Suasana di dalam mobil tampak hening, Ivona lebih memilih melihat luar jendela ketimbang menatap wajah tampan Dante.
“Kamu yakin, Sayang, kalau mereka yang melakukan itu?” Dante berkata dengan pelan, melihat Ivona yang tak kunjung membuka suaranya, membuat Dante berpikir kalau wanita itu sedang tidak ingin berbicara.
“Entah, tetapi, hanya mereka yang tidak menyukai keberadaanku,” ucap Ivona.
Yang dimaksud Ivona adalah keluarga tirinya. Bisa saja mereka menyuruh seseorang untuk mengintai kegiatan Ivona, dan disaat dirinya merasa lengah, maka seseorang itu akan menyerangnya.
“Sayang,” seru Dante membuat Ivona terlonjak kaget.
“Kenapa, sih?” rutuk Ivona, dia berdecak kesal mendengar Dante yang berteriak di sebelahnya.
“Aku dari tadi ngomong sama kamu lho, kamu cuma diam aja,” jawab Dante dengan tatapan kesal.
Ivona memutar bola matanya kesal, dia memang tidak mendengar perkataan Dante karena sibuk melamun. Tetapi, Dante harusnya tak perlu berteriak seperti itu.
“Ya, udah. Nggak perlu teriak gitu, dong!” ketus Ivona, dia memalingkan wajahnya, merasa kesal.
Dante yang mendengar nada kesal dari mulut Ivona segera menoleh, “Kamu marah, Sayang?” tanya Dante, pria itu bingung mengapa kini Ivona yang marah padanya.
“Pikir aja sendiri,” kata Ivona dengan cuek.
Seperti biasa, wanita memang sulit untuk ditebak. Dante menggaruk rambutnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya sibuk menyetir. Baru kali ini ia menghadapi kemarahan wanita, karena biasanya wanita yang kencan dengannya sangat penurut.
“Oke, kamu kelihatan marah. Tapi aku bingung kenapa jadi kamu yang marah?” Dante mencoba meraih tangan Ivona yang segera ditepis wanita itu.
Dante melongo, tak dapat dipercaya kalau dirinya baru saja diabaikan. Selama ini tidak ada yang berani menolak pesona seorang Dante, dan wanita bernama Ivona ini baru saja melakukannya.
“Kamu tadi bentak aku,” ujar Ivona pada Dante.
“Tapi—”
Seketika Ivona langsung mengangkat sebelah tangannya, menyuruh agar Dante berhenti berbicara. Alhasil, pria itu menurut dengan perintah Ivona. Perjalanan terasa semakin lama karena keduanya hanya diam saja.
Sesampainya di rumah pribadi milik Dante, keduanya masih enggan membuka suara. Dante yang tidak tahan dengan diamnya Ivona mencoba berbicara terlebih dahulu dengan wanitanya.
“Oke, aku minta maaf kalau buat kamu marah,”’ kata Dante lembut.
Ivona yang sedang menatap rumah di depannya segera menoleh, bisa dilihatnya kalau Dante bersungguh-sungguh. Sebenarnya Ivona sudah tidak marah lagi, tetapi dia ingin mengerjai Dante saja.
“Aku nggak mau, mending kita putus aja,” balas Ivona dengan kejam.
“Aku akan melakuan apa saja, asal kita tidak putus,” kata Dante memelas, dirinya sudah benar-benar terjerat oleh pesona seorang Ivona.
“Apa saja?” Ivona menaikan sebelah alisnya, kesempatan bagus untuknya.
“Iya,” ucap Dante dengan yakin.
Ivona sontak saja mendekatkan tubuhnya ke arah Dante, dia berbisik di telinga pria itu, “Aku mau apartemen mewah, baru aku maafin kamu,” katanya dengan kerlingan nakal.
Dante tersenyum senang, dia tidak keberatan sama sekali.
“Oke,” jawab Dante tanpa pikir panjang.
Ivona yang mendengarnya pun sontak terkejut, dia tidak menyangka Dante dengan sukarela akan menuruti perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You 21+ [END]
Roman d'amourDipaksa menikah dengan mantan pacarnya, bukan salah satu tujuan di dalam hidup seorang Ivona, dia benar-benar tidak menyukai lelaki yang berstatus sebagai mantannya itu. Pantang baginya mengulang kisah cinta dengan orang yang sama, karena pada akhi...