"Tokki." Jeonghyun nampaknya mulai menerima kehadiran bayi kelinci itu. Bahkan, ia sampai memberikan biskuitnya.
"Tidak, anak kelincinya tidak suka biskuit, Hyunie," jelas Tzuyu kemudian memberikan sebuah mangkuk berisi makanan khusus untuk bayi kelinci. Namun, bukannya memberikan makanan itu pada bayi kelinci, Jeonghyun malah hampir memakannya sendiri.
"Tidak, Hyunie. Ini hanya untuk bayi kelincinya. Untuk bayinya Eomma, ada susu." Tzuyu memberikan botol susu itu pada Jeonghyun, membuat putra bungsunya segera tersenyum.
Jeonghyun membungkuk kemudian melangkah menuju sofa, meninggalkan mangkuk berisi makanan bayi kelinci itu.
"Makanlah, kalian belum diberi nama. Bagaimana jika Bonie dan Juju?" Tzuyu meletakkan tempat makanan itu kemudian berjalan menuju TV. Ia harus melanjutkan acara beres-beresnya yang tadi sempat tertunda.
"Eomma, apa Eomma melihat jam tanganku? Aku lupa menyimpannya," ujar Ahreum sambil menuruni anak tangga. Hari ini ia akan mengikuti kelas dance. Namun, ia heran karena tak bisa menemukan jam tangan kesayangannya.
"Mungkin ada di dalam kotak. Kau selalu menyimpannya di sana 'kan?"
"Tidak ada. Aku sudah mencarinya. Ah, apa tertinggal di dorm? Aku akan hubungi seseorang." Ahreum mencari nomor temannya, berharap jam tangan itu bisa ditemukan.
Besok ulang tahun Oppa? gumam Tzuyu dalam hati. Mungkin karena kesibukan mereka akhir-akhir ini, Tzuyu sampai lupa. Padahal, ia sudah berniat menjahili sang suami selama seharian. Namun, sepertinya sekarang takkan bisa dilakukan. Ia tak mungkin merencanakan segalanya secara mendadak.
Hanya satu yang bisa Tzuyu rencanakan. Sebuah kejutan kecil. Entahlah, ia tak tahu itu akan berhasil atau tidak. Namun, ia akan tetap mencobanya.
"Eomma, aku harus pergi sekarang. Tidak perlu dijemput, aku bisa naik taksi." Ahreum memberikan kecupan manis di pipi sang ibu. Tak lupa, ia juga mencubit pipi tembam Jeonghyun yang masih asyik menghabiskan susunya.
Tzuyu mencoba menghubungi sang suami. Pria Jeon itu memang mulai sibuk dengan rekaman. Bukan karena ia akan merilis album, melainkan, ia perlu membuat demo untuk menyerahkannya pada orang lain. Ia sudah merasa terlalu lelah jika harus kembali. Itulah kenapa ia putuskan untuk tetap berada di belakang layar. Ditambah dengan waktu dengan keluarganya yang banyak terpotong.
Jungkook sempat tertampar saat Jeongsan membencinya. Ya, ia tak pernah ada di rumah saat itu dan sibuk dengan karir juga agensi yang baru dirintis mereka. Hingga akhirnya pria Jeon itu mulai terbiasa mengerjakan segalanya di rumah dan benar-benar menjadi ayah yang baik.
Jungkook sempat menangis tengah malam, menyesal karena lebih memilih karir dibanding keluarganya. Namun, kali ini tidak. Ia benar-benar menepati janjinya untuk sering menhabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
"Jeongsan, apa kau besok bisa pulang? Besok Appa ulang tahun."
"Besok? Aku akan tanyakan dulu pada manajer Hyung. Aku akan usahakan untuk pulang, Eomma."
"Baiklah," ujar Tzuyu kemudian meletakkan ponselnya. Ia tersenyum, memikirkan kejutan lain yang mungkin akan Jungkook terima.
"Ah, aku tahu kejutan yang lain."
*
*
*Tzuyu tersenyum kemudian melirik jam yang kini menunjukkan pukul 12 malam. Ia bersyukur karena Jungkook tak terbangun meski bel beberapa kali berbunyi.
Tzuyu sebenarnya ingin sekali membuat kue. Namun, ia tahu hal itu malah akan membuat Jungkook curiga. Terlebih, suara mixer tidak akan bisa dihilangkan. Itu sebabnya, ia memilih untuk memesan yang sudah jadi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (우리)3 ✔️
Fanfiction"Aku tidak ingin terkenal, aku hanya ingin appa ada dirumah,"-Jeongsan "Jika ada pilihan lain, aku mungkin akan memilihnya,"-Jungkook