12

3 0 0
                                    

🎶 Blackpink – Love to Hate me


🦗🦗🦗


Ruangan persegi yang didominasi cat dinding berwarna putih itu cukup luas untuk menampung lima orang remaja yang tertidur di sofa, dan seorang gadis di atas brankar.

Hari sudah berganti. Yang artinya, sudah satu malam seorang gadis menghabiskan waktunya berbaring di atas ranjang pasien itu.

Sebenarnya, Nata sudah dalam hitungan bisa pulang. Akan tetapi, dokter melarangnya karena mendapat pesan dari Alfin kalau gadis itu harus tetap berada di sini sampai luka nya membaik dan pulih.

Alfin itu berlebihan.

Salah satu temannya terbangun saat merasakan pergerakan Nata yang berusaha terduduk.

"Eh?"

Nata menoleh. Tatapannya dan Olif seketika bertemu.

"Lo mau kemana?" Tanya Olif, ia bangkit dan berjalan tertatih karena belum sepenuhnya mengumpulkan energi.

"Ke toilet."

Gadis itu kemudian menuntun Nata, "yang ini lo bilang mau pulang? Kaki lo aja pincang, Nat."

"Seenggaknya gak lumpuh."

"Mulut lo ye!" Olif memprotes kesal.

Mendengar pertengkaran kecil itu, yang lainnya terbangun.

"Lho, Alfin belum balik?" Risa bersuara setelah mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan sosok yang dimaksud.

"Dia langsung pulang ke Jakarta."

"HAH!?"

Penuturan Gatra membuat mereka serempak kaget.

"Wah, kok gitu sih? Kok kita sama Nata ditinggalin gitu aja!" Dani berkomentar tidak terima. Pasalnya, semalaman mereka tidur berdempetan di dalam kamar pasien ini, sedangkan cowok itu malah kembali ke Jakarta seenaknya tanpa pamit dulu.

"Dia ada urusan mendadak," Jelas Gatra lagi, "tapi nanti dia balik lagi ke sini."

Keempat remaja itu hanya ber-oh ria menanggapi.

"Urusan apaan yah? Kok sampai pulang balik gitu sih?" Risa bertanya penasaran.

"Kok lu kepo?" Celetuk Asran yang langsung mendapat pukulan maut dari gadis disampingnya.

"Kok lu sewot?" Balas Risa kemudian memeletkan lidah.

"Udah, nggak usah pada berantem kalau semalam aja pada tidur sender-senderan bahu." Sindir Dani sinis.

Mengingat kejadian semalam ia jadi geli sendiri. Pasalnya, karena kelas mereka di sekolah bersebelahan, teman Nata ini jarang akur dengan kelas Alfin. Apalagi kalau sudah olahraga gabungan yang membuat mereka seolah menjadi rival dadakan. Terlebih lagi, Alfin cs memang kadang jahil ke kelas sebelah —kecuali Gatra sih, karena cowok itu lebih banyak diam dibandingkan harus berbuat usil seperti yang biasa dilakukan Dani kepada ketua kelas Nata, dan si Asran yang memang sering mengganggu Risa, atau pemandangan yang paling sering adalah Alfin yang menjahili Nata.

Goyah sedikit, sepertinya sebentar lagi akan jodoh. Kalau kata orang-ornag sih begitu.

Benci sama cinta beda tipis. Betul?

"Hiiih, gue? Nyender ke dia? Nggak banget!" Risa memasang ekspresi jijik yang dibuat-buat.

"Heh, ini buktinya bahu gue miring sebelah. Belum lagi iler lo deres banget buset, udah bisa disamain sama derasnya air terjun Curug Parigi tau nggak?" Asran melempar gurau bermaksud meledek Risa. Dan tentu saja berhasil membuat gadis itu memekik protes.

Dark but Shine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang