Hari Minggu yang cerah di musim semi, menjadi hari yang di pilih oleh Neji dan Tenten untuk menyelenggarakan pernikahan mereka. Taman yang berada di kediaman keluarga Hyuga itu di sulap menjadi tempat terindah yang di hiasi berbagai bunga cantik dan harum, pelaminan indah yang ada di tengah taman terlihat mencuri perhatian setiap tamu yang datang.
Pengantin wanita juga terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna sky blue dengan gaya lengan off the shoulder. Hiasan Applique yang elegan membuat gaun itu tampak mewah. Tenten juga memakai mahkota bunga yang khusus dibuatkan oleh Ino.
"Kau sangat cantik, Tenten," ucap Sakura yang mendampingi sang sahabat saat sedang di rias.
"Aku sangat gugup, apa penampilanku ada yang kurang?"
"Tidak, semua sempurna. Kau harus tenang, ini hari istimewamu bersama Neji," sahut Sakura seraya merapikan gaun Tenten.
"Tunggu, masih ada satu yang kurang!" ujar Ino yang terburu-buru masuk ke ruang rias.
"Pernikahan belum lengkap tanpa buket bunga."
Ino memberikan sebuah buket bunga cantik yang di dominasi warna putih pada Tenten. Gadis itu terlihat bahagia menerima hadiah spesial dari sahabatnya itu.
"Apa semuanya sudah siap? Acaranya akan segera di mulai?" tanya Hinata yang turut mengurus pernikahan kakak dengan sahabatnya.
"Iya, pengantinnya sudah siap. Apa Neji juga sudah siap?" tanya Ino.
"Kak Neji sudah menunggu di altar pernikahan."
"Baiklah, kami akan segera keluar" sahut Sakura, ia bergegas memanggil orangtua Tenten agar mendampingi putri mereka.
Acara pernikahan itu berjalan dengan penuh kebahagiaan, kini Neji dan Tenten telah resmi menjadi pasangan suami-istri. Sakura tidak mampu menutupi air mata kebahagiaan yang mengalir dari kedua manik emeraldnya. Ia bersama Hinata dan Ino saling berpelukan dan menangis bahagia melihat sahabat mereka mengikrarkan janji pernikahan.
Setelah memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai, Sakura bersama Ino dan Hinata mulai menikmati hidangan yang sudah disiapkan untuk para tamu. Tamu yang di undang ke acara itu sangat banyak, selain rekan-rekan Neji dari kepolisian, tamu dari kalangan pebisnis dan pengusaha yang mengenal orangtua Neji juga datang. Beberapa rekan dari Konoha Hospital juga datang, termasuk Senju Tsunade.
"Wah, kalian cantik-cantik sekali!"
Ino, Hinata dan Sakura langsung menoleh dan melihat Kiba bersama Sasuke dan Naruto yang berdiri di belakang mereka.
"Terima kasih, kalian juga sangat tampan," Hinata balas memuji para pemuda itu.
"Dimana Shikamaru-san? tidak datang bersama kalian?" tanya Sakura.
"Dia datang bersama istrinya, seharusnya dia sudah sampai," jawab Naruto sambil mencari sosok Shikamaru dalam jangkauan pandangannya.
"Neji dan Tenten sudah menikah, lalu kapan kalian menyusul?" tanya Ino seraya menyenggol lengan Hinata yang terlihat malu.
"Tenang saja, nanti kalian pasti akan segera menerima undangan dari kami, iya kan, Hinata-chan?" sahut Naruto sambil merangkul kekasihnya.
"Ah, aku menyesal sudah bertanya pada pasangan ini. Aku jadi iri!" kata Ino lalu menghabiskan segelas minuman dingin yang ada di meja.
Semua tertawa melihat ekspresi Ino yang terlihat kasihan tapi juga lucu. Namun, berbeda dengan si bungsu dari keluarga Uchiha, sejak tadi ia mencuri pandang ke arah Sakura yang hari itu memang terlihat sangat cantik. Naruto yang menyadari itu sengaja menyenggol lengan Sasuke lalu mengedipkan sebelah matanya, seakan memberi sinyal agar pemuda itu mendekati sang gadis. Akan tetapi, Sasuke yang seumur hidupnya tidak pernah dekat dengan wanita kecuali ibunya, tidak menangkap maksud dari kode Naruto itu dan malah pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...