19. SECRET

1.3K 124 5
                                    

"Apa kau Kak Temari dari Desa Suna?"

"Iya, ini aku. Akhirnya aku bisa menghubungimu, ada hal penting yang ingin aku beritahukan padamu."

"Hal penting apa?"

"Ini tentang sepupuku, Sasori," jawab Temari suaranya kembali terdengar pelan.

"Sasori? Ada apa, kenapa tiba-tiba kau ingin membicarakan Sasori?"

"Aku tidak bisa mengatakannya padamu di telepon. Apa kita bisa bertemu?" jawab Temari.

"Bagaimana kalau lusa setelah aku pulang kerja?"

"Baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti. Sampa jumpa, Sakura!" ucap Temari sebelum ia mengakhiri teleponnya.

Sakura mengerutkan dahi lebarnya, sudah lama sekali Temari tidak menghubunginya karena mereka sama-sama tidak saling mengetahui nomor telepon masing-masing. Namun, hari ini tiba-tiba wanita itu menghubunginya dan mengajak bertemu, Sakura sangat senang, tapi apa yang ingin ia sampaikan tentang Sasori?

Sementara di kediaman Uchiha...

"Kau sudah pulang, Sasuke?" sapa Mikoto saat melihat putra bungsunya baru saja sampai di rumah dengan wajah kesal.

"Di mana Kak Itachi dan Naruto, Ma?" tanya Sasuke.

"Mereka ada di ruang makan, makanlah dulu, Mama juga memasak sup tomat untukmu."

Sasuke tidak menjawab, ia langsung menuju ruang makan dan menemukan Naruto, Kiba dan Shikamaru yang sudah duduk di depan meja makan sambil menikmati camilan yang di buat oleh nyonya Uchiha itu.

"Hey, dobe! Ada tugas penting apa?" tanya Sasuke dengan nada tinggi yang membuat semua yang ada di ruang makan terkejut dan kompak menoleh ke arah si bungsu Uchiha.

"Wah, kau pulang tepat waktu, Sasuke. Bibi Mikoto membuat banyak makanan enak untuk kita," jawab Naruto yang malah tidak mempedulikan pertanyaan Sasuke.

"Jawab pertanyaanku!"

"Ah, masalah itu aku juga belum tahu. Tadi Kak Itachi hanya meminta kami berkumpul di sini," jawab Naruto seraya menggaruk kepala belakangnya dan tersenyum konyol.

"Sialan kau, Naruto! Kau benar-benar pengacau!" hardik Sasuke.

"Memangnya apa yang aku kacaukan? Kenapa kau marah sekali?" tanya Naruto yang tak mengerti dengan ekspresi berlebihan sahabatnya itu.

Sasuke tidak menjawab, dia langsung berjalan menuju kamarnya lalu menutup pintu kamarnya dengan kasar. Karena letak kamar Sasuke berada di dekat dapur dan ruang makan, jadi suara bantingan pintu itu berhasil mengejutkan ketiga teman Sasuke sekaligus Mikoto yang masih memasak di dapur.

Di dalam kamar, Sasuke membanting tubuhnya ke atas kasurnya yang besar dan empuk, dia benar-benar sedang sangat kesal sekarang. Belum juga reda rasa marahnya pada pemuda bernama Sai yang tampak meremehkannya tadi, sekarang Naruto malah menambah kekesalannya, tampaknya darah Sasuke sudah mendidih dan siap meledak kapanpun.

Setelah meluapkan kekesalannya dengan memukuli bantal, akhirnya Sasuke keluar dari kamar. Suasana seketika hening saat pemuda itu berjalan ke ruang makan, semua mata menatap waspada, takut kalau Sasuke akan mengamuk lagi.

"Kau sudah tenang, Sasuke?" tanya Mikoto, satu-satunya orang yang tidak terpengaruh dengan suasana horor yang diciptakan oleh putranya itu.

Destiny of Love 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang