Chapter 11

13K 650 26
                                    

Rhea bergegas memasuki mobilnya kemudian meluncur ke kantor.
Sial! Hari ini ia bangun kesiangan. Tidak ada yang membangunkannya karena mami dan papinya sedang berada diluar kota. Dan kakaknya... Ahh jangan tanya dimana Rio! Semalam ia tidak pulang kerumah.

Rhea menambah kecepatan mobilnya. Ia tidak boleh terlambat!
Hari ini adalah pengambilan video iklan fashion.

Setelah memarkir mobilnya, ia segera berlari masuk gedung. Tak ia pedulikan tatapan heran orang-orang.

Rhea masuk ruangan dengan terengah-engah. Ruangan itu kosong.
Pasti semua sudah diatas, pikirnya.

Ia kembali berlari menaiki eskalator ke lantai 4.

"Rhea! Kamu telat ihh!" seru Lucy.

"Sorry. Aku kesiangan." mohonnya.

Lucy cemberut. Lalu ia memberikan secarik kertas berisi daftar kostum pakaian dan asesoris yang harus ia ambil di ruang wardrobe. Ia menerimanya kemudian kembali turun kelantai 2 tempat dimana ruang wardrobe berada.

Rhea masuk keruang wardrobe dan mengambil barang-barang sesuai daftar itu.
Uh, banyak juga ya, batinnya.

Kemudian ia keluar dan menutup kembali ruang wardrobe. Ia berjalan terseok-seok. Dilengan sebelah kanan dan kirinya tergantung tas plastik berisi asesoris, lalu dua kardus berukuran sedang ia bawa didepan dadanya.

Beberapa kali ia menubruk orang yang lewat.
"Ups! Sorry!"

Roby berjalan cepat akan menemui boss-nya di lobi gedung. Mereka akan mengadakan rapat disebuah restoran.

Bruk!
"Sorry!" seru Rhea. Ia menjatuhkan satu kardus paling atas.

"Kamu...!" tunjuk Roby. "Mau kemana?"

"Kelantai 4 pak." jawab Rhea.

"Ayo ikut aku!" ajaknya kemudian mengambil kardus yang jatuh.
"Aku bawain kardusnya."

Rhea menyerahkan satu kardus lagi yang masih ditangannya pada Roby. Lalu berjalan memasuki lift khusus.

"Makasi pak."
Roby hanya mengangguk lalu memberikan kardus-kardus itu. Kemudian ia segera masuk lift kembali menuju lobi.

"Kamu ambil file di Arab?!" Alexandre terlihat kesal karena menunggu asistennya itu lama.

"Sorry, Boss. Tadi saya ketemu Rhea lagi bawa banyak barang jadi saya antar dulu ke lantai 4 pakai lift." terangnya.

Alexandre langsung masuk kedalam mobil hitam didepan lobi.
Hari ini hari Jumat, Rhea belum juga menjawab pernyataan cintanya.
Ia menghela napas.

Roby duduk disampingnya lalu menyuruh supir menjalankan mobil menuju restoran tempat rapat.

*

Suasana ruang meeting dilantai 4 yang mendadak berubah menjadi studio itu sangat ramai. Mereka akan memulai pengambilan video dan gambar. Para karyawan sibuk mondar-mandir mengerjakan tugasnya masing-masing. Tak terkecuali anak magang itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 14:00 siang. Rhea meminta ijin Andi untuk istirahat makan siang karena perutnya sudah keroncongan. Lucy, Rangga, dan yang lain sudah makan siang duluan.

Rhea melangkahkan kakinya menuju warung makan dekat gedung kantor. Ia makan dengan cepat agar bisa segera kembali.

Ponselnya berdering ketika ia berjalan memasuki area kantor.
"Rhe, ada yang pingsan! Cepet kamu kesini!" kata suara diseberang telepon.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang