38. CONFESSION

889 90 6
                                    

"Selamat pagi, Sakura!" Tenten menyapa Sakura yang baru tiba di rumah sakit, ia menghampiri Sakura sambil tersenyum lebar.

"Selamat pagi, Tenten!"

"Apa ada hal baik yang terjadi pagi ini? Kau terlihat ceria sekali?" tanya Sakura.

"Tidak ada, justru aku sedang menunggu berita gembira darimu," sahut Tenten yang masih tersenyum lebar.

"Berita gembira dariku? Berita apa?" tanya Sakura bingung.

"Soal kencanmu semalam," jawab Tenten seraya menyenggol lengan Sakura untuk menggodanya.

"Hah? Kencan apa maksudmu?"

"Tidak usah berbohong padaku, Sakura, aku tahu kalau semalam kau pergi kencan dengan Sasuke kan?" goda Tenten.

"Kami tidak kencan! Kami hanya pergi makan malam saja. Sasuke memintaku untuk menemaninya makan," jawab Sakura yang wajahnya memerah karena malu.

"Apa maksudmu hanya menemaninya makan? Memangnya kalian tidak membicarakan soal perasaan kalian? Apa Sasuke tidak menyatakan perasaannya padamu?"

"Tidak ada, kami hanya mengobrol biasa dan makan, lalu dia mengantarku pulang, hanya itu saja," jawab Sakura.

"Jadi semalam tidak ada yang terjadi antara kau dan Sasuke?"

"Sudah aku bilang tidak ada! Memangnya apa yang kau harapkan, sih?"

"Huh, apa dia benar-benar seorang pria? Kenapa dia masih belum melakukannya juga," gumam Tenten, raut wajahnya terlihat kesal.

"Ada apa, Tenten? Barusan kau bicara apa?" tanya Sakura.

"Bukan apa-apa, aku pergi dulu, Sakura," ucap Tenten lalu meninggalkan Sakura.

Sakura kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya. Ia mulai memeriksa satu per satu dokumen yang menumpuk di atas mejanya, tapi ia tidak bisa fokus karena ada yang mengganggu pikirannya.

"Apa maksud ucapan Tenten tadi? Memangnya apa yang harusnya dilakukan Sasuke kemarin?" Sakura bicara sendiri.

Sebenarnya tadi ia sedikit mendengar ucapan Tenten sebelum pergi, meski tidak terlalu jelas, tapi Sakura mendengar kalimat terakhir Tenten sebelum ia berpamitan untuk pergi.

🌸🌸🌸

Naruto dan Hinata berjalan santai memasuki salah satu gedung apartemen mewah di Tokyo, tempat yang mereka tuju adalah lantai 21 tempat Sasuke tinggal. Di depan sebuah unit apartemen, Naruto mengetuk pintu dan langsung di sambut oleh muka masam Sasuke yang mempersilakan Naruto dan Hinata untuk masuk.

"Ada apa dengan ekspresi wajahmu itu, Sasuke?" tanya Naruto.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sasuke sambil melipat tangannya di depan dada.

"Tadi kan kau sendiri yang memintaku untuk datang, kenapa sekarang kau malah bertanya?"

"Aku memang memintamu untuk datang, tapi bukan untuk berkencan di rumahku!" protes Sasuke.

"Ah, maaf, sebenarnya tadi waktu kau telepon aku memang sedang bersama Hinata. Jadi sekalian saja aku mengajak dia ke sini," jawab Naruto seraya menyeringai lebar.

Destiny of Love 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang