Chapter 22

9.4K 480 19
                                    

Dada Rhea berdesir mendengar kata-kata cinta dari Alexandre. Ia tersenyum lalu mengeratkan tautan jari-jari mereka.

"Sayang, pertama kita ketemu kenapa kamu ga sapa aku? Apa kamu emang udah lupain aku?" tanya Alexandre.

"Waktu itu aku lupa-lupa ingat. Hehehe. Abisnya sekarang kamu punya brewok sih." sahut Rhea sambil mengelus rahang kokoh Alexandre yang berjambang.

Alexandre berdeham. Menetralkan detak jantungnya akibat sentuhan Rhea. "Emang dulu aku gimana?" tanyanya dengan suara serak menahan gejolak.

"Dulu kamu imut-imut." jawab Rhea terkekeh.

"Sekarang?"

"Sekarang amit-amit." Alexandre sontak menggelitiki pinggangnya. Rhea tertawa terbahak-bahak sambil menghindari serangan jari yang membabi buta.

"Ampuuuunnn..."

*

Alexandre mengantar Rhea kembali ke basement. Ia menyesal karena tidak bisa mengantar kekasihnya pulang karena kakinya belum sepenuhnya pulih.

"Hati-hati ya, Sayang. Telpon aku kalo udah sampe rumah." katanya mewanti-wanti.

"Siap, Boss." keduanya tersenyum.

Kemudian Rhea masuk dan menjalankan mobilnya keluar dari basement menuju rumah.

*

Kemudian hari-hari telah terlewati. Kedua sejoli itu semakin hari semakin mesra saja. Ibarat pepatah, dunia milik berdua yang lain ngontrak.

Setiap hari mereka bertemu dan bercanda. Yang satu jahil, sedangkan yang satunya lagi cengeng. Kalau Alexandre marah atau kesal, Rhea yang akan menenangkan. Mereka pasangan yang saling melengkapi.

Hari ini adalah hari Jumat, hari terakhir Rhea, Lucy, Rangga, dan anak magang dari divisi lain bekerja di perusahaan itu. Karyawan lain ingin mengadakan acara perpisahan dan disetujui oleh manager mereka.

Rhea sangat senang bisa mengenal orang-orang baik ditempat itu. Tidak ada jarak antara senior dan junior. Mereka saling membantu.

Ponsel Rhea berdering. Ketika melihat nama penelepon, ia kemudian ijin keluar.

"Ya, Mas."

"Besok mau kemana?"

"Besok aku ada acara, Mas. Temen-temen divisi mau ngadain farewell party." sahut Rhea.

Hening diujung sana.

"Mas...?"

"Ya, Sayang."

"Kok diem?"

"Mas boleh ikut?" tanya Alexandre.

"Boleh, Sayang. Trus kamu mau alasan apa coba kalo ditanya anak-anak?"

Alexandre diam sejenak. "Ada manager kan?"

"Ga ada, cuma anak magang sama senior."

"Dimana acaranya?"

"Di hotel Swiss Bellin. Jam 6 sore."

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang