Chapter 1

24.2K 1K 32
                                    

Deg!

Jantung Rhea berdetak lebih kencang ketika laki-laki itu juga melirik dan tersenyum tipis padanya. Atau pada Lucy?? Entahlah. Yang jelas ia seperti pernah melihat laki-laki itu.
Tapi dimana??

Mereka memasuki ruangan yang besar dan terlihat sangat nyaman. Terdapat komputer disetiap meja bersekat.
Rhea duduk dikursi yang sudah ditunjukkan seniornya. Mejanya berhadapan dengan Lucy dan bersebelahan dengan Rangga.
Setelah diberi arahan oleh senior, mereka mengerjakan pekerjaan pertama mereka sebagai karyawan magang.

*

Di kantornya, Alexandre Giovanni, berdiri menghadap jendela besar yang langsung mengarah ke jalan yang telah ramai kendaraan lalu lalang. Roby memasuki ruangan wakil CEO itu dengan membawa beberapa map.

"Ini berkas-berkas karyawan magang kita, Pak. " katanya sambil meletakkan beberapa map kuning diatas meja.

"Berapa lama mereka magang, Rob? " tanya Alexandre, sang wakil CEO.

"Kurang lebih 4 bulan, Pak. " jawab Roby, sang asisten.

*

Tepat pukul 12 siang, Rhea dan teman-temannya selesai mengerjakan pekerjaan mereka. Lucy menghampiri meja Rhea dan Rangga mengajak ke kantin untuk makan siang.

"Pekerjaan pertama udah bikin otakku panas nih. " Rangga membuka obrolan ketika mereka sudah selesai memesan makanan dan minuman.

"Ahh.. Kamu mah ketrima masuk sini karena hoki, Ngga. Orang waktu kuliah dia sering tidur di kelas. Makanya tuh otak gampang panas" kata Lucy meledek Rangga.

"Udah. Udah. Kasian tuh Rangga sampe idungnya kembang kempis nahan kentut. " tambah Rhea. Mereka bertiga tertawa.

"Aku juga heran kok bisa ketrima magang disini ya, hehehe." kata Rangga sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Makanan dan minuman pun datang dan mereka segera mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Sesekali mereka bercanda.

Dari arah tidak jauh dari mereka, sepasang mata menatap mereka bertiga tidak berkedip. Roby sang asisten dengan santai melahap makanan yang sudah diatas meja dari tadi.

"Pak, ayo makan pak. Setelah ini kita ada meeting lho. " katanya. Roby adalah sahabat Alexandre ketika mereka masih kuliah. Meskipun bersahabat tetapi ketika di kantor ia memanggil Alexandre dengan sebutan 'pak', beda urusan kalau sudah diluar kantor.

Alexandre menoleh sekilas kearah Roby kemudian berdiri keluar kantin.
Roby yang masih sibuk mengunyah makanan melongo ditinggal pergi sang wakil CEO.

Jam dinding menunjukkan pukul 1 siang, Rhea dan teman-temannya sudah kembali ke ruangan. Karena belum ada pekerjaan lagi, senior meminta mereka untuk memperkenalkan diri. Seisi ruangan saling berkenalan. Mereka senang karena ada anak magang yang bakalan disuruh-suruh. Hahaha!

Pukul 4:30 sore, Rhea dan karyawan yang lain membereskan meja dan mematikan komputer. Ia berdiri kemudian merenggangkan otot yang kaku karena terlalu lama duduk. Satu persatu karyawan mulai pamit pulang termasuk Rhea. Ia langsung menuju basement dan mengendarai mobilnya menuju rumah.

*

Alexandre memasuki lift dan memencet angka 5 menuju kamarnya di lantai atas gedung kantornya. Ia memang mendesain lantai atas untuk tempat ia tinggal sendiri. Kedua orang tuanya tinggal di kota lain bersama adik laki-lakinya.

Ia langsung menuju kamar mandi didalam kamar tidurnya dan menyalakan shower. Air dingin mengguyur kepalanya menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja.

Setelah mandi dan berganti pakaian, ia keluar kamar menuju ruang TV lalu menyalakannya.
Kemudian ia berbaring di sofa panjang sambil menatap langit-langit ruangan.
Mengingat wajah mantan kekasihnya yang hanya bertahan tiga bulan saja.
Lucu memang!
Disaat sepasang kekasih lain sedang bucin-bucinnya, ia malah diputusin.

Ya! Rhea adalah cinta pertamanya semasa SMA. Anak magang yang berpapasan dengannya tadi pagi. Wajah imutnya ketika SMA perlahan berubah menjadi wajah perempuan cantik nan dewasa dengan sentuhan sedikit make up.
Pikirannya berkecamuk didalam otaknya. Rhea, perempuan yang dicintainya sekaligus yang meninggalkannya. Sejujurnya rasa kecewa dan marah masih ada dihatinya.

Tak terasa ia ketiduran disofa dengan televisi yang masih menyala.

*

Pak Soleh membukakan pagar untuk Rhea ketika ia sampai rumah. Tak terlihat mobil kakaknya di halaman rumah. Segera ia masuk menuju kamarnya di lantai 2 dan segera membaringkan tubuhnya yang lelah.

"Aahhh.... Enak banget akhirnya ketemu kasur. " katanya sambil menggerak-gerakkan tangan dan kakinya layaknya kupu-kupu terbang.

Matanya menatap langit-langit kamar, menerawang. Ia sedang mengingat-ingat pria yang tadi ia temui di kantor tempat ia magang.
Matanya terpejam.

Kemudian selintas bayangan seorang cowok sedang tersenyum menatapnya ditengah lapangan basket memanggilnya, 'Rhea!'

***

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang