Chapter 08 : Asa Bersedia

526 84 1
                                    

"Duh, duh, duh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh, duh, duh ... Boncengannya sekarang nggak pernah kosong, ya, Pak!" seru Jey, menghampiri Asa yang baru saja memarkirkan motor.

Yara yang berdiri di sebelah Asa, mengernyit sambil menatap Asa. Merasakan tatapan Yara, Asa menunduk memandang gadis tersebut. "Udahlah, Jey mah nggak penting banget didengerin," kata Asa paham kalau Yara sering merasa risi ketika diledek.

Raut wajah Jey sontak datar, berusaha sekali untuk tak mengumpati Asa. Namun seseorang datang dan merangkul bahu Jey.

"Sabar, Jey. Lo paham lah kalau Asa lagi bucin," ucap Romeo, menaikturunkan alis menggoda Asa.

Jey sempat mengernyit heran, tumben Romeo ada di pihaknya. Padahal biasanya Romeo selalu memperlakukannya bak sahabat tiri.

Setelahnya, Jey bersedekap dan mengangkat dagu. Ia berkata, "Bucin ke teman, ya, Yo."

"Kok teman sih, Jey," protes Romeo pura-pura bodoh.

"Loh? Emang apa? Kan mereka teman," kata Jey enteng. Lalu dia sengaja mencondongkan tubuh pada Asa yang terus menatapnya datar. "Biasanya sih kalau teman nggak punya perasaan lebih. Iya nggak, Sa?" lanjutnya.

Sontak tangan Asa mendorong wajah Jey sampai Jey hampir terjengkang, untung ditahan Romeo.

"Anjing, kasar! Ke Yara aja lu lembut, sabar, perhatian. Lah, ke gue? Boro-boro sabar, KDRT beruntun!" cerocos Jey.

Sedangkan Yara sejak tadi hanya diam sambil mengerutkan kening, tak paham dengan omongan Jey dan Romeo serta reaksi Asa.

"Cabut, Ra. Gue takut lo rabies kalau lama-lama ada di deket Jey," kata Asa, langsung menarik Yara pergi.

"Lo pikir gua anjing? Rabies, lambemu!" Lagi-lagi Jey menggerutu.

Romeo melepaskan rangkulannya pada Jey, lalu terbahak sampai merunduk memegangi lutut.

"Jey, Jey ... Dari dulu pasti gitu, lo yang mulai ngeledek, lo juga yang emosi duluan," kata Romeo, geleng-geleng kepala. "Gimana nggak cepet tua."

Tanpa tunggu lama, Jey menoyor kepala Romeo. Jey berkata, "Ini juga, ngatain gue mulu kerjaannya."

"Dasar, sumbu pendek!" ucap Romeo, melirik sinis lalu beranjak pergi sebelum Jey menumbuknya.

Sementara di tempat lain, Yara dan Asa berjalan berdampingan. Yara menoleh pada Asa untuk bertanya.

"Tadi maksud Jey apa sih?"

"Hm? Maksud Jey? Yang mana?" Asa balik bertanya seolah tak mengerti.

"Ya semua yang diomongin Jey. Gue paham dia lagi nyindir, tapi gue nggak paham maksud sindiran dia," kata Yara, mengerutkan kening.

Asa jadi teringat ucapannya tempo hari, kala ia bercerita pada Jey dan Romeo mengenai Yara yang sudah menerimanya sebagai teman. Lalu Jey langsung heboh dengan tanggapannya.

YARA & ASANYA | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang