Hari ini adalah hari tersibuk untuk Jihyo. Meskipun Daniel ada dirumah, tetap saja dia merasa tak terbantu sama sekali. Pria Kang itu hanya sibuk dengan ponselnya. Bahkan dia tak sepenuhnya menjaga Eugene.
"Oppa," panggil Jihyo yang langsung saja membuat Daniel meletakan ponselnya lalu menggendong Eugene dan berlalu. Tentu saja hal ini membuat Jihyo menghela napasnya karena yang dia inginkan adalah Daniel yang membantunya. Bukan malah seperti ini.
"Hufft, sepertinya aku memang harus mengerjakan semuanya sendiri. Setidaknya aku tidak perlu memikirkan Eugene."
"Ish, ini milikku."
"Tidak, ini milikku."
"Kalian akan terus bertengkar? appa sudah membungkusnya untuk kalian 'kan? ini milik Ahreum dan ini milik Jeongsan," jelas Jungkook yang sepertinya tak membuat pertengkaran sengit antara Ahreum dan Jeongsan berakhir. Masalahnya Jungkook tidak membungkusnya dengan benar. Sehingga mereka berdua memilih salah satu yang dirasa lebih rapi dan bagus.
Tzuyu saat ini baru saja selesai membereskan rumah. Tadinya dia akan pergi ke kamarnya dan mandi. Namun karena keributan di ruang tengah, Tzuyu memutuskan untuk pergi ke sana dan memastikan Jeongsan dan Ahreum tidak sedang bertengkar sekarang.
"Ada apa, hm?"
"Eomma, oppa tidak mau mengalah," adu Ahreum yang mendapat tatapan tak terima dari Jeongsan.
"Tapi kado itu isinya mainan yang ku pilih."
Tzuyu kemudian melihat kado yang kini dipengang Ahreum dan kado yang tergeletak di atas karpet secara bergantian. Dia sungguh tak bisa menahan tawanya saat memikirkan nasib dari kado yang tidak menjadi rebutan Ahreum dan Jeongsan.
"Ah baiklah, eomma akan membungkuskannya. Lebih baik kalian mandi dulu," jelas Tzuyu yang kemudian duduk disamping Jungkook, "Waeyo? kenapa kau memasang wajah kesal seperti itu?"
"Ini seni, Tzuyu," bela Jungkook sambil menunjukan kado yang dia bungkus.
"Iya, aku tahu. Tapi ini malah terlihat aneh. Aku akan membungkusnya."
Tzuyu kemudian meraih kertas kado yang tersisa dan mulai membungkus ulang kado tersebut. Melihat hal ini tentu saja membuat Jungkook memasang wajah sedihnya. Terlebih dia merasa karyanya itu tidak dihargai.
"Tidak perlu sedih, kau tadi membungkusnya dengan bagus. Hanya saja kurang terlihat rapi."
Jungkook yang asalnya duduk disamping Tzuyu kini memindahkan kado yang sedang Tzuyu bungkus dan tidur dipangkuannya.
"Aku harus membungkusnya, oppa."
"Bungkus saja," jelas Jungkook yang kemudian memunculkan ide jahil di benak Tzuyu. Dia kemudian meraih selotip dan memasangkannya di bibir Jungkook. Sontak hal ini membuat Jungkook buru-buru bangkit dan melepasnya perlahan.
"Ish, maksudku bungkus kadonya, bukan membungkusku."
"Lagipula kenapa oppa tidur dipangkuanku saat aku seharusnya membungkus kado itu?" tanya Tzuyu.
"Memangnya tidak boleh aku tidur dipangkuanmu seperti tadi? sudah sangat lama aku tidak melakukannya."
"Kau ayah 2 orang anak tapi masih saja bersikap manja. Aigo, aku tidak bisa bayangkan akan semanja apa oppa jika ada yang ketiga," celetuk Tzuyu yang membuat Jungkook membulatkan matanya sambil menutup mulutnya tak percaya.
"Apa akan ada yang ketiga? maksudmu adiknya Jeongsan dan Ahreum?" tanya Jungkook dengan ekspresi kegirangannya. Namun Tzuyu hanya memukul pelan dahinya dan membuat Jungkook bingung, "Waeyo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
US (우리)3 ✔️
Fanfiction"Aku tidak ingin terkenal, aku hanya ingin appa ada dirumah,"-Jeongsan "Jika ada pilihan lain, aku mungkin akan memilihnya,"-Jungkook