🌿 13. Jangan mendekat nanti terpikat

7.3K 298 0
                                    

Ivona lebih memilih tidak menjawab panggilan dari Erlan. Kalau pria itu berpikir Ivona masih mencintainya, tentu saja itu salah besar.

Dante mungkin jauh lebih baik ketimbang dengan Erlan, meskipun Erlan itu pernah Ivona cintai dengan sepenuh hati, tetapi cintanya sudah kandas sejak lama.

Dante datang dari arah dapur membawa botol anggur merah, Ivona yang melihatnya pun hanya memberikan kerlingan nakal.

"Sesuai permintaanmu malam ini kita akan bersenang-senang," kata Dante.

Ivona tersenyum tipis, Dante selalu bisa membuat suasana hatinya membaik.

Dante memberi Ivona segelas anggur, yang langsung di terima oleh Ivona dengan senang hati.

"Terimakasih, Dante. Kamu yang terbaik," kata Ivona seraya memberikan kecupan-kecupan di bibir pria itu.

Dante menggila, dia menarik tubuh Ivona agar duduk di pangkuannya. Ivona tersentak kaget merasakan gerakan Dante yang tiba-tiba.

"Kamu juga yang terbaik," balas Dante, pria itu melumat bibir Ivona dengan rakus.

Saat keduanya tengah larut dalam dunianya sendiri, ponsel Ivona lagi-lagi mengganggu kegiatan mereka berdua.

"Sial," umpat Ivona dengan kesal.

"Siapa pengganggu itu?" tanya Dante kesal, dia menyuruh agar Ivona mengangkat telepon.

"Aku tidak tahu," balas Ivona yang segera mengambil ponselnya.

Ivona melirik Dante sekilas saat mengetahui bahwa sang penelepon tak lain adalah mantan pacarnya.

"Siapa, Sayang?" tanya Dante semakin merapatkan tubuhnya ke arah Ivona, dia melirik ponsel milik kekasihnya.

"Erlan? Mantan kamu itu?" tanya Dante memastikan.

Ivona tersenyum simpul, dia tidak menyangka kalau Dante akan berkata dengan setenang itu. Ivona pikir, Dante akan meledak-ledak melihat Erlan yang masih mengganggu dirinya.

"Iya," kata Ivona.

"Kenapa tidak angkat? Mungkin ada yang penting," ujar Dante membuat Ivona mendengus kesal.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," balas Ivona dengan cepat, dia sudah memutuskan untuk mulai mencintai Dante, pria itu tidak terlalu buruk untuk menjadi kekasihnya.

"Kalau begitu biar aku saja yang bicara padanya." Dante mencoba merebut ponsel di tangan Ivona, namun, dengan cepat Ivona segera menyembunyikan ponselnya.

"Buat apa? Aku tidak mau kalian berdua bertengkar," ketus Ivona.

"Tidak akan, sini," kata Dante tidak juga menyerah.

Karena paksaan dari Dante, mau tidak mau, Ivona menyerahkan juga ponselnya dengan terpaksa.

Dante tersenyum karena Ivona sudah mau menuruti perintah darinya. Sebagai balasannya pria itu memberikan kecupan di kening wanitanya.

"Dia menyuruhmu pulang dari sini," kata Dante saat membaca pesan yang dikirim Erlan.

"Hah, maksudnya?" tanya Ivona tidak mengerti, dia mencoba melirik ke layar ponsel miliknya yang menampilkan pesan dari Erlan.

"Kita diikuti dari tadi," ucap Dante dengan tenang, bertolak belakang dengan ekspresi wajah Ivona.

"Kamu menyadari kalau kita diikuti?" Ivona menatap Dante dengan lekat, dia bahkan tidak menyadari apapun sejak tadi.

"Iya, mungkin mereka suruhan Erlan," balas Dante dengan kelewat santai.

"Apa mereka berbahaya?" tanya Ivona pada Dante.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang