#96 Big Baby

634 108 18
                                    

"Baiklah, aku juga hanya bercanda. Lagi pula, Hyunie masih kecil. Sebelumnya saja kita kerepotan karena usia Jeongsan dan Ahreum terlalu berdekatan," ujar Jungkook. Ia menahan tawa sebab sejak tadi Tzuyu terus mendiamkannya.

Jungkook mendekap sang isteri. "Kau mau marah sampai kapan? Kau sungguh tidak ingin bayi lagi? Lalu kenapa melakukan tesnya?"

"Aku hanya memikirkan ucapan Jihyo Eonni. Lupakan soal itu," ujar Tzuyu kemudian beranjak. Tentu ini membuat Jungkook tersenyum kemudian mengekori.

"Bukankah--"

"Diam!"

"Astaga, kenapa kau jadi sangat marah? Baiklah, maaf."

Tzuyu berdecak kesal. Selama seharian ini kepalanya sungguh pusing karena Jungkook terus mengatakan soal bayi. Ia jadi menyesal karena merasa penasaran. Andai itu tak terjadi, semuanya takkan seperti ini.

Jungkook sebenarnya hanya bercanda. Ia tak mau membuat Tzuyu kerepotan. Apalagi, ia lebih sering sibuk bekerja dibanding ada di rumah. Lain halnya saat kehamilan pertama Tzuyu. Jungkook sengaja meluangkan banyak waktunya karena memang grupnya sedang istirahat total, tapi kali ini sepertinya ia tetap akan sering meninggalkan Tzuyu sendirian.

"Ah, aku baru ingat. Hari ini Jeongsan memperebutkan posisi pertama di acara musik." Jungkook berlari menuju TV, membuat Tzuyu segera terkekeh. Suaminya memang tetap sama sejak awal, menggemaskan.

"Untuk apa bayi lagi? Dia bayi besar." Tzuyu melangkah. Namun, suara tangisan dari Jeonghyun membuatnya kembali ke kamar.

"Ada apa? Appa membuat keributan, ya?" tanya Tzuyu sambil kembali menidurkan putera bungsunya. Saat ini masih malam, ia tak mungkin membiarkan Jeonghyun tetap bangun. Itu akan jadi kebiasaan yang buruk nanti.

Jeonghyun kembali menutup mata, membuat Tzuyu perlahan meletakkannya kembali ke tempat tidur.

Tzuyu melangkah menuju ruang tengah, menemui sang suami yang tadi antusias menunggu pengumuman. Namun, ia segera terkekeh saat matanya menangkap pria Jeon itu sibuk dengan ponselnya sambil sesekali menatap TV.

"Oppa sedang mengirimkan dukungan?"

"Tentu saja," jawab Jungkook.

"Sudah terlambat, suara yang dihitung ditutup sampai tadi diang. Astaga, Oppa seperti baru saja dalam hal seperti ini."

"Jadi aku salah?"

Tzuyu mengangguk, membuat Jungkook mencebik. "Tenang saja, suara untuk grupnya Jeongsan benar-benar banyak. Mungkin, mereka akan menang."

Sudah memiliki banyak penggemar sebelumnya, tentu memudahkan grup Jeongsan mendapat banyak dukungan. Meski awalnya banyak yang menentang karena usia Jeongsan yang terlalu muda, mereka tetap mendukung. Bahkan, Tzuyu pernah menemukan komentar seseorang yang meminta agar semuanya menjaga Jeongsan.

Tzuyu terkejut saat suaminya berteriak. Bahkan, kali ini Jungkook melengkapi aksinya dengan berdiri di sofa. "Oppa, kau bisa jatuh."

"Tzuyu, aku bukan anak kecil."

Bukan anak kecil tapi mencerminkan anak kecil, batin Tzuyu.

"Dia sungguh menang? Woah, daebak, jantungku sejak tadi berdetak kencang." Jungkook menyentuh dadanya, menunjukkan seolah dirinya adalah Jeongsan.

"Ayo hubungi Jeongsan."

*
*
*

"Eomma." Jeonghyun berusaha membuka pagar yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Namun, semuanya sia-sia sebab Tzuyu menguncinya.

US (우리)3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang