Drrrt...drrrt...
Sakura mengambil ponselnya yang bergetar ketika ada telepon yang masuk, gadis itu menggeser ikon bergambar telepon berwarna hijau, dan meletakkan ponselnya di telinga.
"Halo, Sakura. Kau jadi datang ke pameranku kan?" tanya suara lelaki yang menghubunginya itu.
"Ah, iya. Aku baru selesai membersihkan rumah, nanti aku akan ke sana," jawab Sakura, ia melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan jam 12 siang.
"Baiklah, aku akan menjemputnya 1 jam lagi," sahut Sai, pemuda itu mengakhiri teleponnya setelah mendapat persetujuan dari Sakura.
Gadis bersurai pink itu langsung menyambar handuk yang tergantung di dekat kamar mandi. Ia menyelesaikan mandinya dengan waktu yang cukup singkat, lalu mulai menyiapkan pakaian yang akan ia pakai. Sakura berdiri menatap lemari pakaiannya, matanya menyisir satu per satu pakaian yang tergantung di dalam lemari, ia bingung harus memakai baju apa. Akhirnya ia memutuskan memakai dress selutut tanpa lengan dengan kombinasi warna hijau dan hitam, gadis itu juga mengikat ponytail rambut merah jambunya.
Sakura memoles bedak tipis di wajahnya, dan memberikan warna peach di bibirnya. Gadis itu memperhatikan pantulan dirinya di cermin, senyum tipis terlukis di wajah cantiknya. Sakura langsung mengambil sepatu high heels hitam miliknya, tidak terlalu tinggi tapi membuat kaki jenjangnya terlihat semakin cantik.
Gadis itu keluar dan berjalan menuruni tangga menuju halaman yang tidak terlalu besar tempat Sai yang sudah menunggunya.
"Maaf, Sai-kun. Apa kau sudah lama menunggu?" tanya Sakura saat melihat pemuda itu berdiri di samping mobil sedan hitamnya.
"Tidak apa-apa. Kau terlihat sangat cantik, Sakura," puji Sai yang membuat gadis itu tersipu malu.
"Kenapa kau datang menjemputku? Bagaimana dengan pameranmu?"
"Ada asistenku, lagi pula belum banyak tamu yang datang," jawab Sai setelah ia dan Sakura masuk ke dalam mobil.
"Maaf, aku jadi merepotkanmu. Padahal kau tidak perlu menjemputku, aku kan bisa naik kendaraan umum," sahut Sakura.
"Aku hanya ingin memastikan tamu spesialku datang tepat waktu," jawab Sai, senyum tipis terlihat di wajahnya.
Pemuda berkulit pucat itu mengendarai mobilnya menuju galeri tempat ia mengadakan pameran lukisan miliknya sendiri. Sepanjang perjalanan pemuda itu beberapa kali melirik ke arah Sakura yang tampak asyik menikmati pemandangan dari kaca mobil.
"Kau bisa masuk dulu, Sakura, aku akan memarkir mobil ini," ucap Sai ketika mereka sudah sampai di galeri milik Sai.
Sakura mengangguk dan turun dari mobil Sai. Mobil itu menuju tempat parkir, meninggalkan Sakura yang mulai berjalan masuk ke dalam gedung berlantai 2 itu. Saat masuk ia melihat seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya berjalan cepat menghampirinya, gadis itu tersenyum dan menyapa gadis merah muda itu.
"Halo, Moegi-chan. Apa kabar?" sapa Sakura.
"Halo, Sakura-san. Kabarku baik, bagaimana denganmu?" balas gadis itu.
"Aku baik. Bagaimana pamerannya?"
"Cukup ramai. Silakan masuk, Sakura-san," gadis bernama Moegi itu menunjukkan arah menuju lukisan-lukisan itu di pajang, Sakura mengikutinya.
Gadis itu terperangah kagum melihat galeri yang tidak terlalu besar itu sudah di sulap menjadi tempat pameran yang terkesan sangat elegan, sesuai dengan image pemuda yang sudah ia kenal sejak 2 tahun lalu itu. Sakura memang tahu kalau temannya memiliki bakat melukis yang luar biasa, hampir setiap lukisan yang ia buat akan terasa hidup dan nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...