🎶 : Calvin harris – Flashback
[three years ago]
🍷🍷🍷
Tahun ajaran baru bagi SMU Darmawangsa. Sekolah elite yang menampung siswa-siswi berprestasi dan berduit serta-merta dengan segudang bakat didalamnya.
Maka dari itu, penyeleksian penerimaan siswa di sekolah ini pun tak sembarangan.
Hari ini, adalah hari terakhir Masa Orientasi. Yang mana artinya murid yang melakukan masa orientasi telah resmi menjadi bagian dari Darmawangsa.
Mereka semua dikumpulkan dalam satu lapangan. Berbaris dengan rapih sesuai dengan kelas masing-masing.
Karena hari ini adalah hari terakhir, maka dari itu hanya diisi dengan beberapa acara hiburan sebagai pelepasan masa orientasi. Salah satunya yaitu lomba bernyanyi yang diisi perwakilan setiap kelasnya.
Kali ini adalah kelas Nata, salah satu temannya naik untuk bernyanyi.
Entah karena gugup atau memang tidak terlalu bisa mengeluarkan suara, sepanjang lagu perempuan itu hanya menunduk dengan suara kecil melantunkan setiap bait lirik.
Sebenarnya bagus-bagus saja seandainya cewek itu bisa lebih percaya diri dengan suaranya.
Selesai bernyanyi, ia turun, disusul dengan seorang kakak panitia yang bersedekap. Orang itu adalah kakak pembimbing kelas Nata.
"Kelas kalian dihukum!" Serunya lantang, membuat beberapa murid menyedot atensi fokus ke kelas Nata, "Jongkok semua!"
Semuanya sontak jongkok ketakutan. Kecuali seorang gadis, posisinya ditengah barisan itu dan ia tidak jongkok sama sekali. Bahkan ia tetap berdiri dengan pandangan datar.
"Eh, lo, kenapa nggak ikutan jongkok? Mau ditambah hukumannya?" Tanya kakak kelas itu.
"Kenapa harus jongkok?"
Jawaban Nata itu berhasil membuat teman disekitarnya menghirup napas dalam.
Nata sepertinya tidak punya stok takut sama sekali.
"Karena kelas kalian di hukum, kok lu nyolot!?" Kakak kelasnya itu mulai merasa ditantang, seketika dirinya panas, "Satu orang salah, semua kena lah!"
"Emang temen saya salah apa?" Nata memiringkan kepalanya.
Sumpah. Semua teman Nata sangat ingin menarik gadis itu untuk berjongkok saja daripada membuat mereka harus menjadi bulan-bulanan kakak kelas karena terlalu berani menantang.
Ditambah lagi raut tanpa ekspresi Nata seolah sombong menantang kakak kelas.
"Lo denger sendiri nggak dia nyanyi-nya jelek? Kalau nggak bisa nyanyi kenapa dia maju sih!"
"Bukan jelek, temen saya cuman grogi aja. Itu wajar."
"Emang suara dia jelek!"
"Yaudah coba kalau gitu kakak yang nyanyi. Kalau bagus, baru bisa hukum satu kelas yang suaranya jelek ini." Nata menantang dengan senyum miring. Tanpa takut sama sekali.
Para anggota OSIS yang menjadi panitia melebarkan mulutnya tak percaya, ketua OSIS mereka ditantang tanpa rasa takut oleh adik kelas yang bahkan masih mengikuti masa orientasi itu.
Yang ditantang tadi hanya diam. Tidak bersuara apapun membuat orang lain menunggunya bereaksi.
"Kenapa? Nggak bisa?" Sepertinya nyali Nata belum habis sampai disitu saja, "Makanya jangan asal ngasih hukuman ke orang lain kalau diri sendiri aja masih belum oke. Get it?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark but Shine [END]
Novela JuvenilIni hanyalah segelintir dari kisah cinta anak remaja. Yang agak sedikit... Berat. Berlawanan seperti kompas utara dan selatan. Tapi saling melengkapi layaknya gelap yang butuh terang. "Gue nggak pernah pacaran." ucap si cuek yang selalu menolak. "...