Chapter 17

11.1K 583 22
                                    

"Darimana kamu Rhe?" tanya Rangga setelah Rhea kembali ke kursinya.

"Makan siang." jawab Rhea sekenanya.

"Oh. Tumben ga bareng sama yang lain?"

"Aku ada janji sama temen lama tadi jadi sekalian makan siang bareng."

Rangga mengerti kemudian menganggukkan kepalanya.

"Rhea, Rangga, Lucy." panggil pak Robert. "Minggu ini pekerjaan kalian harus sudah selesai ya. Karena minggu depan waktu magang kalian berakhir."

"Maaf pak. Bukannya masih ada tiga minggu lagi kami magang?" tanya Rangga.

"Tidak, kami mempercepat waktunya karena ada satu dan lain hal. Jadi saya harap minggu ini pekerjaan kalian sudah beres ya. Untuk surat-surat dan sertifikat kalian bisa ambil minggu depan." kata Pak Robert.

Mereka bertiga mengangguk kemudian kembali ketempat duduk masing-masing dengan sejuta pertanyaan.

Jadi, kurang dari sepuluh hari lagi mereka akan berpisah dengan teman-teman dikantor ini. Rasanya cepat sekali waktu berjalan.

Tim Huru Hara

Sedih banget guys! Aku bakal kangen kaliaaannn. ~Bella

Kenapa sih harus di-cut? Padahal masih ada tiga minggu lageee. ~Lucy

Pokoknya tim ini ga boleh bubar yaa. ~Bella

Iyaaa... Kita masih bisa hang out bareng kaann?? ~Allyn

*

Dengan wajah lesu dan kepala ditekuk, Rhea masuk rumahnya. Rio yang melihat adiknya langsung bertanya, "Kenapa tu muka?"

Rhea mengedikkan bahunya sambil terus berjalan naik kelantai dua kemudian masuk kamarnya.

Rio mencebikkan bibirnya melihat kelakuan adik semata wayangnya itu.

Dikamar, Rhea segera membersihkan diri di kamar mandi. Ia mengguyur kepalanya agar segala pikiran lenyap dari otaknya. Dengan tiba-tiba pak manager memberitahu bahwa magangnya akan selesai minggu depan. Rasanya ia belum siap kehilangan teman-temannya yang ajaib itu. Memang, mereka masih bisa mengobrol lewat grup chat, tapi pasti rasanya tidak akan sama kalau bertemu langsung. Dan untuk sesekali hang out bareng pun pasti akan sedikit sulit karena kesibukan masing-masing.

Disamping itu... Rhea masih ingin menatap wajah tampan atasannya itu.

Rhea mematikan kran air lalu keluar menuju lemari pakaian. Suara dering ponselnya samar-samar terdengar dari dalam tasnya. Ia segera memakai pakaiannya dan mengaduk tasnya mengambil ponsel. Senyumnya mengembang ketika membaca nama si penelepon.

"Halo." jawab Rhea sambil membetulkan posisi duduknya.

Terlihat seorang pria tersenyum disana. Ya, itu adalah panggilan video. Rhea ikut tersenyum, dadanya menghangat.

"Udah sampe rumah?"

Rhea menganggukkan kepala. Sambil terus menatap layar ponsel, heran melihat gambar diseberang terus bergerak.

"Kamu ngapain sih mas?"

"Bentar. Aku mau kekamar." jawabnya. Diseberang sana Alexandre dengan susah payah turun dari kursi roda dan -- Bruuukk!!!

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang