Sakura baru sampai di tempat kerja ketika telepon di atas mejanya berbunyi, setelah berbicara dengan si penelpon Sakura bergegas keluar dari ruangannya dengan membawa beberapa dokumen laporan.
Ia mengetuk pintu ruangan Senju Tsunade lalu masuk ketika mendengar suara Tsunade yang menyuruhnya masuk. Sakura menyerahkan laporan yang sudah ia kerjakan sebelum ia cuti. Tsunade membaca laporan itu dengan teliti, setelah selesai membacanya ia menyimpan laporan Sakura itu di salah satu tumpukan dokumen di sisi mejanya.
"Aku dengar beberapa hari kemarin kau cuti kerja lagi?" tanya Tsunade.
"Benar, saya sudah mengajukan cuti beberapa hari untuk keperluan mendesak," jawab Sakura.
"Sepertinya akhir-akhir ini kau sering sekali meninggalkan pekerjaanmu, Sakura. Apa kau sedang ada masalah?"
Sakura tidak menjawab, ia bingung bagaimana cara menjelaskan situasi yang ia alami beberapa waktu belakangan ini. Dia juga ragu menceritakan perjalanannya kemarin untuk bertemu dengan Nenek Chiyo dan meminta bantuannya agar ia bisa mendapatkan contoh racun yang digunakan Akatsuki.
"Kenapa kau tidak menjawab, Sakura? Aku sedang bertanya padamu?"
"Maaf, Tsunade-sama. Memang ada beberapa masalah yang harus saya selesaikan, jadi saya terpaksa sering meninggalkan pekerjaan," jawab Sakura.
"Lalu apa sekarang urusanmu sudah selesai?"
"Saya masih berusaha menyelesaikannya."
"Apa masalahmu itu berat? Kenapa butuh waktu yang lama untuk menyelesaikannya?" tanya Tsunade.
"Bisa di bilang seperti itu, tapi saya akan berusaha untuk segera menyelesaikannya."
"Kau butuh bantuan?"
"Tidak, tapi jika diperbolehkan saya memiliki satu permintaan."
"Apa itu?"
"Untuk menyelesaikan urusan ini saya harus pergi ke suatu tempat dalam waktu dekat. Karena itu saya ingin meminta izin untuk menghabiskan sisa cuti saya tahun ini," kata Sakura.
"Memangnya kau mau kemana?"
"Maaf, Tsunade-sama, tapi sekarang saya belum bisa memberitahu anda," jawab Sakura yang terlihat sedikit tegang.
Wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya, ia terus menatap Sakura sambil berpikir.
"Baiklah, kali ini aku akan memberimu izin, tapi setelah ini kau tidak boleh meninggalkan pekerjaanmu lagi," kata Tsunade setelah berpikir sejenak.
"Terima kasih, Tsunade-sama. Saya tidak akan meninggalkan pekerjaan lagi masalah ini selesai," janji Sakura seraya tersenyum.
"Sakura, kau tidak sedang dalam bahaya, kan?" tanya wanita itu.
"K-kenapa anda bertanya seperti itu?" Sakura tercekat.
"Aku hanya merasa ada sesuatu yang sedang berusaha kau sembunyikan dariku, aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak melakukan atau terlibat dengan sesuatu yang berbahaya," jawab Tsunade.
"Terima kasih karena sudah mencemaskan saya, tapi saya baik-baik saja," sahut Sakura yang berusaha tersenyum agar gurunya itu tidak semakin khawatir.
"Baiklah, tapi jika kau butuh pertolongan kau harus memberitahuku, Sakura," pinta Tsunade yang sudah menganggap Sakura sebagai putrinya sendiri.
"Baik, saya akan mengingatnya. Kalau begitu saya akan kembali bekerja, permisi!" ucap Sakura lalu pamit dan keluar meninggalkan ruangan Tsunade.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...