Jeongsan melihat dari kejauhan bagaimana orang itu tetap mengganggu Ahreum meskipun kemarin dia sudah menghajarnya. Dia sudah mengepalkan tangannya dan berniat menghampiri, namun Bomin sudah lebih dulu mencegahnya.
"Jika kau hanya akan bertengkar seperti kemarin, lebih baik tidak perlu melakukannya," jelas Bomin yang kemudian membuat Jeongsan mengatur napasnya agar emosinya bisa sedikir menurun.
Setelah dia rasa emosinya sudah mereda, dia memutuskan untuk menghampiri orang yang kini sedang mengganggu adik kecilnya itu.
"Yak! berhenti menggangu adikku!" Ahreum langsung menoleh saat mendengar suara Jeongsan. Dengan cepat dia berlari dan berlindung di balik tubuh Jeongsan. "Apa kau tidak bisa berhenti mengganggunya?"
"Andai adikmu itu tidak mencari masalah, aku juga tak akan mengganggunya," jelasnya yang membuat Jeongsan berdecih. Masalahnya yang mengganggu adiknya itu anak laki-laki. Benar-benar pecundang.
"Memangnya apa masalah yang dia lakukan? dia tak memberikanmu uang? atau dia memelintir tanganmu?" tanya Jeongsan dengan nada menantang, membuat semakin banyak orang yang menegerumuni mereka. "Jawab aku!"
"Dia terus membanggakan dirinya sebagai putra Jeon. Dia tak ingin berteman dengan siapapun seolah dia adalah ratu sekolah. Kau tahu? dia mendorong temanku," jelas anak itu yang membuat Jeongsan memutar malas kedua bola matanya. "Dia juga terus menyendiri."
Jeongsan mengeryit. Dia sungguh tak percaya jika Ahreum melakukannya. Tapi itu tidak mungkin. Dia lebih mengenal seperti apa adik kecilnya itu.
"Tanyakan saja padanya."
Jungkook hanya menopang dagunya, menatap Tzuyu yang dengan lahapnya memakan ice cream mint choco itu. Tadinya dia ingin meminta satu sendok pada Tzuyu. Hanya saja dia tak tega untuk memintanya. Ini kali pertamanya melihat Tzuyu makan dengan lahap seperti ini.
"Setelah ini, aku akan membawamu ke suatu tempat," ujar Jungkook yang kemudian membersihkan noda ice cream yang mengotori sudut bibir Tzuyu.
Tzuyu mengeryit. "Kemana?"
"Aku punya kejutan untukmu."
Tzuyu hanya mengangguk, tanpa menanyakan hal lebih lanjut soal kejutan yang akan Jungkook berikan padanya. Dia tak ingin merusak rencana Jungkook.
"Aku yakin kau akan terkejut sampai akan mengatakan 'oppa, kenapa kau menyiapkan semua ini?'" Jungkook memperagakan bagaimana cara Tzuyu bicara saat dia merasa sangat terharu. Hal ini tentu saja membuat Tzuyu memukul lengan Jungkook dan membuat suaminya itu meringis. "Tenagamu boleh juga."
*
*
*Tzuyu menggenggam erat lengan Jungkook. Dia jarang mengumpat, tapi semenjak dia mengenal pria bermarga Jeon itu, dia sering sekali mengumpat dalam hatinya.
Bagaimana tidak? Jungkook menutup matanya dengan kain dan juga menutup telinganya dengan earphone.
"Tzuyu sakit," protes Jungkook saat Tzuyu terus saja mencubitnya. Tapi Tzuyu tak mendengarnya karena telinganya sedang ditutup saat ini.
Jungkook membawa Tzuyu ke sebuah studio yang sudah dia sewa sebelumnya. Sudah cukup lama dia tak menyiapkan kejutan manis untuk istrinya itu. Jadi dia ingin sekali memberikan kejutan yang pastinya akan membuat sang istri sangat terharu.
Jungkook meminta Tzuyu untuk duduk di salah satu kursi. Dengan cepat dia berlari dan meraih micnya dan tersenyum. Dia merasa jika saat ini dia sedang bersiap melakukan konser.
"Oppa?" Tzuyu heran saat dia tak menemukan Jungkook di samping kanan ataupun kirinya. Dia kemudian membuka earphone dan juga penutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (우리)3 ✔️
Fiksi Penggemar"Aku tidak ingin terkenal, aku hanya ingin appa ada dirumah,"-Jeongsan "Jika ada pilihan lain, aku mungkin akan memilihnya,"-Jungkook