Chapter 5

18.6K 782 16
                                    

Rhea kembali ke ruangan dengan perasaan yang campur aduk. Bagaimana tidak! Hari ini dia senang sekaligus kesal.
'Huh! Kenapa mulut ini lancar banget ngomongnya', Rhea memukul pelan mulutnya.

Ia duduk dikursinya ingin melanjutkan pekerjaannya. Rupanya teman-temannya sedang sangat sibuk sehingga tidak menyadari bahwa selama hampir satu jam ia menghilang.

Syukurlah!

Lucy dan Rangga baru saja masuk ruangan, lalu duduk dikursi mereka masing-masing.

"Dapet tempatnya, Luc?" tanya Rhea pada Lucy.

"Belum nih, studio pada full bulan depan." jawabnya sedikit lesu.

"Bikin studio sendiri aja laah.." sahut Rhea lagi.

Bruuutttt!!
Rangga menyemburkan air yang sedang ia minum.

"Edan kon! Emangnya mau bikin studio dimana?" Nah kan, bahasa Malangan-nya keluar.

"Hihihi..." Rhea hanya cekikikan saja.

"Kalo tempatnya di outdoor emang ga bisa, Ngga?" tanya Bella.

"Bisa sih. Tapi karena kita pake model amatiran jadi kayaknya bakalan ribet deh!" sahut Allyn menanggapi. "Soalnya mereka nih pasti ga mau diliat banyak orang karena malu." lanjutnya kemudian diangguki oleh teman-temannya.

*

"Rhe, aku nebeng sampe bengkel di pertigaan belakang gedung dong." kata Rangga sambil berlari kecil menghampiri Rhea.

"Kenapa motor mu?" tanya Rhea.

"Mogok tadi pagi." jawab Rangga setelah berhasil menjajari langkah Rhea.

"Ya udah yuk."

Mereka berjalan menuju basement kantor.
Dari arah berlawanan, tampak wakil CEO baru saja masuk gedung.

"Selamat sore, Pak!" sapa Rangga. Rhea hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
'Ishh.. Sama Bu Mita lagi.' pikirnya.

Andre membalas sapaan mereka dengan anggukan kepala sambil berlalu meninggalkan mereka.

"Ihh sombong amat!" ucap Rhea pelan.

Lalu mereka melanjutkan berjalan menuju basement.

"Makasi ya Rhe!" kata Rangga setelah sampai di bengkel.

"Oyi!" balas Rhea. "Aku duluan ya! Keburu macet." tambahnya. Rangga mengangguk.

Memang pada jam-jam sore menjelang maghrib begini jalanan sangat macet karena jam pulang kantor atau jam pulang sekolah.

Rhea menjalankan mobilnya perlahan sambil menikmati musik melow dari tape.
Kemudian ia menghela napas lelah. Lelah lahir dan batin.

*

Andre mempersilakan Mita masuk. Mereka kini berada di lantai 5 gedung. Di lantai paling atas ini hanya ada 3 ruangan. Ruang pertama berukuran 3x10 meter. Ruangan ini sebenarnya disewakan. Tetapi Andre lebih memilih meminjamkan kepada Roby untuk ia tinggali agar mempunyai teman ngobrol.

Ruangan kedua berukuran 5x10 meter. Terdapat 2 buah kamar tidur untuk orang tua dan adiknya jika berkunjung ke Malang.

Ruangan ketiga adalah ruangan paling besar, yaitu berukuran 10x10 meter. Ruangan inilah yang menjadi tempat tinggal Andre sejak ia lulus S2 di Australia kemudian menjadi wakil CEO. Terdapat 1 buah kamar tidur yang luas dengan kamar mandi dalam, dapur dan ruang menonton TV yang nyaman. Ia sering mengajak teman-temannya makan malam disana.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang