34 - End

4 0 0
                                        

🎶 : Arsy Widianto&Tiara Andini - Bahaya



🗞🗞🗞

Manusia memiliki batas emosional mereka masing-masing. Dan Tuhan memberikan ujian sesuai dengan batas kemampuan manusia, betul?

Manusia diberikan porsi sedih dan senang yang sebanding agar bisa merasakan apa yang dinamakan bersyukur.

Tapi, itu semua tidak berlaku untuk Nata.

Bahkan sejak ia lahir kehidupannya sudah tidak diinginkan. Ia dilahirkan dari rahim seseorang yang merusak rumah tangga Soraya. Dan dengan begitu lapang hatinya, Soraya membesarkannya meski harus dibayar dengan ujian mental yang tiada habisnya. Itupun, Soraya sengaja, agar Nata bisa tumbuh dengan mental baja yang sudah dibentuk.

Sejak kecil pula merasakan pembullyan tak berdasar dari lingkungannya dan harus melindungi dirinya sendiri serta saudara kandungnya yang sering sakit-sakitan.

Nata mengalami semua hal pahit itu sendirian. Kadang, demi tidak terlihat oleh sang saudara, ia harus menangis diam-diam di kamar mandi saat merasa tidak kuat lagi.

Dan sekarang, Nata mengalaminya lagi.

Kesendirian, kesepian, kekelaman.

Dia diculik selama lebih dari dua minggu lamanya, menjadi sandera oleh seorang psiko dan kawanan yang sama gilanya pula. Menjadikan Nata boneka pelampiasannya. Dipukul, di tendang di borgol, di pasung. Semua hal yang sangat tak wajar itu ia alami.

Dalam hatinya hanya merintih kepada Tuhan serta satu nama, Alfin.

Yang dia nantikan kedatangannya.

Akhirnya datang bak heroik menolongnya. Di saat mental dan fisik Nata sudah dirusak sehancur-hancurnya.

Sayangnya, aksi pertolongan itu berakhir naas dengan suara tembakan yang lolos menembus punggung Alfin.

Alfin...

Kritis.

Dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan, tapi sudah tiga hari sejak operasi berjalan lancar— lelaki itu belum juga membuka mata.

Di sebelah ruang inapnya, juga ada Nata yang mendapatkan pertolongan karena fisiknya yang sangat memburuk. Luka dan lebam disekujur tubuhnya. Darah mengalir dari arah manapun.

Bahkan ia kadang linglung dan takut disentuh, hanya bisa meneriakkan nama Alfin dan kata tolong.

Sekarang lihat? Dimana porsi bahagia dan sedih yang katanya dibagikan sebanding itu?

Nata hanya mendapatkan kesedihan selama hidupnya.

Di uji habis-habisan secara tragis.

Kadang, ia kehilangan kesadarannya dan meringkuk ketakutan di tempat tidurnya.

"Udah ma, kita coba lagi nanti..." bujuk David kepada sang istri yang menelan tangisnya.

Alana membekap mulutnya demi tidak menangis lebih keras lagi, mendapati kondisi Alfin dan Nata se-kritis ini, "Nata ketakutan pa..." bahkan ibu dua anak itu ikut bergetar melihat kondisi gadis yang bahkan bukan darah dagingnya itu. Tapi hatinya seolah ikut teriris.

"Kenapa orang-orang jahat sama anak kita." Alana terus meracau di sudut ruang inap Nata, dipeluk David yang setia menenangkannya.

"Iya, aku ngerti. Sekarang kita cuman bisa serahin semuanya sama dokter. Ya?" ujar David.

Alana mengangguk, memilih meninggalkan ruang inap itu saat beberapa suster dan dokter berusaha menenangkan Nata.

Terlihat beberapa teman Alfin dan Nata yang menunggu di ruang inap keduanya. Bersandar lemas karena menjaga kedua sahabat yang sedang dalam kondisi buruk.

Dark but Shine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang