Pulang dari acara seminar itu, Sakura langsung pergi mandi sementara Hinata menyiapkan makan malam untuk dirinya, Sakura, Sasuke dan Naruto. Namun, sebelum makanan itu matang, Sakura yang sudah rapi dengan setelan berwarna merah muda itu mengatakan pada Hinata kalau ia ingin pergi ke suatu tempat dan mungkin tidak akan ikut makan malam bersama mereka. Hinata yang langsung mengerti maksud Sakura sedikit ragu untuk menyetujuinya, ia merasa khawatir pada sahabatnya, tapi gadis itu tahu kalau ia tidak bisa seperti Ino atau Tenten yang mampu berdebat dengan Sakura, jadi ia hanya bisa menuruti keinginan Sakura.
Berbeda dengan Naruto yang tetap memaksa untuk ikut pergi menemani Sakura, hal ini karena ia dan Sasuke bertanggungjawab penuh pada keselamatan dan keamanan dua gadis yang harus mereka kawal. Namun, Sakura tetap menolak dan mengatakan kalau ia akan baik-baik saja, gadis itu beralasan ingin mengunjungi keluarganya yang lokasinya tidak jauh dari rumah mereka.
"Tenang saja, Naruto-kun, aku akan kembali sebelum larut malam. Lagi pula alat pelacak ini masih menempel di tubuhku, jadi kalian bisa mengetahui dimana posisiku kan," jawab Sakura seraya menunjukkan alat berbentuk bulat kecil yang menempel di leher Sakura.
"Memang benar kami bisa melacakmu, tapi tetap saja aku khawatir. Atau aku akan meminta Sasuke yang menemanimu, dia bisa menjagamu dari jauh," sahut Naruto yang tampak berpikir.
Sakura tetap menggeleng, ia hanya ingin pergi sendiri. Sifat keras kepalanya itu membuat dua orang yang sejak tadi mengkhawatirkan dirinya itu akhirnya mengalah dan membiarkan gadis itu pergi sendiri tanpa pengawalan.
Sakura keluar dari rumah itu setelah berhasil meyakinkan Hinata dan Naruto, tapi baru beberapa langkah dari pintu ia berhenti saat berpapasan dengan Sasuke yang tiba-tiba muncul dari balik dinding pagar. Mereka saling menatap untuk beberapa detik sebelum akhirnya Sakura mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Mau kemana?" tanya Sasuke dengan ekspresi datarnya.
"A-aku mau mengunjungi k-keluargaku," jawab Sakura gugup.
"Oh," pemuda itu hanya menjawab singkat.
Sakura masih bergeming, menanti kalimat yang mungkin akan ditambahkan oleh Sasuke. Akan tetapi dugaan gadis itu benar, kalau pemuda yang ada dihadapannya ini hanya memiliki kosakata yang sangat amat sedikit, dan sepertinya pemuda itu tidak berniat menambah kata-katanya.
"Kalau begitu aku pergi dulu," Sakura berpamitan setelah yakin kalau Sasuke tidak akan bertanya lagi.
Keduanya kembali melanjutkan langkah masing-masing, Sasuke masuk ke dalam rumah sementara Sakura berjalan menuju suatu tempat yang sudah lama ingin ia kunjungi.
"Wah, bahkan sikapnya bisa berbanding 360 derajat dari rekannya sendiri," gumam Sakura. Ia membandingkan sikap tak peduli Sasuke dengan sikap Naruto yang sangat cerewet mengkhawatirkan dirinya. Bahkan Sakura merasa sikap Naruto itu sangat mirip dengan Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...