Enam bulan telah berlalu sejak Sakura kembali dari tugasnya di Desa Suna. Kini dia sudah di angkat menjadi wakil kepala di UGD dan memiliki ruangan sendiri. Gadis bermarga Haruno itu telah berhasil mendapatkan gelar sebagai dokter spesialis bedah, sama seperti mentornya, Senju Tsunade. Pekerjaannya juga semakin banyak, hingga ia tidak memiliki waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya, waktunya sebagian besar ia habiskan di rumah sakit.
Hari ini Sakura baru menyelesaikan 2 operasi darurat, ia berjalan lesu menuju kantin untuk makan siang, sejak menjadi wakil kepala ia bahkan tidak bisa lagi mengikuti jadwal makannya tepat waktu.
"Ternyata kau di sini, ya."
Sakura menoleh ke belakang saat mendengar ada yang berbicara dengannya, ia melihat Tenten berdiri di belakangnya sambil membawa 2 minuman kaleng.
"Untukmu," ucapnya seraya memberikan 1 minuman kaleng pada Sakura.
"Terima kasih, ada apa kau mencariku?" tanya Sakura sambil membuka minuman kaleng yang ia terima dari Tenten.
"Tunggu, apa kau baru mau makan siang?" tanya Tenten, Sakura mengangguk.
"Ini sudah jam 3 sore, kau sudah terlambat beberapa jam, Sakura."
"Aku tahu, jadi tolong biarkan aku makan dengan tenang. Aku sudah sangat lapar," kata Sakura lalu memulai makan siangnya.
"Baiklah, kau makan saja. Aku mencarimu karena Ino memintaku untuk menyampaikan hal penting padamu. Ino mengundang aku, kau dan Hinata ke acara pembukaan toko bunga miliknya," jelas Tenten.
"Hah? Kau serius? Toko bunga Ino akan resmi di buka?" pekik Sakura.
Tenten mengangguk, "Jadi usahakan besok kau tidak lembur, ya. Karena acara pembukaannya besok, dan Ino sudah mengancamku untuk memastikan kau hadir di acara itu."
Sakura tampak berpikir sambil tetap mengunyah makanannya, sepertinya besok jadwal kerjanya tidak terlalu padat.
"Baiklah, aku pasti akan datang. Sepertinya besok aku bisa pulang cepat."
"Bagus kalau begitu. Kabarnya Ino mengundang banyak tamu, jadi kau harus berdandan yang cantik," ucap Tenten.
"Memangnya kenapa?"
"Siapa tahu saja kau bisa menemukan jodohmu di sana," sahut Tenten.
Sakura memutar bola matanya bosan, ia merasa sahabatnya ini sangat konyol. Yang akan mereka hadiri adalah acara pembukaan toko bunga, bukan ajang pencarian jodoh.
"Aku tahu pikiranmu, Sakura. Tapi setidaknya kau harus berusaha membuka hatimu, sahabatmu saja bisa mendapatkan kekasih saat tengah bertugas di Desa Suna."
Sakura mendengus kesal, ia tahu Tenten sedang membicarakan Hinata yang kini sudah resmi berpacaran dengan Uzumaki Naruto. Gadis bermarga Hyuuga itu memang beruntung, ia menyukai seseorang yang ternyata juga membalas cintanya. Sedangkan dirinya belum juga menemukan sosok pria yang ia suka apalagi menjalin hubungan cinta. Sepertinya pekerjaan masih ingin berkencan lebih lama dengan Sakura.
"Baiklah, sampai jumpa besok, Sakura. Ah, sebaiknya kau makan lebih banyak, kau tahu tubuhmu sekarang tidak jauh berbeda dengan sebatang bambu," kata Tenten sambil setengah berlari meninggalkan Sakura yang berseru marah mendengar ucapan Tenten tadi.
🌸 🌸 🌸
Sakura melihat jam yang melingkar di tangan kirinya, "Masih jam setengah 6, berarti masih ada waktu untuk mandi dan bersiap sebelum pergi ke pesta Ino," ia berbicara sendiri sambil merapikan mejanya yang dipenuhi berkas-berkas pasien.
Sakura berjalan santai ke luar dari gedung rumah sakit, hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak sehingga ia bisa pulang lebih awal. Sakura berjalan sambil menikmati semilir angin sore yang terasa sejuk saat menerpa wajahnya, untung saja tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari rumah sakit jadi dia tidak perlu naik transportasi umum untuk sampai di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
أدب الهواةSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...