#64 Bro-Sis Things

953 135 16
                                    

Kepulan asap halus masih terlihat pada masakan yang baru saja Tzuyu buat. Ia memasak dengan tenang karena Jeonghyun tengah asyik bermain dengan beberapa mainan miliknya. Untungnya bayi itu sama sekali tak rewel.

"Ui." Jeonghyun menunjukan robot miliknya pada Jeongsan.

"Hyung, bukan ui," ujar Jeongsan yang nampaknya tak membuat bayi itu mengganti panggilannya. Ia kemudian menggendong Adiknya itu sebab sejak tadi Jeonghyun terus mengulurkan tangannya. "Jeonghyun, kau belum mandi?"

Jeonghyun menunjuk Jeongsan lalu tertawa. Nampaknya bayi ini memang tahu bagaimana caranya meledek.

"Hyung sudah mandi. Kau saja yang belum."

"Appa." Jeonghyun segera mengulurkan tangannya pada sang Ayah yang nampaknya baru saja membuka mata. Rambutnya bahkan masih sangat berantakan dan basah.

"Tunggu, Appa harus menyisir rambut dulu."

Ahreum menuruni anak tangga dengan tergesa. "Ada yang lihat sebuah kertas? Aku sungguh kehilangan kertas itu."

"Kertas?"

"Eung, kertas dengan lirik di dalamnya. Ayolah, aku tidak bisa menemukannya," jelas Ahreum sambil menarik-narik baju Jeongsan. "Oppa, kau yang menyembunyikannya 'kan?"

"Aku? Kenapa kau menyalahkanku?"

"Ish, cepatlah kembalikan."

"Ada apa, hm?" tanya Tzuyu yang kemudian mengambil alih Jeonghyun. "Bertengkarnya nanti saja. Kalian harus sarapan dulu."

"Eomma, Oppa menyembunyikan kertas milikku."

"Ani, kertas yang mana? Aku bahkan tidak tahu," ujar Jeongsan. Hingga ia ingat soal lirik yang ia temukan pada bukunya. "Ah ... Apa yang ada tulisan 'Bomin Oppa' di bawahnya?"

"Ish, jadi kau yang menyembunyikannya?"

"Anak-anak, lebih baik kalian makan, bukan terus bertengkar hanya karena kertas saja," ujar Jungkook sambil membawa mereka ke meja makan.

"Appa tidak dengar apapun 'kan?" tanya Ahreum.

"Bomin Oppa?"

Jeongsan terkekeh. Ia benar-benar puas karena Ahreum ketahuan. Lagipula, ia tak mengerti kenapa sang Adik bisa memikirkan soal pria saat seharusnya ia lebih memikirkan mimpinya.

*
*
*

Mereka tampak serius mendengarkan cerita dari Jihyo. Seseorang yang pernah menjadi pujaan hati Yoongi itu terlihat senang saat membicarakan soal siapa yang akan Yoongi nikahi. Bahkan ia bangga karena bisa menjadi seorang perantara.

"Jadi Yoongi benar-benar akan menikah?" tanya Seokjin dengan nada tak percayanya. Padahal ia sempat berpikir Yoongi akan menghabiskan sisa hidupnya sendirian.

"Ya, dia akan menikahi teman sekolahku dulu. Aku juga tak mengerti kenapa mereka berdua bisa bertemu. Yang jelas, Yoongi Oppa meminta nomornya padaku."

Yoongi yang merupakan topik utama pembicaraan kali ini hanya bisa memberikan tatapan malas. Sudah ia duga jika Jihyi tak akan bisa menyimpan rahasia ini rapat-rapat. Ia menyesal karena malah meminta bantuan Jihyo.

"Aku pikir Hyung akan menikahi Jihyo," ujar Taehyung yang membuat Yoongi memukul meja dengan keras.

"Astaga, memangnya wanita hanya ada satu? Sampai aku harus merebut milik orang lain?"

"Santai, Hyung. Kenapa kau begitu marah?"

"Terlepas dari siapa, aku bahagia kau akan menikah," ujar Hoseok yang kemudian menjabat tangan Yoongi.

US (우리)3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang