Chapter 34

6.5K 339 27
                                    

Hari ini Rio berencana untuk terbang ke Amerika untuk mengunjungi adiknya. Ia segera menyelesaikan pekerjaannya karena jadwal penerbangannya pukul 7 malam ini.

Sudah enam bulan ia hanya menelepon adiknya lewat panggilan video. Seminggu yang lalu mami meneleponnya mengabarkan bahwa Rhea sudah bisa berdiri dan melangkahkan kakinya.

Rio sangat bahagia mendengar kabar tersebut. Tak lupa ia juga memberi kabar Alexandre, temannya yang juga masih kekasih adiknya itu.

Waktu mereka bertemu di kantor, keadaan Alexandre jauh lebih baik daripada terakhir Rio bertemu. Temannya itu menangis bahagia karena ia yakin sebentar lagi Rhea akan kembali padanya.

Rio telah sampai dibandara internasional Washington Dulles setelah sekitar dua puluh satu jam lima menit ia duduk dikursi kabin.

Ia memesan taksi menuju apartemen dimana mami dan adiknya tinggal.

Ketukan dipintu terdengar ketika mami sedang memasak makan malam di dapur. Dengan tergopoh-gopoh ia membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Rio! Ayo masuk nak. Capek banget ya?" seru mami bahagia melihat ternyata anak sulungnya yang datang.

Rio memeluk maminya lalu mencium pipinya. "Rio ke kamar dulu ya, Mi. Mau selonjorin kaki." katanya.

"Ya udah. Adikmu dikamar. Mami lanjutin masak ya."

Rio tersenyum dan mengangguk.
Ia berjalan menuju kamar Rhea lalu membuka pintu. Rhea menoleh ketika mendengar suara pintu dibuka.

"Mas Riooooo!!" teriak Rhea ketika kakaknya itu yang muncul.

Rio terpana ketika melihat adiknya kemudian perlahan berdiri. Air matanya menggenang dipelupuk matanya.

"Dek, kamu udah bisa jalan?" tanya Rio dengan suara serak menaahn tangis.

Rhea menganggukkan kepalanya dengan semangat. Kemudian perlahan melangkahkan kakinya kearah Rio.

Rio juga perlahan berjalan menghampiri adiknya yang masih kesulitan berjalan lalu memeluknya erat. Air matanya mengalir deras. Ia mengelus-elus punggung Rhea.

"Kamu hebat dek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu hebat dek. Mas Rio bangga sama kamu." Rio melepas pelukannya dan menatap mata adiknya. "Ayo bentar lagi kamu bisa lari dek. Kamu pasti sembuh." katanya memberi semangat pada Rhea.

Rhea tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia menghapus air mata dipipi kakaknya itu. "Aku mau cepet pulang, Mas." ucapnya dan diangguki oleh Rio. Lantas Rio mencium kening adiknya.

Mami bahagia setelah enam bulan mereka bisa makan bersama lagi. Hari ini mami masak rendang kesukaan Rio dan Rhea. Mereka makan dengan lahap seraya mengobrol ringan tentang keadaan rumah.

"Aku kangen rumah, Mi." ucap Rhea.

Mami mengelus rambut putrinya kemudian berkata, "Iya, Sayang. Abis ini kita pulang ya nak. Rhea harus semangat dan berlatih lebih keras lagi."

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang