Tzuyu tersenyum saat mendapati Jeonghyun tertidur telungkup di atas dada Jungkook. Sepertinya mereka berdua terlalu lelah setelah bermain karena Jeonghyun sudah mulai merangkak.
Tzuyu bersyukur karena ia bisa mencuci dengan hati tenang karena Jeonghyun sedang tidur. Mungkin jika tidak, ia akan kesulitan karena Jeonghyun selalu saja menangis jika Tzuyu mengerjakan pekerjaan rumah.
Namun kelegaan hati Tzuyu tak berangsur lama. Putra kecilnya sudah merengek dan perlahan tangisannya mulai menggema, membuat Tzuyu harus meninggalkan pakaia-pakaian yang baru saja aka ia cuci.
"Appa-mu sepertinya pingsan." Tzuyu menggendong Jeonghyun, menenangkan bayi kecil itu. Sedangkan Jungkook yang tidur di dekatnya justru tetap terlelap tanpa terganggu oleh tangisannya Jeonghyun.
"Kau sudah kenyang tertidur, hm?" Tzuyu menyisir rambut Jeonghyun yang sudah basah karena keringat. Wajar saja karena saat ini masih musim panas dan Jungkook salah memakaikan baju pada Jeonghyun.
Tzuyu menyalakan televisi sambil menunggu Jungkook terbangun. Ia tak akan mungkin bisa mencuci jika Jeonghyun bangun seperti ini.
"Jeonghyun, Noona-mu sedang sangat sibuk sekarang. Jadi kau tidak bisa bermain dengannya."
Bukan hanya Jeongsan saja yang sibuk. Melainkan Ahreum juga. Bahkan gadis kecil itu terkadang memilih menginap di dorm trainee dibanding pulang ke rumah. Ahreum sangat ingin debut. Terlebih setelah tahu jika Jeongsan ikut acara survival. Tzuyu jadi ingat soal Jihyo. Ternyata Jihyo mengikuti trainee saat sebesar Ahreum.
Jungkook mulai membuka mata. Ia terlihat panik saat tak mendapati putranya tak lagi tertidur di atas tubuhnya. "Jeong--"
Tzuyu menggeleng sambil menghela napas saat Jungkook menghentikan pencariannya dan tersenyum kikuk saat menemukan Jeonghyun ada di pangkuan Tzuyu, sedang sibuk memainkan bebek karet.
"Kapan dia bangun?"
"Apa Oppa tidak mendengar tangisannya?"
Jungkook menggeleng sambil mencebikan bibirnya. "Sungguh."
"Bahkan aku yang sedang di kamar mandi saja mendengarnya."
Jungkook mengulurkan tangannya. Namun Jeonghyun justru tertawa lalu memilih menyembunyikan wajahnya dengan masuk ke dalam kaos yang digunakan Tzuyu.
"Jeonghyun, kau mau masuk ke perut Eomma lagi?" Tzuyu terkekeh kemudian mengeluarkan Jeonghyun dari bajunya. Sungguh, Jeonghyun memang sangat jahil pada Ayahnya. Bahkan benar-benar jahil hingga sering menggoda Ayahnya itu.
"Kau tidak mau bermain dengan Appa lagi?"
Kali ini Jeonghyun malah berteriak dan kembali bersembunyi meski hanya wajah saja yang ia sembunyikan.
"Jeonghyun, Eomma harus mencuci dulu. Kau dengan Appa, hm?"
Lagi-lagi Jeonghyun bersembunyi sambil sibuk berteriak kegirangan karena merasa ditanggapi. Hal ini tentu saja membuat Tzuyu tertawa. Putra kecilnya memang banyak tingkah.
"Cha." Jungkook berhasil menggendong Jeonghyun. Namun, hal ini justru membuat Jeonghyun menangis. Ia masih ingin bersama Ibunya, tapi sang Ayah justru menggendongnya. "Kau tidak mau bersama Appa?"
"Dia sepertinya marah karena Oppa tidak langsung terbangun tadi."
"Baiklah, aku saja yang mencuci. Kau bermain bersama Jeonghyun saja."
Jeongsan masih berkutat dengan jadwal latihannya. Saat ini ia merasa sedih karena harus berada di tim yang berbeda bersama Roy. Padahal selama ini ia selalu bersama Roy hingga mereka juga berbagi kamar yang sama. Menjadi putra sulung, membuat Jeongsan terkadang harus mengalah pada Adiknya. Namun bersama Roy, ia sungguh dimanjakan. Maklum saja karena usia mereka yang terpaut cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
US (우리)3 ✔️
Fanfiction"Aku tidak ingin terkenal, aku hanya ingin appa ada dirumah,"-Jeongsan "Jika ada pilihan lain, aku mungkin akan memilihnya,"-Jungkook