"Akhirnya selesai juga!!" sorak Sakura seraya memutar lehernya yang terasa kaku setelah selesai memeriksa semua laporan kondisi pasiennya.
Dokter cantik itu bergegas merapikan barang-barangnya lalu berjalan meninggalkan ruang kerjanya. Ia melangkah santai sambil sesekali tersenyum dan menyapa rekan sesama dokter atau staf rumah sakit yang menyapanya.
"Sakura!!"
Sakura menghentikan langkahnya saat mendengar ada yang memanggil namanya, ia menoleh dan melihat Tenten sedang berjalan ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Sakura.
"Kau mau pulang?" tanya Tenten.
"Iya. Besok aku tidak bertugas, jadi hari ini aku ingin pulang cepat."
"Kau sudah makan?" tanya Tenten lagi.
"Nanti aku makan di rumah saja, hari ini aku sangat lelah."
"Huh, ya sudah. Hati-hati!" pesan gadis perawat itu, Sakura hanya mengangguk seraya tersenyum.
"Aku pulang, ya. Sampai jumpa!" kata Sakura lalu pergi seraya melambaikan tangannya pada Tenten.
Sesampainya di luar pintu masuk rumah sakit, Sakura merentangkan kedua tangannya ke atas lalu melakukan gerakan peregangan, ia juga memejamkan mata sambil menghirup udara sore yang terasa menyegarkan.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang melambaikan tangan seraya tersenyum ke arahnya.
"Bagaimana kabarmu, Sakura?"
Ekspresi terkejut itu langsung berubah menjadi senyum lebar, Sakura berjalan cepat menghampiri orang itu dengan raut wajah senang.
"Kapan kakak kembali?" tanya Sakura setelah langkahnya berhenti di depan orang itu.
"Baru saja, aku langsung ke sini untuk menemuimu," sahut wanita yang memakai kacamata cokelat dan overcoat warna beige itu.
"Kau sudah makan?" tanyanya lagi, Sakura hanya menggeleng.
"Kalau begitu kita makan malam sambil mengobrol, ayo naik!" ajak wanita itu, lalu keduanya masuk ke dalam mobil sedan merah milik wanita bernama Temari itu.
"Bagaimana kabarmu, Sakura? Sepertinya satu bulan aku tidak melihatmu, wajahmu jadi semakin tirus. Apa kau sedang sakit?"
"Aku baik-baik saja, Kak. Hanya kurang tidur saja," jawab Sakura ketika mereka sampai di restoran pilihan Temari dan sudah memesan makanan.
"Harusnya kau lebih memperhatikan kesehatanmu sendiri, mana ada orang yang akan mengkonsultasikan masalah kesehatan mereka pada dokter yang bahkan tidak bisa menjaga kesehatannya sendiri," sindir Temari.
Sakura tertawa mendengar ucapan wanita yang sudah ia anggap kakaknya sendiri itu.
"Iya, iya, aku akan lebih memperhatikan kesehatanku sendiri."
"Kakak sendiri apa kabar? Apa urusan di Desa Suna sudah selesai?"
Temari mengangguk, "Aku baik dan urusanku di Suna sudah selesai."
"Syukurlah. Oh iya, bagaimana kabar nenek Chiyo? Apa beliau sehat?"
"Iya, meski sudah sangat tua, tapi nenekku itu sangat sehat. Dia bahkan rutin lari mengelilingi desa setiap pagi."
"Syukurlah, sudah lama aku tidak bertemu nenek Chiyo," ucap Sakura.
"Ah iya, aku hampir lupa. Nenek menitipkan salam untukmu, katanya kau harus menjaga kesehatan dan sering berolahraga," kata Temari.
"Hahaha, iya aku akan mengingat pesan nenek Chiyo," sahut Sakura.
"Gaara dan Kankuro juga menitipkan salam, mereka merindukanmu, terutama adik bungsuku Gaara," tambah Temari lalu tertawa menggoda Sakura yang tampak malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...