#82 Honeymoon (?)

833 111 17
                                    

Tzuyu mengerutkan dahi saat mendapati 2 passport yang sudah diselipkan masing-masing tiket di dalamnya. Ia kemudian meraihnya dan terkejut saat mengetahui jika kedua passport itu miliknya juga Jungkook.

"Jepang? Untuk apa?" gumamnya sambil membolak-balik tiket itu. Kalaupun akan berlibur, seharusnya Jungkook menyertakan passport Jeonghyun juga 'kan? Namun, kali ini tidak. "Apa Oppa akan meninggalkan Jeonghyun?"

Sepasang tangan melingkar di pinggang rampingnya, membuat Tzuyu mengembuskan napas kemudian berbalik.

"Kenapa tidak mengajak Jeonghyun?"

"Apa itu harus? Kita sudah jarang menghabiskan waktu bersama. Tidak lama, hanya tiga hari saja. Setelahnya, kita akan pulang," jelas Jungkook. Menurutnya, ini adalah saat yang tepat. Lagi pula, Jeonghyun sudah bisa ditinggal.

"Ini tidak benar."

"Aku belum meminta hadiahku 'kan? Kau berjanji akan memberikan apa pun. Jadi, aku minta kau temani aku pergi ke sana," jelas Jungkook. Ia tak mungkin meminta hal lain sebab Tzuyu sudah memberikan banyak kebahagiaan untuknya. "Anggap ini sebagai liburanmu juga. Kau terus mengurus rumah padahal aku sudah mengatakan padamu untuk mempekerjakan seseorang."

Bukan apa-apa, semua orang tak sama dan hal itulah yang membuatnya lebih berhati-hati. Ia tak mau jika terjadi sesuatu yang tak ia inginkan di rumahnya.

"Lain kali saja," ujar Tzuyu. Ia hanya tak mau meninggalkan Ahreum juga Jeonghyun.

Jungkook menggeleng. "Kali ini kau harus menurut, eoh? Eomma akan kemari untuk menemani Ahreum dan Jeonghyun."

"Oppa ...." Tzuyu kemudian mendesah frustrasi. Namun, perintah Jungkook adalah mutlak. Sebesar apa pun ia menolak, Jungkook akan tetap memaksanya.

"Kau janji akan menuruti semua keinginanku."

Tzuyu menghela napas. "Kalau begitu ajak Jeonghyun."

"Tidak."

"Oppa akan meninggalkannya?" Tzuyu tak mengerti kenapa suaminya begitu mementingkan liburan dibanding putra bungsu mereka. Padahal, Jeonghyun paling tak suka jika ditinggalkan. Apalagi oleh Ayahnya.

"Jeonghyun tidak akan menangis. Kau percaya padaku 'kan? Jeonghyun akan baik-baik saja. Lagi pula, liburannya hanya sebentar. Tiga hari."

Tzuyu akhirnya setuju. Lagi pula, Jungkook takkan bisa ditolak. "Baiklah, hanya tiga hari."

*
*
*

Ini sangat diluar dugaan. Jika biasanya Jeonghyun akan menangis hanya saat melihat sang Ayah memakai baju yang rapi, kini bayi itu justru melambaikan tangan dengan senyuman saat Jungkook dan Tzuyu akan pergi.

"Hyunie, kau tidak boleh merepotkan halmeoni, ya," ujar Jungkook kemudian mengecup pipi putranya. Namun, Jeonghyun justru memberikan satu keping biskuit pada sang Ayah.

"Ini untuk Appa?"

Jeonghyun mengangguk, membuat Jungkook segera mencubit pelan pipi putranya lalu tersenyum.

"Baiklah, Appa akan memakannya nanti."

"Dadah." Jeonghyun melambaikan tangannya. Kali ini ia sungguh tak menangis meski orang tuanya menyeret koper. Padahal, biasanya Jeonghyun akan langsung menangis saat melihat Jungkook menggunakan jaket dan berjalan menuju pintu. Namun, kali ini benar-benar berbeda.

Meski begitu, Jungkook justru bersyukur. Jadi, ia tak perlu khawatir jika Tzuyu akan meminta pulang lebih cepat dengan alasan Jeonghyun nanti.

"Kami pergi dulu. Maaf harus merepotkan," ujar Tzuyu. Namun, nyonya Jeon justru menggeleng.

US (우리)3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang