya meminta.”
Kayrani menatap bingung cowok itu, sejurus ia ingin melakukan satu hal padanya. Namun, dirinya tak berani.
“Apa yang kamu lihat, apa kamu menunggu dia tiada?” tanya sosiopat itu seraya melihat keadaan korbannya yang terdiam pasrah.
Kayrani spontan menggeleng, ia melihat raut lelaki mangsa Devon yang menatapnya memohon. Kemudian, dirinya bangkit dan berjalan menuju belakang tubuh Devon.
“Mau kemana?” Devon mengernyit bingung, tetapi pertanyaan itu terjawab oleh pelukan hangat Kayrani.
“Jangan seperti ini, Sayang...kamu bukan Devon yang aku kenal,” bisik gadis itu walaupun harus sedikit berjinjit.
“Pergi sejauh-jauhnya, jangan sampai gue liat muka lo lagi. Atau lo, mati!” ancam Devon kepada mangsanya, membuat korban serta Kayrani merinding mendengarnya.
Sesudah membiarkan korbannya pergi. Devon tetap menahan tangan Kayrani yang melingkar di perutnya.
“I love you, Kayrani.”
-o0o-
Kayrani mematikan alarmnya yang berdering, ia tetap tidur menyamping sambil memandang kosong jam beker miliknya.
Pikirannya melayang pada kejadian tadi malam, di mana Devilio Devon memaksanya untuk tidak pergi.
“KAY! KAMU GAK SEKOLAH APA! INI UDAH SIANG.”
Matanya menjadi segar mendengar teriakan mamanya, memangnya sekarang jam berapa?
Oh My God! Bisa-bisa dirinya nanti digeprek guru yang berjaga di gerbang. Tinggal lima belas menit lagi bel masuk berbunyi, dirinya masih tiduran di kasur.
Kayrani mandi dan berganti seragam dengan cepat dan memasukkan buku yang digunakannya belajar tadi malam ke dalam tas, dia kemudian menuruni tangga sambil mendumel, menyumpah serapahi Devon yang membuatnya tidur jam setengah empat pagi.
“Loh, Devon gak jemput aku, Ma?” tanya Kayrani.
“Kamu, kok, tanya mama, Kay. Yang pacarnya itu kamu, bukan mama.”
Kalau begitu ini gawat!
“Aku telatnya sendirian, dong, nanti! A, gak mau, aku bolos aja, ya, Ma....” Kayrani merengek.
“Jangan jadi cemen...'kan kamu baru telat sekali ini, guru pasti gak bakalan marah.” jelas Papa.
“Yaudah, kalau begitu ayo anterin aku, Pa!”
“Iya, sebentar, Papa habisin kopi dulu.”
“Kalau begitu, Kay tunggu di luar. Cepetan Pa.”
Kayrani berjalan dengan perasaan kesal, apa cowok itu marah dengannya hingga tidak menjemputnya? Yang harusnya marah 'kan dia.
Duk.
Gadis itu menunduk untuk mengambil barang yang dia tendang, sebuah kado? Ia membuka kado itu.
Hm, sudah ia duga orang gila macam apa yang memberi seseorang kado pisau begini.
“Cantik,” ucap Kayrani seraya menelusuri kado tersebut. Pada bagian bawah bungkus pisau itu terdapat kertas putih yang bertuliskan....
TBC.
( Picture 1 by Google )
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED ✓
Teen Fiction• PERINGATAN! 16+ • FOLLOW AKUN AKU, DULU, YA^^. WANTED! _________ Kayrani Angeline, baru mengetahui kalau pacarnya, Devilio Devon adalah seorang sosiopat. Ia ingin lepas dari hubungan mereka yang tidak sehat, sebab, cowok itu selalu berlaku kasar k...