#92 Banyak Tingkah

673 106 9
                                    

Jungkook mengangguk lalu menjabat tangan sang isteri. Setelah perdebatan panjang, akhirnya pria itu memutuskan untuk menyerah. Namun, ia tetap memberi syarat jika Ahreum ingin ikut dalam musikal itu.

"Iya, aku akan selalu menemaninya. Kau sangat posesif jika soal Ahreum," ujar Tzuyu. Ia tak tahu akan seposesif apa Jungkook kedepannya. Mungkin, pria itu akan menghubungi Ahreum setiap saat.

"Janji?"

Tzuyu mengangguk kemudian mengaitkan jari kelingkingnya. "Aku janji."

Tzuyu dan Jungkook segera menoleh saat Jeonghyun terjatuh. Namun, batita itu tak menangis sama sekali. Justru tertawa kemudian berdiri sendiri. Selanjutnya, ia berjalan menuju Tzuyu sambil memberikan biskuit juga boneka kelincinya.

"Kau naik tangga sendiri?"

"Noona," jawabnya sambil berusaha naik ke tepi ranjang, membuat Jungkook kemudian membantunya. Namun, sepertinya Jeonghyun sedang kesal pada sang Ayah. Bahkan, setelah bisa sampai ke tepi ranjang, ia segera memeluk Tzuyu.

Tzuyu terkekeh. Ia mengerti kenapa Jeonghyun segera menolak meski Jungkook yang membantunya naik. "Kenapa? Kau juga marah pada Appa?"

"Eomma." Jeonghyun mencium pipi Tzuyu lalu duduk di pangkuannya.

"Kau mau menemui Eomma? Ayo, kau belum mandi." Tzuyu kemudian menggendong batita itu. Namun, Jeonghyun segera menangis saat tahu ia akan mandi.

"Aku tahu bagaimana caranya agar Hyunie mandi." Jungkook mengulurkan tangan pada Jeonghyun. "Hyunie, kau mau bantu Appa cuci mobil?"

"Oppa, kau--" Belum sempat Tzuyu melanjutkan kalimatnya, Jungkook sudah lebih dulu menggendong dan membawa putranya pergi.

*
*
*

Tzuyu duduk di depan pintu dengan dua handuk di bahunya. Sejak tadi, ia meminta Jungkook dan Jeonghyun untuk berhenti. Namun, keduanya tetap asyik bermain air.

"Hyunie, kau bisa masuk angin." Entah sudah berapa kali Tzuyu membujuk. Namun, Jeonghyun tetap tak mau mendengar. Ia malah tertawa senang sambil sesekali mengejar sang Ayah.

Tzuyu beranjak, mematikan keran hingga membuat Jungkook segera menoleh. Ia menatap tajam pria itu hingga membuat sang suami segera menghampiri.

"Hyunie, ayo, mobilnya sudah bersih." Jungkook meraih handuk yang Tzuyu berikan. Ia cukup takut jika Tzuyu marah. Bisa-bisa ia tidur di kamar Jeongsan atau ruang tengah.

Namun, Jeonghyun justru menangis karena air di selang tidak mengalir. Ia bahkan marah saat Tzuyu menggendongnya.

"Nanti kau sakit. Besok lagi mencuci mobilnya," ujar Tzuyu. Namun, hal itu tak membuat tangisan Jeonghyun berhenti.

"Air."

"Besok lagi." Tzuyu mengeringkan rambut Jeonghyun. Namun, batita itu tetap menunjuk ke arah selang. "Hyunie, kau mau ikut? Jika tidak ganti baju, Eomma tidak akan mengajakmu."

Pernyataan Tzuyu cukup membuat tangisan itu berhenti. Meski lebih sering bersama sang Ayah, Hyunie tetaplah putra Ibunya. Ia tak mau jika ditinggal sendirian.

"Gogi?"

Tzuyu terkekeh dengan tebakan Jeonghyun. "Bukan, kita akan mengantar Noona latihan. Kau mau jalan-jalan 'kan?"

"Gogi."

"Iya iya, kau ingin daging? Nanti kita beli saat pulang." Tzuyu melangkah masuk. Sungguh, membujuk Jeonghyun memang hal yang cukup sulit. Terlebih, batita itu memang cukup keras kepala sama seperti Jungkook.








US (우리)3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang