Sakura tiba di rumah sakit pukul 06.00 pagi, ia turun dari taksi yang ia tumpangi lalu mengeluarkan tas jinjing yang cukup besar dari dalam bagasi taksi. Hari ini ia dan Hinata akan berangkat ke Desa Suna sesuai surat tugas yang ia terima kemarin, jadi ia tidak memakai pakaian dinasnya, Sakura hanya memakai atasan sweater lengan panjang berwarna merah tua di padu dengan celana denim warna hitam dan sepatu sneakers warna merah muda, sedangkan jas dokternya sudah ia masukkan ke dalam tas.
Gadis surai pink itu berjalan santai menuju ruangannya untuk mengambil beberapa barangnya sebelum ia menuju ruangan Direktur untuk melapor.
"Pagi, Sakura!" sapa Tenten yang baru saja datang.
"Pagi, Tenten!" balas Sakura seraya tersenyum.
"Kau berangkat hari ini, ya?"
"Iya, aku mampir untuk mengambil ini sebelum ke ruangan Tsunade-sama," sahutnya sambil menunjukkan buku catatan miliknya yang tertinggal.
"Oh begitu, apa Hinata juga sudah datang?" tanya Tenten.
"Aku tidak tahu, aku belum melihatnya," jawab Sakura, "aku pergi, ya," Sakura berpamitan lalu meninggalkan ruangannya.
Sakura menuju ruangan Tsunade di lantai 3 menggunakan lift, ia tersenyum serta menyapa beberapa perawat dan pasien yang bertemu dengannya selama di dalam lift. Bahkan ada pasien yang memberikannya minuman kopi dalam botol waktu mereka bertemu di lorong rumah sakit tidak jauh dari ruang Direktur. Sesampainya di depan ruangan, Sakura mengetuk pintu lalu masuk setelah mendengar suara Tsunade yang memintanya masuk.
"Kau sudah sampai, Sakura?" tanya Tsunade.
"Iya, Tsunade-sama. Ini laporan yang Anda minta kemarin terkait catatan medis dari semua pasien yang saya rawat," ucap Sakura sambil menyerahkan sebuah papan catatan medis miliknya.
"Terima kasih, Sakura. Nanti aku akan meminta Yugao untuk menggantikan tugasmu selama kau bertugas di Suna," jawab Tsunade setelah menerima catatan dari Sakura.
Sakura dan Tsunade mendengar ketukan lagi dari depan pintu, Sang Direktur memerintahkan tamunya itu untuk masuk, dan terlihat Hinata yang masuk sambil membawa koper kecil berwarna Lavender.
"Selamat pagi, Tsunade-sama!" sapa Hinata sambil membungkukkan badannya di depan Tsunade yang membalas salamnya.
"Pagi, Sakura-chan!" Hinata juga menyapa Sakura yang kini berdiri di sampingnya.
"Pagi, Hinata-chan!" Sakura menjawab sapaan Hinata sambil tersenyum.
"Baiklah, karena kalian sudah berkumpul, sekarang ikut aku!" perintah Tsunade, kedua gadis itu hanya mengangguk dan mengikuti pimpinan mereka.
Mereka menuju lantai basement tempat parkir berada, dan berhenti di depan ruangan petugas keamanan rumah sakit. Tsunade tampak menghubungi seseorang lewat ponselnya, dan tak lama muncul Uchiha Itachi yang diikuti oleh Sasuke dan Naruto.
Ketiga pemuda itu memberikan salam pada wanita baya yang berdiri di hadapan mereka, Tsunade membalasnya dengan anggukan kepala.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Tsunade yang ditujukan pada Itachi.
"Iya, semua sudah siap, sesuai permintaan Anda, Tsunade-sama," jawab Itachi dengan nada tegas.
Sakura yang baru melihat sosok Itachi yang sedang serius itu tampak terpesona. Dirinya memang sudah cukup mengenal putra sulung dari keluarga Uchiha itu, tapi ia baru kali ini melihat sosok Itachi yang sedang bertugas. Sepertinya rasa kagumnya pada pemuda itu semakin bertambah.
"Baiklah, aku percayakan keamanan dan keselamatan mereka pada kalian. Tolong jaga dan lindungi kedua gadis ini," ucap Tsunade, Sasuke dan Naruto mengangguk serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...