🌿 51. Pada akhirnya kita akan tetap bersama

4.3K 192 7
                                    

Selain makan, Ivona juga suka tidur akhir-akhir ini. Pekerjaan yang ia lakukan hanya mengganggu Dante dan menghabiskan uang lelaki itu.

Meski begitu, Dante tak keberatan sama sekali, ia malah sangat senang jika Ivona menghabiskan uangnya untuk berbelanja ataupun membeli makanan.

"Sayang, bangun. Makan dulu," panggil Dante seraya mengecupi wajah wanitanya.

Ivona hanya menggeliat pelan, menganggap suara Dante hanya angin lalu. Menarik selimut sampai ke dada, Ivona kembali tertidur lelap.

Sebenarnya, Dante tidak masalah jika Ivona hanya tiduran saja, namun, wanita itu belum makan siang. Dante hanya tidak ingin Ivona dan bayi yang di dalam kandungannya kelaparan.

Dante ikut naik ke atas ranjang, memeluk Ivona dengan erat seraya mencium leher wanita itu.

"Engh," gumam Ivona.

Merasa geli, Ivona berusaha untuk menyingkirkan kepala Dante dari lehernya, bukannya menjauh, Dante malah semakin mengeratkan pelukannya dan menyesap leher Ivona kuat, sehingga menimbulkan tanda merah yang terlalu kentara di leher putihnya.

Mata Ivona terbuka seketika, ia menoleh ke samping dan segera menjauhkan diri. Bibirnya mengerucut kesal.

"Kamu apa-apaan, sih? Aku lagi tidur diganggu terus," gerutu Ivona.

Tak merasa bersalah, Dante membalas gerutuan Ivona dengan tawa kecil, ia mengelus lembut rambut wanitanya sebelum mengecup pipinya singkat.

"Ayo, makan dulu. Kamu belum makan, kan?"

Dante segera berdiri, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Ivona bangun, namun, bukannya menyambut uluran tangan Dante, wanita itu malah kembali menutup matanya.

Tak membiarkan Ivona untuk terlelap lagi, Dante segera membopong Ivona layaknya anak kecil. Ivona terpekik kaget, ia segera melingkari pinggang Dante agar tidak terjatuh.

"Dante turun," seru Ivona.

Dante tak memedulikan protes wanitanya, ia terus berjalan menuruni tangga dan menuju meja makan.

Pria itu mendudukkan Ivona di kursi, di depannya terdapat banyak makanan yang sudah tersaji di meja makan.

Dante mengambilkan piring, lalu kemudian mengambil beberapa sayuran serta daging, pria itu juga membuatkan susu untuk ibu hamil.

Ivona hanya melongo melihatnya, merasa aneh sekaligus juga senang. Siapa yang tak senang jika diberi perhatian sedemikian rupa. Ivona hanya mengulum bibir, tersenyum dalam diam.

"Kalau kamu baik gini, kelihatan tambah ganteng deh," ceplos Ivona bermaksud memuji.

Dante menaikan sebelah alisnya, merasa tak setuju dengan pendapat yang diutarakan oleh Ivona.

"Jadi, biasanya aku enggak baik nih?" tanya Dante.

"Baik, kok. Cuma kali ini baiknya banyak banget, bikin aku tambah sayang deh," seloroh Ivona tanpa ragu.

Mendapat pujian dari Ivona, cukup mampu membuat Dante tersenyum senang. Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Ivona lalu memiringkan wajahnya dan menunjuk pipinya sendiri.

"Cium," ujar Dante.

Telunjuk pria itu masih menunjuk-nunjuk pipinya sendiri, seakan-akan menanti bibir Ivona untuk mendapatkan sebuah ciuman.

Ivona terkesiap, mengedipkan matanya bingung, namun, sedetik kemudian ia mendekatkan bibirnya ke pipi Dante lalu mengecupnya singkat.

"Udah," ujarnya.

Ivona menunduk malu, walaupun hubungan antara keduanya sudah sangat jauh, namun, tak bisa dipungkiri kalau Ivona kerap kali berdebar jika ditatap Dante seperti sekarang.

Crazy Over You 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang