"KYAAA, AKU TERLAMBAT!!!"
Sakura langsung berlari ke kamar mandi setelah melihat jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dia mandi secepat kilat lalu berpakaian, tanpa mengenakan make up ia langsung berangkat menuju tempat kerjanya. Gadis itu berlari sampai ke rumah sakit, ia sampai merasakan dadanya sesak begitu sampai di depan gerbang rumah sakit.
Setelah mengatur kembali napasnya, Sakura langsung menuju lift dan menekan tombolnya agar terbuka. Tidak butuh waktu lama akhirnya lift itu terbuka di lantai tiga tempat ruang kerja Sakura. Dengan langkah cepat, gadis itu berjalan menuju ruangannya, ketika baru membuka pintu ia terkejut saat melihat sudah ada seseorang di dalam.
"Tenten? Sedang apa kau di sini?" tanya Sakura sambil meletakkan tasnya di atas meja dan memakai snellinya.
"Aku mencarimu karena pagi ini kau ada jadwal operasi kan? Tapi kenapa kau baru datang? Kau bangun kesiangan?"
Sakura mengangguk lemas, "Karena habis liburan, aku baru bisa tidur nyenyak, sampai-sampai aku bangun kesiangan."
"Sudah ku duga, sebenarnya tadi pagi aku juga hampir bangun telat, untungnya Neji meneleponku," sahut Tenten.
"Mengobrolnya nanti saja, aku harus memeriksa pasien yang akan menjalani operasi pagi ini. Ayo!" ajak Sakura sambil berjalan keluar dari ruangan dan Tenten mengikutinya.
🌸
Siang hari di awal bulan September masih terasa panas karena Jepang akan memasuki musim gugur. Namun, meski cuaca di luar masih seperti di musim panas, Sakura dan kedua sahabatnya memutuskan untuk makan di kedai yang berada di dekat rumah sakit, selain karena ingin mencari suasana yang berbeda, mereka juga mengajak Ino untuk makan siang bersama karena toko bunga Ino yang baru juga ada di dekat rumah sakit.
"Wah, akhirnya kita bisa makan siang bersama, aku sangat senang," ucap Hinata setelah mereka duduk bersama di sebuah kedai makanan.
"Iya, ini semua bisa terjadi karena Ino membuka toko bunganya di seberang rumah sakit," sahut Sakura yang juga terlihat senang.
Ino mengangguk, "Sepertinya keputusanku untuk membuka toko di dekat Konoha Hospital sudah tepat, baru beberapa bulan saja aku sudah memiliki banyak pelanggan."
"Sepertinya kau juga menambah koleksi bunga di tokomu, ya?"
"Tentu saja, sekarang koleksi bunga di toko semakin lengkap. Kalian harus berkunjung ke tempatku," jawab Ino bersemangat. Hinata, Sakura, dan Tenten mengangguk menyetujui perkataan Ino.
"Oh iya, tadi pagi ada lelaki tampan yang datang ke toko, mungkin dia pengunjung rumah sakit karena aku belum pernah melihat dia sebelumnya," ucap Ino sambil mengingat kejadian tadi pagi di tokonya.
"Lelaki tampan? Lalu apa kau sudah mengajaknya berkenalan?" tanya Sakura, sambil memesan makanan.
"Aku belum sempat," jawab Ino murung.
"Tidak seperti Ino yang biasanya," Tenten menimpali.
"Aku malu," sahut Ino malu-malu yang membuat ketiga sahabatnya itu terbelalak tak percaya.
"Seorang Yamanaka Ino menjadi gadis pemalu? Tidak mungkin," ucap Tenten dan Sakura nyaris bersamaan, Hinata hanya tertawa melihat ekspresi sahabat-sahabatnya itu.
"Memangnya aku tidak boleh jadi gadis pemalu? Kalian keterlaluan," protes Ino sambil menunjukkan muka cemberutnya,
"Tapi, sepertinya laki-laki itu sudah memiliki kekasih. Soalnya dia membeli sebuket bunga mawar merah muda," Ino kembali murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...