🎶 : Maroon 5 - Maps
💘💘💘
Lelaki menawan itu menyusuri koridor dengan hati berbunga menuju ruang pemangku adatnya.Senyum lebar yang jarang terlihat itu begitu menawan dan melelehkan hati para kaum hawa yang melihatnya.
Ekspresi wajah Alfin terlalu tampan untuk dilewatkan.
Hingga tiba di ruang kerjanya, ia mendorongnya dan mendapati gadis itu sedang menyusun dokumen.
"Se-serius Nat? Lo udah nerima gue?" Alfin menopang kedua tangannya di sisi meja. Matanya berbinar saat berhadapan dengan Nata.
Gadis itu mengangkat dagunya dengan tatapan malas, tangannya terulur dengan sebuah kalung disana, "Nih. Gue balikin. Dramanya udah selesai."
Senyum Alfin memudar, "Yang tadi gue nggak bercanda. Nggak cuma buat manas-manasin Yuni doang."
Nata memiringkan kepala, "Terus apa dong?"
"Gue nembak lo. Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue siap susah senang sama lo."
Nata menelan salivanya. Berusaha berekspresi se-normal mungkin.
"Nggak usah aneh-aneh!"
Alfin menggebrak meja, "Nggak aneh!"
"Ya aneh lah, gue abis berantem dijambak malah tiba-tiba di tembak. Kagak ada romantis-romantisnya."
Alfin tersenyum miring, "Jadi lo mau yang lebih romantis?"
Nata gelagapan, "Y-ya enggak gitu maksud gue, ya maksudnya..."
Alfin mengangkat alisnya.
"Ah udahlah lupain! Anggap aja tadi nggak terjadi apa-apa." Nata kembali berkutat dengan dokumennya. Wajahnya menguap memerah. Degup jantungnya tak normal.
Sinting!
Cowok itu melangkah mendekati pintu dan menendangnya agar para manusia kepo yang mengintip tidak dapat melihat. Tirai jendela pun ia tutup rapat-rapat.
Degup jantung Nata kian berontak.
Sinting part dua!
Nata mencuri pandang saat Alfin kembali mendekati mejanya. Lelaki itu sudah duduk di sampingnya menghadap ke arah Nata.
Ia memutar kursi Nata secara paksa hingga menghadapnya.
Tatapan Alfin berubah intens, "If yes, take that necklace and wear it. Then you wear. So, you're be my girlfriend right now, baby..." ia mengulang kalimat di aula tadi.
Suara serak nan dalam itu mengalun meremangkan bulu kuduk Nata.
Gadis itu berusaha nampak galak, "Apaan sih lo, nggak usah ngada-ngada! Gue banyak tugas!" Nata kembali hendak memutar kursinya dan dihentak paksa. Di tahan oleh Alfin agar tetap menghadap cowok itu.
"Gue nggak nerima jawaban apapun selain iya. Dan juga, tadi lo udah resmi jadi cewek gue, di depan banyak orang. So please, jangan coba ngelak lagi." Alfin berubah tegas.
"Alfin, gue nggak mau pacaran." Nata tak kalah tegasnya. Ia mulai jengah menghadapi perdebatan ini. Ditambah, detak jantungnya tak karuan. Menyesali langkah yang ia pilih secara tiba-tiba di aula tadi yang langsung memancing beribu asumsi dari orang lain.
Alfin mendekat, "Gue nggak pernah main-main soal perasaan."
Nata menatapnya dengan mata melebar, "Fin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark but Shine [END]
Teen FictionIni hanyalah segelintir dari kisah cinta anak remaja. Yang agak sedikit... Berat. Berlawanan seperti kompas utara dan selatan. Tapi saling melengkapi layaknya gelap yang butuh terang. "Gue nggak pernah pacaran." ucap si cuek yang selalu menolak. "...