"Kau menunggu Appa?"
Saat ini sudah menunjukkan pukul 8 malam. Namun, Jeonghyun belum mau tidur. Bahkan setelah Tzuyu memberikan susu juga menimangnya. Tetap saja batita itu tak mau menutup mata.
"Appa."
"Baiklah, kau boleh menunggu Appa, tapi habiskan susumu," ujar Tzuyu sambil menepuk bantal yang ada di atas karpet, membuat putranya segera menurut meski matanya tak kunjung menutup.
Suara password pada pintu dimasukkan, membuat Jeonghyun segera beranjak. Ia terus bergumam tak jelas sambil berjalan menuju pintu utama.
"Yeobo." Jungkook sengaja pura-pura tak melihat putranya dan malah menghampiri sang istri. Tentu ini membuat Jeonghyun menangis lalu bersembunyi di balik sofa.
"Ish, Oppa selalu membuatnya menangis," ujar Tzuyu kemudian menghampiri putranya. Ia segera menggendong dan menenangkan Jeonghyun.
"Appa." Jeonghyun menunjuk Jungkook sambil menangis.
"Appa?" Jungkook mengulurkan kedua tangan. Namun, Jeonghyun segera menggeleng dan memeluk erat sang Ibu.
"Aku akan menidurkannya dulu. Dia sudah sangat mengantuk tadi."
Jeonghyun sepertinya kecewa karena sang Ayah tak langsung memeluknya. Padahal, sejak tadi ia sudah menahan kantuk untuk menunggu kepulangan sang Ayah.
Meski kecewa, pada akhirnya Jeonghyun tetap mengulurkan tangan pada Jungkook, membuat pria Jeon itu gemas lalu mencubit pipinya.
"Maaf, Appa pikir kau tidak akan menangis."
"Hyunie, Appa harus makan dulu. Kau dengan Eomma saja, ya?"
"Tidak apa-apa. Aku bisa makan setelah Jeonghyun tidur," jawab Jungkook. Ia bersyukur karena besok, ia bisa membawa Jeonghyun. Namun, ia tak yakin Tzuyu akan menyetujuinya.
Jungkook bersenandung sembari menidurkan Jeonghyun. Biasanya, cara itu cukup ampuh untuk membuat putranya tertidur. Namun, kali ini Jeonghyun malah terus menatap wajahnya.
"Kau tidak mengantuk?" tanya Jungkook, membuat Jeonghyun menunjuk ke arah stand figur sang Ayah. "Appa?"
"Appa."
"Aniyo, itu bukan Appa," ujar Jungkook diakhiri kekehan. Ia yakin, Tzuyu pasti yang memperlihatkan hal itu pada Jeonghyun. "Sekarang kau harus tidur. Ini sudah malam."
*
*
*"Eomma, Eomma, Eomma." Ahreum berlari menuruni anak tangga, mencari keberadaan sang Ibu yang saat ini tengah memasak.
"Ada apa, Reumi?"
Ahreum memeluk Tzuyu dari belakang. "Eomma, tebak apa yang kudapat."
"Kau dapatkan sesuatu?"
Ahreum mengangguk. "Aku dapat kesempatan bagus. Eomma, aku akan tampil di musikal. Lihat, aku lolos casting."
"Sungguh?"
Ahreum mengangguk. Tidak sia-sia ia ikut casting diam-diam saat debut-nya masih belum pasti. Bukankah dengan begini, ia bisa dapat kesempatan bagus untuk di-casting oleh produser drama atau film? Ia harap, ia punya jalan lain untuk sukses seperti Ibu dan Ayahnya.
"Chukkae. Kenapa tidak memberitahu Appa?"
"Appa? Aku takut Appa marah."
"Mana mungkin Appa marah. Dia pasti akan sangat senang. Eomma janji akan menonton pertunjukanmu nanti," jelas Tzuyu, membuat Ahreum kembali memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (우리)3 ✔️
Fanfic"Aku tidak ingin terkenal, aku hanya ingin appa ada dirumah,"-Jeongsan "Jika ada pilihan lain, aku mungkin akan memilihnya,"-Jungkook