Ivona keluar dari ruang dokter dengan langkah pelan, dia melihat Dante yang sudah menunggunya dengan tidak sabar.
"Bagaimana hasilnya, Sayang?" tanya Dante yang sudah tidak sabar.
Ivona menyerahkan surat dari dokter, yang diterima Dante dengan cepat, pria itu segera membuka surat itu dan matanya membelalak lebar.
"Kamu positif hamil?"
Ivona hanya mengangguk, dia fokus pada ekspresi wajah Dante yang terlihat sangat bahagia. Bahkan pria itu segera memeluk Ivona erat.
"Terimakasih, Sayang," gumam Dante berkali-kali, pria itu mengecup bibir Ivona dengan cepat.
"Apa kamu begitu bahagia?"
"Tentu saja, Sayang. Aku akan mempersiapkan pernikahan secepatnya dan kali ini kamu tidak bisa menolak," kata Dante dengan cepat, dia tidak ingin mendengar lagi penolakan dari Ivona. Dan juga tidak ada alasan Ivona menolak karena wanita itu sedang mengandung anaknya.
"Aku akan membicarakan ini dengan keluargaku," kata Ivona, dia sebenarnya tidak yakin kalau keluarganya akan setuju.
"Sekarang kita pulang, aku mau istirahat di rumah," ujar Ivona.
Dante mengangguk, dia segera merangkul pinggang Ivona, mulai sekarang dia akan menjaga Ivona dengan ketat.
"Kamu tidak boleh capek, Sayang. Tidak boleh banyak aktivitas," tukas Dante.
"Aku bosan kalau di rumah terus," sahut Ivona yang sudah menduga kalau Dante akan menjaganya berlebihan.
"Hm, ini demi anak kita."
"Butik baruku minggu depan akan buka," ujar Ivona yang semakin membuat Dante menggelengkan kepalanya.
"Aku yang akan menyuruh salah satu pegawaiku untuk mengurusnya," tukas Dante tidak mau dibantah.
"Tapi––"
"Sayang, aku tidak mau kamu kelelahan karena bekerja."
Ivona tidak menjawab perkataan Dante, wanita itu hanya menghela napas berat lalu mengangguk setuju.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran mobil, baik Ivona maupun Dante saling melempar senyum kebahagiaan.
"Apa kamu sudah menginginkan sesuatu?" Dante bertanya dengan sangat antusias. Dia siap direpotkan oleh Ivona selama masa kehamilannya.
"Aku belum ingin apapun, sekarang aku hanya ingin sampai di rumah dan tidur," jawab Ivona pelan.
"Baiklah, kalau kamu ingin sesuatu, tinggal bilang saja padaku," kata Dante.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil tanpa mengetahui ada yang mengikuti. Seseorang yang sejak tadi mengikuti Dante dan Ivona segera menelpon bosnya.
"Bos, mereka berdua baru saja keluar dari rumah sakit," lapor orang itu lewat telepon.
Sementara itu di dalam mobil, Ivona merasa tidak tenang. Entah mengapa dia merasakan kalau ada orang yang mengikutinya.
"Kamu kenapa?" tanya Dante yang melihat raut wajah Ivona.
"Aku merasa kita diikuti."
Dante segera melirik ke sekitarnya yang tidak terlihat mencurigakan.
"Tenang saja, Sayang. Ada aku di sini, kamu tidak perlu takut apapun," kata Dante yang mencoba menenangkan wanitanya.
"Lebih baik sekarang kita pulang."
Dante mengangguk, dia segera menjalankan mobilnya. Saat berada diperjalanan, tangan Dante sesekali mengelus perut Ivona yang masih rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You 21+ [END]
RomansaDipaksa menikah dengan mantan pacarnya, bukan salah satu tujuan di dalam hidup seorang Ivona, dia benar-benar tidak menyukai lelaki yang berstatus sebagai mantannya itu. Pantang baginya mengulang kisah cinta dengan orang yang sama, karena pada akhi...