Chapter 4

18K 929 56
                                    

Dua bulan telah berlalu sejak Rhea dan teman-temannya diterima magang di KL Creative. Hari ini mereka sudah mulai melakukan seleksi awal para karyawan dan karyawati untuk dijadikan model proyek pembuatan video iklan fashion.

Ruangan yang luas menjadi terasa sempit karena penuh dengan barang-barang dan kertas berserakan. Sungguh, ruangan itu seperti kapal pecah.

Allyn, si Ratu Gossip yang memang fashionable, menjadi salah satu juri. Ia mengamati satu persatu foto calon model yang ada di mejanya. Mencari wajah-wajah good looking dan tubuh proporsional yang cocok dijadikan model dadakan mereka. Lucy dan Rangga sedang keluar mencari tempat yang pas untuk pengambilan gambar dan video.

Sedangkan Rhea berada diruangan sebelah sedang memfoto kopi beberapa file.

Telepon di meja Pak Robert berdering. Andi, asisten Pak Robert yang mengangkat telepon.

"Rhea, kamu disuruh ke lantai 4 sekarang." katanya kemudian.

"Aku?? Ngapain?" tanya Rhea.
Yang ditanya hanya mengedikkan bahu tanda tidak tahu.

Allyn dan Bella juga sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Ya, lantai 4 adalah ruangan-ruangan khusus petinggi perusahaan itu. Ada 3 ruangan disana. Ruangan CEO berada di tengah. Sebelah kiri adalah ruang wakil CEO dan sebelah kanan adalah ruang meeting. Sebelum menuju ke ruangan-ruangan tersebut, ada meja panjang untuk para sekretaris.

Hari ini Pak Kharisma tidak berada di kantornya. Beliau sedang di Surabaya mengurusi bisnis yang lain.

Rhea segera menyelesaikan tugasnya kemudian naik ke lantai 4.

Disana Roby menunggunya disamping meja sekretaris. Melihat Rhea, ia kemudian mempersilakan masuk ke ruang wakil CEO.

Seorang pria dengan postur tubuh tegap berdiri membelakangi pintu memandang kearah jendela sehingga Rhea tidak tahu siapa yang ada didepannya.

"Selamat siang, Pak. Saya Rhea karyawan magang dari divisi iklan. Ada perlu apa Bapak memanggil saya?" tanya Rhea akhirnya, setelah mengumpulkan keberaniannya.

Pria tersebut kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Rhea.
"Hai... Lama tak jumpa!" sapanya ramah.

Dua bulan lamanya Rhea magang diperusahaannya tetapi baru hari ini ia bisa menemui mantan kekasihnya itu karena satu dan dua hal.

Rhea berjengit kaget. Ia hanya menatap pria dihadapannya dengan perasaan yang... Entahlah.
Antara terkejut, senang, atau takut?

"Kenapa diam? Apa kamu lupa siapa aku?" tanyanya lagi berjalan mendekat kearah Rhea.

Rhea rasanya ingin berlari ke pelukan Alexandre dan mencium aroma tubuhnya. Ia menggigit bibirnya menahan air mata yg akan tumpah. Ya Tuhan! Ia sangat amat merindukan pria didepannya ini.

"Maaf pak. Sepertinya Bapak salah orang. Permisi." katanya sambil membalikkan badan akan keluar ruangan. Tetapi dengan sigap pria itu menarik lengan Rhea.

"Saya tidak akan pernah salah mengenali orang. Apalagi orang tersebut pernah menyakiti dan meninggalkan saya." kata Alexandre tanpa melepas cengkeraman tangannya.

Rhea berbalik menghadap Alexandre.
Berusaha melepaskan lengannya.
"Maaf pak, saya masih banyak pekerjaan." sahutnya sambil terus menundukkan kepala.

Rhea sedang berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Pria itulah yang dulu selalu membuat hari-harinya ceria dan pria itu jugalah yang membuat hari-harinya murung, setelah keputusan bodoh yang ia ambil waktu itu.

Alexandre perlahan melepaskan tangannya. Sungguh ia tidak siap dicampakkan untuk kedua kalinya dengan perempuan yang sama.

Kemudian Rhea berbalik akan membuka pintu.

Mantan Sang CEO (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang