Chapter 15

12.2K 549 36
                                    

Rhea tertegun menatap Alexandre didepannya. Mau apa lagi dia?

"Dilarang pacaran di kantor!"

Rhea mengernyit, "Jadi kamu nungguin aku disini cuma mau bilang itu?"

Alexandre menajamkan matanya, "Kantor bukan tempat untuk ber mesra-mesraan."

"Oke. Lagian kita cuma akhir bulan ini magang di kantor ini." ucap Rhea menantang sang serigala lapar didepannya.

Alexandre menggertakkan giginya, rahangnya mengeras.
"Minggir." kata Rhea mendorong pelan tubuh atasannya itu. Tubuh Alexandre bergeming.

"Apa sih mau mu?!" kesalnya.

"Cintai aku lagi."

Rhea terkesiap. Dadanya bergemuruh. Ia menatap kedua mata pria didepannya. Lalu ia tersenyum sinis, "Siapa barusan yang bilang kalo ga boleh pacaran di kantor?"

"I'm the Boss."

Rhea berdecih. Tubuhnya sangat lelah dan ingin segera sampai rumah.

"Lupain masa lalu kita. Aku tau kamu masih sakit hati, masih marah. Tapi please, itu bukan cinta, itu hanya obsesi."

"Bukan cinta? Obsesi katamu?" Alexandre memejamkan kedua matanya.

"Ya. Kamu mau balas semua perbuatanku dulu. Kamu buat aku jatuh cinta trus ninggalin aku."

"Enam tahun aku berusaha lupain kamu. Lupain rasa sakitku, kecewaku, marahku. Kamu bilang aku hanya terobsesi? Mau balas dendam?!" ucap Alexandre frustasi.

Ada apa dengan perempuan didepannya ini? Apa ia pernah mencintai pria lain kemudian ia dicampakkan?

Alexandre menggeser tubuhnya kesamping agar perempuan itu bisa membuka pintu kemudian masuk mobilnya.

Suara deru mesin terdengar kemudian perempuan itu menjalankan mobilnya keluar dari basement.

*

Hari mulai petang ketika mobil Rhea berhenti disebuah kafe. Ia ingin menenangkan dirinya dengan minum secangkir cokelat panas. Setelah masuk dan memesan minumannya, ia mencari tempat duduk dipojok.
Cocok buat merenung, pikirnya.

Akhir-akhir ini memang mantan kekasihnya itu gencar mendekatinya lagi. Sejujurnya ia juga mulai jatuh cinta lagi pada mantannya itu. Tetapi lagi-lagi perasaan bersalah dan takut dicampakkan menghantuinya. Apakah ia sudah mendapatkan karmanya?

Allan, kekasihnya selama dua tahun yang tiga bulan lalu telah menjadi mantannya. Ia mencampakkan Rhea dan lebih memilih teman sekelasnya. Perempuan jangkung seorang model.

Waktu itu Allan beralasan bahwa berpacarannya dengannya sangat membosankan. Setiap weekend bukannya ke bioskop atau ke tempat biasanya anak muda menjalin kasih, malah ke perpustakaan atau ke toko buku.

Rhea bukannya anak yang tidak gaul, ia hanya ingin menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Cita-cita yang mulia bukan?

Seorang pelayan datang memberikan pesanannya.

Rhea memang tidak mempunyai sahabat yang ia bisa menceritakan kisah cintanya. Sejak Nindy juga meninggalkannya, sejak saat itu pula Rhea tidak memiliki sahabat meskipun ia tetap berteman dengan siapa saja.

Ia menarik napas kemudian membuangnya. Lalu bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari kafe itu.

Waktu telah menunjukkan pukul 7 malam ketika ia sampai rumah. Mami menyambutnya di depan pintu ketika mendengar deru mobil masuk halaman.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang