Chapter 6

16.3K 803 33
                                    

"Pokoknya hari ini kamu harus dapetin no hape Rhea, Rob." kata Andre di ruangannya. Roby duduk di sofa sambil memegang iPad membaca berita hari ini.

Ia mendengus pasrah. Tugasnya kali ini terlihat sepele tapi sungguh sulit dilakukan. Bagaimana tidak?
Kemarin ia telah menanyai hampir semua karyawan di divisi iklan yang ia kenal tetapi hasilnya nihil. Tampaknya perempuan itu telah mengganti nomor ponselnya.

Baiklah!
Hari ini ia akan ke ruangan divisi iklan lagi dan bertanya langsung pada si empunya ponsel.

*

Rhea berjalan memasuki gedung menuju tangga berjalan yang lumayan ramai orang. Ia mampir ke kafe untuk membeli coklat panas sambil menunggu tangga berjalan tersebut agak sepi.

"Mbak, coklat panas satu ya!" katanya pada pegawai kafe.

"Saya juga mbak!"

Rhea menoleh kebelakangnya kemudian tersenyum sambil menganggukkan kepala menyapa orang tersebut.

Ketika pegawai kafe itu menyodorkan pesanan mereka, segera pria itu menyodorkan uang.

"Sekalian sama punya mbak ini ya!" kata Roby.

"Ehh tidak usah pak." tolak Rhea. Tapi Roby tidak peduli, ia balik badan kemudian berjalan akan mencari tempat duduk.

"Saya mau bicara sebentar sama kamu," katanya. Rhea mengikutinya.

"Kamu tidak perlu membayar coklat panas itu pakai uang, bayar saja pakai nomer hape kamu." lanjutnya cuek.

Rhea melongo mendengar permintaan yang aneh dari Roby.

"Maaf pak. Kalau begitu saya bayar pakai uang saja." kata Rhea sambil menaruh selembar uang berwarna biru ke meja Roby kemudian ia berjalan cepat menuju eskalator yang masih saja ramai. Akhirnya ia memilih memakai tangga darurat.

Roby melongo melihat kelakuan ajaib mantan kekasih bosnya itu. Ia memasukkan uang pemberian Rhea kedalam kantong celana kemudian berdiri hendak kembali ke ruangan bosnya.

"Lumayan lah buat tanggal tua."

*

Rhea tidak habis pikir dengan kelakuan asisten wakil CEO itu.

'Ahh apa jangan-jangan ia naksir padaku?' pikirnya kemudian membetulkan tatanan rambut dan bajunya dicermin besar toilet.

Ia lalu keluar toilet menuju ruangannya. Ditengah jalan tangannya ditarik kuat oleh seseorang.

Rhea melotot pada orang yang sedang cengengesan itu. "Mas Andre!" jeritnya.

Alexandre segera memeluk Rhea, "Kangen..."

Rhea berusaha melepaskan pelukan Alexandre.

"Mas, ini di kantor!"

" Ga ada orang disini," kata Alexandre lagi. Rhea celingak- celinguk memeriksa ruangan serba guna yang terlihat kosong tersebut.

Ia menatap Alexandre tajam. Yang ditatap hanya menampilkan senyum menawannya. Ahhh rasanya Rhea ingin meleleh!

"Aku lepasin kamu tapi aku pinjem hape mu dulu." tawarnya.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang