Chapter 05 : He's A Good Boy

640 94 4
                                    

"Sombong amat sih, Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sombong amat sih, Ra. Aku cuma pengin ngobrol bentar, susah banget kamu diajak ngomong."

Yara berusaha pergi dari orang di hadapannya kini, tapi sejak tadi tangan Yara sudah dicekal begitu erat, tak dibiarkan pergi.

"Kenapa? Kamu masih marah sama aku?" tanya Bayu lembut.

"Sakit, berengsek!" seru Yara kasar, menyentak tangan sang mantan kekasih.

Mendengar itu, Bayu seperti menyesal telah mencekal tangan Yara. "Maaf," katanya lagi-lagi dengan nada lembut. Namun sayang, mau selembut apa pun perkataan dan perbuatan Bayu, Yara sudah tidak ada peduli sedikit pun, Yara tidak akan luluh.

"Pergi! Urusan gue sama lo selesai semenjak lo mutusin untuk lebih milih cewek munafik itu," kata Yara pelan dan tajam.

"Kamu masih marah, Yara. Kamu marah karena waktu itu aku lebih milih—"

"Nggak!" sentak Yara, "semenjak hari itu, lo buruk di mata gue. Nggak cuma satu alasan yang buat gue marah sama lo, banyak, lo bikin gue kecewa karena banyak hal."

Bayu tidak membalas lagi, dia hanya menatap mata Yara yang sama sekali tidak menampakkan keramahan. Lalu Yara melengos keras dan menghela napas.

"Kalau lo datang untuk minta maaf, gue udah maafin. Cukup sampai sini. Terakhir gue ngomong sama lo, pergi!" ucapan Yara tanpa menatap Bayu.

"Nggak, Ra." Bayu sungguh keras kepala. "Kamu maafin aku, tapi kamu masih marah, aku belum bisa tenang," lanjutnya, ingin menyentuh lengan Yara namun Yara sudah lebih dulu menghindar.

'Lo nggak ada bedanya sama Dita, ngelunjak,' kata Yara dalam hati.

Yara melangkah pergi, Bayu gerak cepat menghadang Yara, kemudian Yara mundur tanpa pikir panjang dan menabrak tubuh seseorang. Yara yang terkejut pun menoleh, pada Asa di belakangnya yang kini sudah memegang kedua lengan Yara, menahan Yara yang tadi hampir jatuh.

Bayu geram melihat tangan Asa pada lengan Yara. Bahkan Yara tidak berusaha melepaskan, tapi Bayu hanya ingin menyentuh sebentar pun Yara seakan merasa jijik.

"Anak SMA Pratiwi?" ucap Asa setelah memerhatikan seragam Bayu. "Ada urusan apa ke sini?" Auranya masih tenang seperti biasa.

"Bukan urusan lo," balas Bayu ketus.

"Ya, bukan urusan gue. Gue cuma nanya," kata Asa kelewat tenang. Tangannya tak lagi memegangi lengan Yara, namun sudah beralih merangkul pundak gadis itu.

Yara tidak risi, justru ia merasa aman. Karena tanpa orang lain tahu, sejak baru bertemu Bayu tadi, Yara merasa takut entah mengapa, rasanya ingin segera lari.

Gadis itu melepaskan rangkulan Asa lalu beringsut bersembunyi di balik punggung Asa. Membuat Asa mengernyit. Diperhatikannya sejak tadi Yara berani-berani saja, tapi sekarang mendadak ciut.

YARA & ASANYA | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang