Sudah 2 hari Naruto di rawat di Rumah Sakit Suna, harusnya hari ini mereka sudah kembali ke Tokyo, tapi karena kondisi Naruto yang belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh terpaksa mereka menunda rencana mereka untuk pulang.
Selama Naruto di rawat, Hinata selalu setia berada di samping pemuda bersurai kuning itu, bahkan gadis cantik itu rela menginap di rumah sakit. Dan karena Hinata lebih sering berada di rumah sakit, jadi Sakura dan Sasuke terpaksa hanya tinggal berdua di rumah besar yang mereka tempati selama di Desa Suna.
Sakura benar-benar di buat bosan dengan sikap dingin sang Uchiha bungsu itu selama di rumah. Bagaimana tidak? Sasuke sangat jarang sekali bicara, dan saat berbicara hanya sedikit kalimat yang keluar dari mulutnya. Dia lebih sering berada di kamar atau pergi keluar, dan hanya akan memunculkan dirinya saat sarapan dan makan malam.
Siang ini Sakura sengaja mampir ke toko swalayan untuk membeli beberapa bahan makanan sebelum ia pergi ke rumah sakit. Meski tugasnya di Desa Suna sudah selesai, tapi Sakura masih sering mengunjungi rumah sakit, selain untuk menjenguk Naruto juga untuk mencari tahu soal kasus korban penusukan dengan senjata beracun yang kemarin membuat heboh rumah sakit. Matsuri memberi tahu Sakura kalau jenis racun yang digunakan sama seperti racun yang sudah membuat Sasori kehilangan nyawanya.
"Matsuri-chan, apa kau sedang sibuk?" tanya Sakura begitu sampai di rumah sakit dan bertemu sahabatnya, Matsuri.
"Tidak, ada apa?"
"Aku ingin bertanya soal racun itu?"
"Kau masih tertarik dengan masalah itu?" tanya Matsuri, Sakura hanya mengangguk antusias.
"Tapi itu bukan bagianku, aku hanya mendengarnya dari para senior yang bekerja di laboratorium. Aku tidak bisa memberimu informasi apa-apa, Sakura," jawaban Matsuri membuat kepala Sakura tertunduk lemas, ia terlihat kecewa.
"Mungkin kau bisa bertanya pada Chiyo-sama, bukankah dulu beliau juga pernah menjadi gurumu? Mungkin beliau bisa membantumu," saran Matsuri.
"Entahlah, aku sedikit ragu. Tapi nanti aku akan mencobanya," sahut Sakura, wajahnya terlihat murung.
"Semangat, ya, Sakura! Maaf tidak bisa menemanimu lebih lama, aku harus kembali bertugas," ucap Matsuri.
"Baiklah, selamat bekerja!" sahut Sakura seraya tersenyum.
Sakura berjalan lesu menuju kamar rawat Naruto, ia memikirkan cara untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai racun yang sudah membunuh Sasori itu. Mungkin ia bisa mencoba bertanya pada Nenek Chiyo yang juga sedang meneliti jenis racun itu sejak cucunya meninggal, tapi ia ragu kalau Nenek Chiyo akan memberikan informasi. Kalau bukan karena kesalahpahaman yang terjadi beberapa tahun lalu, Sakura pasti tidak akan pusing seperti ini.
Dulu Sakura memang pernah ikut meneliti jenis racun yang masih belum ditemukan penawarnya itu, dengan bantuan Nenek Chiyo sang ahli racun mereka berusaha membuat penawar racun agar kejadian Sasori tidak akan terulang lagi.
Tetapi rasa kehilangan yang mendalam, membuat Sakura mengalami trauma yang cukup parah, ia menjadi begitu terobsesi dengan racun itu. Tsunade yang khawatir pada keadaan muridnya itu, berusaha menghentikan kegilaan Sakura. Wanita dari keluarga Senju itu bahkan bertengkar dengan Nenek Chiyo dan menuduh nenek itu yang sudah membuat Sakura seperti itu.
Sejak itu hubungan Tsunade dan Nenek Chiyo sempat renggang, dan sejak itu pula Tsunade melarang Sakura untuk berusaha mencari tahu mengenai kasus dan racun yang sudah membuat kekasihnya itu meninggal. Karena alasan itu pula yang membuat Sakura ragu kalau Nenek Chiyo akan membantunya.
"Hinata-chan, aku membawakan makanan untukmu. Kau pasti belum makan kan?" kata Sakura ketika sudah sampai di kamar tempat Naruto di rawat, ia memang sengaja membelikan makanan untuk sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love 🌸
FanfictionSasuke adalah seorang anggota pasukan khusus bernama Anbu yang memiliki sifat arogan dan tidak peduli dengan sekitarnya, sementara Sakura adalah dokter yang terkenal sangat ramah dan hebat, tapi memiliki memori yang menyedihkan. Keduanya bertemu dal...