Chapter 38

6.3K 359 44
                                    

Alexandre telah kembali pulang ke Indonesia. Rencananya akhir minggu ini ia akan ikut adiknya pulang ke Surabaya. Ia akan mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia telah melamar Rhea.

Mobil Pajero Sport putih itu memasuki halaman rumah bergaya Javanese Joglo. Alexandre turun dari mobil ketika Willian telah memarkir mobilnya dengan benar.

Seorang wanita berumur sekitar 60an menyongsong kedatangan tuan mudanya dan mengambil tas mereka bawa.

"Ga usah, Mbok. Berat ini tasku." kata William menolak ketika Mbok Jayus akan mengambil tas ranselnya.

"Mama papa dimana, Mbok?" tanya Alexandre.

"Ibu di taman belakang, bapak di kamar, Mas." jawab Mbok Jayus.

"Mbok masak apa? Aku laper banget!" rengek William.

William memang lebih dekat dengan Mbok Jayus karena ia yang merawat William mulai bayi.

"Ayo Mbok siapin makannya, Mas."

Alexandre dan William memasuki rumah yang asri itu. Papanya yang asli Jawa sangat menyukai rumah bergaya Joglo dengan banyak ukiran kayu di pintu dan jendela.

Alexandre meletakkan tasnya di kamarnya kemudian ia bergegas menemui mamanya di taman belakang untuk sekedar menyapa.

Mamanya sedang asyik menanam bunga ketika Alexandre datang menyapanya. "Ma..."

Poppy menoleh kearah sumber suara. "Lho Andre. Kamu ikut Will pulang, nak?"

Alexandre mengangguk kemudian duduk dikursi dekat taman.

"Udah makan? Mana Will?" tanya Poppy kembali mengeruk tanah didepannya.

"Masih kenyang Ma. Will lagi di dapur sama Mbok."

Hening sesaat.

"Ma..." panggil Alexandre dengan suara pelan. Poppy kembali menoleh sebentar kemudian segera menyelesaikan pekerjaannya dan mencuci tangannya.

"Kenapa, Ndre? Ada yang mau diomongin sama Mama?" tanya Poppy lalu duduk disamping putra sulungnya itu.

Poppy tahu bahwa Alexandre adalah anak yang pendiam. Berbeda dengan adiknya yang cerewet minta ampun.

"Ma, tolong bantuin Andre bilang sama papa ya, Andre ga mau dijodohin sama Grace. Andre udah punya Rhea, Ma. Tolongin Andre."
Pintanya pada sang mama memelas.

Poppy mendekati putranya. Ia mengelus kepala Alexandre dengan sayang.

"Tapi papa kamu udah menutup diri dari keluarga Rhea, nak. Papa masih sakit hati karena kelakuan putri Rudy itu yang bikin kamu down kayak tahun lalu."

"Tapi ini semua bukan salah Rhea, Ma. Andre yang salah! Andre yang ga berpikir panjang!" serunya sambil menunduk.

Kedua orang tuanya, terutama sang papa selalu menyalahkan Rhea atas semua yang terjadi pada Alexandre yang menyebabkan perusahaannya terombang-ambing.

Poppy memeluk bahu Alexandre lalu mengelusnya.

"Nanti mama ngomong sama papa ya, Sayang."

*

"Ndre, kamu kapan dateng?" tanya papanya yang baru keluar kamar menuju meja makan.

"Udah tadi siang, Pa. Sama Will." jawabnya.

"Lha? Mana Will?" tanya papanya lagi.

"Lagi keluar sama temen-temennya." jawab Poppy seraya mengambilkan nasi untuk suaminya.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang