13. ATTACK

1.7K 147 0
                                    

"Sakura, bangun!" Hinata terus mengguncangkan tubuh Sakura yang masih tertidur. Manik lavendernya terlihat bingung dan panik melihat sahabatnya itu menangis dalam keadaan masih tertidur.

Awalnya mereka berdua tidur dengan nyaman, lalu Hinata yang tidur di samping Sakura terbangun karena mendengar Sakura yang seperti bergumam dengan suara yang cukup kencang. Ketika Hinata melihat ke arah Sakura, peluh sudah membanjiri wajah dan tubuh Sakura, dahinya berkerut ia terus menyebut nama Sasori sambil menangis.

Hinata sudah berusaha membangunkan Sakura, tapi sahabat merah mudanya itu masih belum mau membuka matanya, ia masih berada di alam mimpinya, dan dari ekspresi wajahnya Hinata tahu kalau Sakura sedang mengalami mimpi buruk.

"Sakura-chan, aku mohon bangunlah!" kali ini Hinata sedikit berteriak sambil mengguncang tubuh kecil Sakura dengan lebih kencang.

Usahanya berhasil, Sakura membuka matanya dengan mulut yang terbuka seperti sedang berusaha untuk menghirup oksigen, napasnya tak beraturan.

"Sakura-chan, apa kau sudah sadar?" tanya Hinata khawatir.

"A-apa yang terjadi? Sa-Sasori?" Sakura bergumam, kesadarannya belum sepenuhnya kembali, ia tampak linglung.

"Kau bermimpi buruk lagi?" Hinata bertanya lagi, dan kali ini Sakura meresponnya dengan memeluk gadis bersurai indigo itu, ia kembali menangis.

Hinata sedikit tersentak dengan gerakan tiba-tiba sahabatnya itu, tapi menyadari Sakura sedang menangis gadis itu juga memeluk Sakura.

"Tenanglah, Sakura-chan. Kau hanya bermimpi buruk," ucap Hinata seraya mengusap punggung Sakura yang masih memeluknya.

"Sasori pergi, dia meninggalkanku, Hinata," Sakura terisak, tangisnya masih belum berhenti.

"Sakura-chan jangan menangis lagi, Sasori-san pasti sedih melihatnya," Hinata masih berusaha menenangkan Sakura, ia hampir ikut menangis melihat sahabatnya yang selama ini selalu kuat dan ceria kini tampak menyedihkan.

Setelah cukup lama menangis dalam pelukan Hinata, akhirnya Sakura kembali tenang meskipun Hinata merasakan bahu Sakura masih bergetar. Perlahan gadis Haruno itu melepas pelukannya, ia mengusap matanya yang basah dengan punggung tangannya.

"Apa kau sudah lebih tenang?" tanya Hinata lembut, Sakura mengangguk.

"Aku akan ambilkan minum untukmu, tunggu sebentar," lanjut Hinata, ia bergegas keluar dari kamar meninggalkan Sakura yang masih berusaha menenangkan dirinya.

"Ini, minumlah pelan-pelan," Hinata kembali ke kamar dengan membawa cangkir kecil berisi teh yang langsung diberikan pada Sakura.

"Apa ini?" tanya Sakura.

"Teh chamomile, Ino-chan yang memberikan ini padaku sebelum kita berangkat ke Suna," jawab Hinata.

"Ino yang memberikan ini?"

Hinata mengangguk lalu mengisyaratkan Sakura untuk segera meminum tehnya. Perlahan raut wajah Sakura kembali tenang, air matanya juga sudah berhenti mengalir. Melihat sahabatnya sudah terlihat lebih baik, Hinata tersenyum lega.

"Maafkan aku, Hinata-chan. Aku sudah mengganggu tidurmu," ucap Sakura yang merasa bersalah telah membangunkan Hinata karena mimpi buruknya itu.

"Tidak apa-apa. Sekarang masih malam, sebaiknya kita kembali tidur," jawab Hinata seraya tersenyum, Sakura mengangguk setuju.

Keduanya kembali merebahkan tubuh mereka dan mencoba untuk tidur. Sakura tidur membelakangi Hinata, sementara Hinata tidur menghadap punggung Sakura. Gadis Hyuuga itu teringat perkataan Ino sebelum dirinya berangkat bertugas, Ino berpesan padanya untuk terus menemani Sakura dan jangan membiarkannya sendirian.

Destiny of Love 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang