Seorang perawat mengetuk pintu yang memiliki papan nama bertuliskan Wakil Kepala UGD di pintunya, setelah mendapatkan izin untuk masuk dari empunya ruangan, perawat muda itu langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Sakura!" panggil perawat itu ketika tidak melihat siapapun di ruangan itu selain tumpukan kertas yang sudah cukup tinggi di atas meja.
"Ada apa?" sahut gadis bersurai merah muda yang kepalanya tampak menyembul di atas tumpukan kertas itu.
"Ya ampun, aku pikir tidak ada siapapun di ruangan ini. Apa itu semua tugas-tugasmu?" tanya Tenten sambil menunjuk ke arah tumpukan kertas yang terlihat seperti bangunan gedung yang berjajar rapi memenuhi meja Sakura.
"Begitulah, sebagian lagi tugas Yugao-senpai," jawab Sakura, wajahnya kembali tertutup kertas-kertas itu.
"Eh? Kenapa Dokter Kepala UGD membagi tugasnya denganmu?"
"Dia sedang mendapat tugas untuk menjadi pembicara di acara seminar kedokteran di Osaka, jadi dia meminta bantuanku untuk menangani beberapa tugas penting dan juga pasiennya selama ia sedang pergi."
"Setidaknya kau bisa menyingkirkan tumpukan kertas-kertas ini ke sisi mejamu, kalau mejamu penuh seperti ini bagaimana jika ada pasien yang datang untuk berkonsultasi denganmu," kata Tenten sambil memindahkan beberapa tumpukan kertas ke sisi meja Sakura dan merapikannya sehingga kini bagian tengah meja Sakura kosong dan wajah sang dokter cantik bisa terlihat jelas.
"Terima kasih, Tenten. Kau memang yang terbaik," ucap Sakura seraya tersenyum. Ia mengakui tumpukan pekerjaan yang padat membuat otaknya penuh, sehingga hal kecil seperti itu bahkan tidak terpikir olehnya.
"Sepertinya kau membutuhkan hari libur, cobalah untuk mengajukan izin cuti pada Kepala," saran Tenten.
"Entahlah, kalau aku cuti mungkin tumpukan tugas ini bisa bertambah tinggi dua kali lipat. Itu lebih mengerikan," jawabnya sambil bergidik membayangkan ruangannya yang akan penuh dengan dokumen.
"Tapi apa kau tidak pernah berkaca? Lingkaran hitam di bawah matamu sudah semakin terlihat jelas. Orang-orang akan berpikir kau sedang mengikuti cosplay menjadi panda," cibir Tenten.
"Sudahlah, jangan mengejekku terus. Ada apa kau ke sini?" tanya Sakura.
"Ah, iya, aku hampir lupa. Ini laporan tentang pasien yang hari ini akan melakukan operasi jantung, aku butuh tanda tanganmu," sahut Tenten.
"Oh, apa semua sudah siap sesuai prosedur?"
"Tentu."
Sakura membaca laporan itu dengan teliti lalu menandatanganinya. Setelah laporan itu ditandatangani Tenten pamit dan meninggalkan ruangan itu. Sakura menghela napas panjang, ia menatap bingkai foto di sudut kanan mejanya, terlihat foto ia dan ketiga sahabatnya sedang berlibur di pantai. Gadis itu kembali mengenang kenangan di foto itu, tahun lalu ia bersama Ino, Tenten dan Hinata memang sudah merencanakan untuk menikmati liburan musim panas mereka di pantai Enoshima di Prefektur Kanagawa.
Pantai itu memang indah, dan juga terkenal dengan kembang api musim panasnya serta pemandangan yang menakjubkan dari Gunung Fuji yang terlihat cukup jelas dari sana.
"Sepertinya musim panas tahun ini akan berlalu tanpa liburan," gumam Sakura yang segera mengakhiri lamunannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tok! Tok! Tok!
Sakura mempersilahkan tamu yang sudah mengetuk pintunya itu untuk masuk, kepalanya terangkat sedikit untuk melihat siapa tamunya itu.
"Sepertinya kau sedang sibuk?" tanya seorang pemuda yang baru saja masuk ke ruangan Sakura dengan pakaian serba hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanficSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...